Murayama lagi bersihin meja cafe bersama Murai Yu sambil nyetel lagunya Jamiroquai - Virtual Insanity. Mumpung cafenya lagi sepi karyawannya bebas mau nyetel lagu apa aja. Ozono lega Murayama udah mulai terbiasa sama pekerjaannya, palingan kendala utamanya cuma gelut sama Taniguchi Airi doang. Murayama sudah 1 bulan bekerja disini tapi masih saja gak bisa akur sama Airi. Keduanya tadi baru selesai gelut gegara rebutan nyetel speaker bluetooth, yang satu pengen Rick Roll, yang satu pengen Jamiroquai. Hal-hal kecil sepele aja sampai dipermasalahin, tapi untungnya mereka berdua cepat melupakan masalah
"Lu cocok bang pacaran sama Airi", ucap Murai
"Gue udah punya cewek", balas Murayama
"Loh udah punya pacar ta? Gue pikir lu jomblo. Padahal mau gue ship sama Taniguchi", ujar Murai
"Ogak ah. Kek ngadepin balita tantrum", tolak Murayama
"Siapa yang lu sebut balita tantrum, menara telkom ?", tuntut Airi berdiri di belakang Murayama
Murayama menunduk menatap Airi, lalu nyentil jidatnya pakai jari, cukup keras sampai bunyi "tek"
"Aaaaaaaa...", teriak Airi emosi sambil usap-usap jidatnya
"Udah bang. Jangan digituin, tambah ngamuk dia", ujar Murai
"Murayama! Gue benci banget ama elu !", Airi balas nendang burungnya Murayama
"Aaaaarrgghh... !", teriak Murayama jongkok kesakitan sambil megang selangkangannya
"Tuh kan, apa gue bilang", tambah Murai
Gak ada sehari tanpa dihabiskan gelut sama Airi. Lagi-lagi Airi ngambek dan gak mau ngobrol sama Murayama. Jam pulang tiba, saat hendak keluar dari cafe hujan turun cukup deras. Murayama membuka payungnya dan melangkah keluar, dilihatnya Airi berdiri njegidek di samping pintu sambil memeluk tasnya. Murayama menatap sekitar, rekan-rekan kerjanya udah pada pulang (kecuali Ozono yang masih sibuk di kantor). Apa gak ada satupun dari mereka yang mau ngasih tebengan ke Airi? Tidak ada seorangpun di luar cafe selain Murayama dan Airi doang. Murayama mendengus kesal, sebenarnya dia ogah nebengin Airi. Tapi karena kasihan akhirnya dia mendekatinya
"Taniguchi, gue anter pulang sini", Murayama menawarinya payung
"Ck", Airi berdecak sok tsundere
"Buruan gih! Keburu lebat hujannya", perintah Murayama
"Ogah. Lu bau keringet", tolak Airi tsundere
"Gak usah gengsi, cil. Lu mau bareng kagak mumpung gue disini ?"
"Gak"
"...", Murayama menyipit menatapnya
Aslinya Airi butuh tumpangan tapi gengsi, Murayama bisa dengan cepat melihat kebohongan yang disembunyikan
"Hujan-hujan gini banyak lintah sama cacing di jalanan. Ada yang nempel satu tuh di sepatu lo", ujar Murayama
"Kyaaaaaaaa...", Airi teriak panik dan langsung berlari mendekati payung Murayama
Murayama ketawa puas, akhirnya mau tidak mau Airi terpaksa menerima tebengan Murayama. Mereka berdua jalan sambil berbagi payung menuju stasiun kereta
"Sempit! Geseran dikit napa? Lu niat payungin gue kagak sih? Badan gue basah sebelah nih !", protes Airi
"Bacot lu. Udah mending gue kasih tumpangan", balas Murayama yang bajunya lebih basah dari Airi
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargaze
RandomCuma aksi saling merebut hati pasangan lain WARNING !!! : Berisi banyak konten aktivitas dewasa 21+ tanpa sensor, mohon dipertimbangkan lagi kalau mau baca. Tidak direkomendasikan untuk reader dibawah umur