Obat Pembawa Bencana

82 5 13
                                    



WARNING : 21+ !!!
Biar adil, gak cuma Matono Yuzu doang. Tapi ini adalah sesi wleowleo yang terakhir kali






Jam 3 sore Murayama mengunci pintu apartemennya, biasa lah hendak menjemput Reina di kampus pake sepeda ontel. Reina gak malu dijemput pacarnya yang cuma bermodal kendaraan ala-ala gembel (di Jepang jarang pake motor karena pajaknya mahal), padahal dia bisa saja pulang naik bus atau kereta. Tapi sebelum berangkat Murayama ketemuan sama Matono dulu di pinggir jalan, mau transaksi obat-obatan terlarang. Matono sudah nunggu di depan vending machine minuman softdrink





"4 butir kan, Ton ?", tanya Murayama

"Yoi", jawab Matono sambil memberikan sebuah kresek hitam

"Nih duitnya"

"Lu gak ada riwayat hipertensi kan ?", tanya Matono

"Enggak. Emang kenapa ?", tanya Murayama

"Bikin degdegan katanya"

"Ah santuy mah"

"Tahan lama bro, bisa 12 kali semalam. Sangat direkomendasikan oleh ahlinya pokoknya 👍"

"Mantap jiwa, langsung jadi pria Sigma gue njir. Makasih bro"

"Yoi bro"





Lalu Murayama lanjut menjemput Reina di kampus. Beberapa menit menunggu, Nagisa udah keluar dari kelas duluan, tapi Reina belum. Murayama khawatir jangan-jangan ceweknya lagi diganggu sama Fujiyoshi. Takut pacarnya diperkaso lagi, Murayama akhirnya memutuskan mendatangi kelas Reina. Di dalem emang ada Reina lagi beresin buku sama laptopnya, Murayama masuk ke dalam




"Eh ayang", Reina menoleh

"Aku bantuin", Murayama membantu membereskan tugas-tugasnya

"Makasih"

"Aku mau kasih kamu kejutan malam ini"

"Oh ya? Apa kejutannya"

"Rahasia. Enak-enak pokoknya"

"Kamu mau traktir aku makan enak ?"

"Lebih dari makan enak pokoknya"




Mereka keluar kelas, tidak lama kemudian mereka lihat sang dosen Fujiyoshi Kai keluar dari ruang rektorat sambil membawa kertas, mukanya tampak pucat. Jujur Murayama masih menyimpan rasa benci sama dosen brengsek ini. Kai berpapasan dengan mereka, Reina mundur ketakutan dan sembunyi di belakang Murayama




"Odakura", Kai mendekati mereka, Murayama sudah mengepalkan tinju

"Sensei...", bisik Reina takut

"Kayaknya saya besok udah gak disini lagi", ujar Kai

"Kenapa emangnya ?", tanya Murayama kasar

"Saya dipecat dan besok harus pergi ke pengadilan. Gara-gara ada orang gak bertanggung jawab nyebar video fitnah di alun-alun Shibuya"

"Itu mah gue yang nyebar", jawab Murayama

"Apa ?", Kai dan Reina menatapnya

"Gue sama Matono yang ngeplay videonya di layar besar Shibuya"

"Jadi selama ini-... maksudnya apaan hah ?!"



Kai marah dan berjalan mendekati Murayama, belum ada 1 meter Kai udah kena tonjok di bagian muka, Murayama meninjunya tepat di hidungnya. Kai langsung nyungsep ambruk di lantai sambil mengerang kesakitan megangin hidung. Reina gak menolongnya, malah bengong melihat aksi Murayama barusan. Aneh aja gitu, orang letoy klemar-klemer modelan Murayama ternyata bisa berkelahi





StargazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang