There is a Meet, There is a Farewell

102 7 18
                                    





Keesokan harinya Yuzuki menyerahkan surat resignnya ke Seki. Sudah cukup sampai disini, gak ada lagi Matono. Tujuannya sekarang adalah mencari target baru untuk karirnya. Intinya fokus karir aja lah, persetan dengan percintaan. Dia akan pindah kerja. Gak di Tokyo, gak di Fukuoka, tapi di prefektur sebelah. Dia gak ingin berada di Tokyo lagi karena ada Matono, dia juga gak pengen balik ke Fukuoka, karena Fukuoka malah mengingatkannya akan Matono, dan mereka satu kampung halaman. Yuzuki akan mendaftar kerja kantoran di kota Yokohama. Masih satu wilayah Kanto dengan Tokyo, dan jaraknya cuma 40 menit perjalanan naik kereta




"Lu yakin, Nakashima? Padahal sebenernya lu mau gue angkat jadi kepala dapur", tanya Seki

"Maaf, boss. Gue pengen cari pekerjaan tetap", desah Yuzuki sedih

"Yah gue sih cuma mau mengingatkan saja, kerja kantoran buat cewek itu agak sedikit beresiko. Lu harus hati-hati, banyak salaryman misoginis di kantor, ada juga yang mesum. Pokoknya agak rawan kena pelecehan seksual. Lu harus bisa jaga diri"

"Iya, boss. Makasih udah mengingatkan"





Yuzuki keluar dari restoran ramen, Matono berlari mengejarnya



"Yuzu !", panggil Matono di belakang

"Hhhh...", desis Yuzuki jengkel




Jangan sekarang. Dia beneran gak mau melihat Matono untuk saat ini. Gak ingin merasakan sakitnya kembali



"Yuzu, tunggu !", Matono mencapainya

"Apa sih ?!", bentak Yuzuki gak bisa ngontrol nada suaranya, hatinya sudah terlanjur hancur

"Yuzu, lu beneran mau resign ?", tanya Matono khawatir

"Iya. Emang kenapa? Lu mau apa sih ?", tanya Yuzuki sewot

"Kenapa lu mengundurkan diri ?"

"Bukan urusan lu", ucap Yuzuki dingin sambil melengos pergi meninggalkan Matono

"Yuzu, soal yang kemarin... maafin gue...", Matono mengejarnya sepanjang perjalanan

"...", Yuzuki gak jawab, tenggorokannya terasa mengganjal. Dia menahan diri agar tidak menangis, tapi matanya sudah berkaca-kaca

"Yuzu...", Matono mencapainya dan menggenggam tangannya

"Hiks...", air mata gak bisa ditahan

"Kenapa, Tono? Kenapa lu harus bikin gue merasakan sakit ini ?", batin Yuzuki

"Yuzu, plis", Matono memohon, tangannya masih digenggam erat

"Lepasin gue. Tinggalkan gue sendirian", isak Yuzuki

"Gue gak ingin lu pergi", ucap Matono, dia juga merasakan sakit yang sama

"Udahlah! Kita bukan siapa-siapa lagi sekarang, kita gak ada hubungan apapun !", gertak Yuzuki sambil menepis tangan Matono dengan kasar

"Gue gak bisa hidup tanpa lu. Gue suka sama elu", pada akhirnya gak bisa ditahan, Matono akhirnya mengatakan perasaan yang sebenarnya

"Mending lu jaga hubungan lu sama Rika. Gue gak mau jadi penghancur hubungan kalian", desis Yuzuki

"Tapi, gue juga suka sama lu-"

"Gue gak mau jadi pelakor !", teriak Yuzuki

"..."

"Jauhin gue sekarang! Apa gak kasihan sama Rika ?", bentak Yuzuki

"...", Matono terdiam

"Dimana hati dan perasaan lu? Lu mengkhianati pacar lu sendiri, dan lu udah sia-siain dia demi gue! Kalo gue jadi Rika, gue pasti bakalan sakit hati banget. Diselingkuhi itu gak enak, Matono!... sakit. Gue cewek dan gue tau perasaan sesama cewek juga. Gue gak mau kena karma karena perbuatan gue !"

StargazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang