Reina pulang dari kampus dan masuk ke apartemennya, didapatinya Murayama lagi rebahan di sofa sambil baca majalah gravure cewek berbikini. Reina nyengir jijik dan mengambil majalah itu dari tangan Murayama
"Loh udah pulang ?", tanya Murayama datar
"Kamu kok lihatin foto cewek telanjang sih ?", protes Reina
"Pengen lihat yang seger-seger", jawab Murayama, Reina agak tersinggung
"Jadi aku gak seger gitu ?", tanya Reina, Murayama mendongak menatapnya
"Seger kok", jawab Murayama singkat
"Eh sayang, kamu dapat undangan makan malam dari keluargaku", Reina duduk di samping Murayama
"He ???", Murayama duduk menegakan diri
Sesuatu yang sebenarnya sudah Murayama tunggu sekian lama, sekaligus sesuatu yang tidak ingin dia dengar. Seneng tapi takut. Seneng karena dia bisa ketemu sama keluarganya Reina, takut karena keluarganya Reina kaya raya, sedangkan dia cuma cowok kere berpenghasilan rendah yang memacari anak orang kaya. Apa yang harus Murayama lakukan sekarang ?
"Waduh", gumam Murayama
"Kemarin Fujiyoshi-sensei juga udah makan malam di rumahku, aku kenalin sama papa", tambah Reina
Mendengar itu, perasaan Murayama langsung insecure minder seketika. Kenapa si brengsek itu juga ikut diundang? Berarti orangtua Reina udah tau soal Fujiyoshi. Mampus kalo gini mah, mereka akan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Fujiyoshi, kalau seandainya Murayama datang makan malam
"Kamu mau kan makan malam di rumah keluargaku ?", tanya Reina memandang Murayama dengan puppy eyes
"Mau", jawab Murayama
"Awww makasih. Tapi berpakaian yang sopan dan rapi ya, sayang. Jangan pakai outfit serba hitam, nanti orangtuaku curiga dikira kamu anak emo lagi depresi"
Esok harinya, Murayama mondar-mandir di dapur cafe sambil mikir keras
"Pinjem punya siapa ya enaknya...", desisnya pelan sambil scroll kontak HP
Malam ini Murayama berencana untuk pinjem mobilnya teman. Soalnya besok mau ketemu sama keluarganya Reina, dia gak mau bikin dirinya terkesan seperti cowok melarat. Pokoknya besok dia harus sebisa mungkin terlihat seperti seorang pria berkharisma dan berwibawa, kalo bisa mah harus terlihat seperti seorang pria yang mapan secara finansial
"Masumoto-aniki... ah enggak ah, mobilnya di modif racing, nanti malah dikira gangster tukang balap. Murai... aduh, mobilnya sedan jadul, gak dulu deh... Ozono-san... ah Zono-san aja! Mercedes bagus tuh", gumam Murayama sibuk sendiri
"Lu kenapa sih kek orang bingung ?", tanya Airi di depan pintu dapur
"Eh, Tani... bantuin gue dong", Murayama menghampirinya
"Apa ?", tanya Airi kepo
"Malam ini orangtuanya pacar gue mau ngundang gue makan malam", jelas Murayama
Airi yang awalnya semangat lihat Murayama, mendengar itu semangatnya langsung anjlok. Reina terus, Reina terus, Reina terus... kek gak ada cewek lain di dunia ini selain Reina. Emang Airi cemburu, tapi dia bisa apa. Dia bukanlah siapa-siapanya Murayama
"Terus ?", cibir Airi dingin
"Gue harus pakai outfit apa ?"
"Gak usah pake apa-apa, pake sempak doang cocok buat lu", jawab Airi judes
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargaze
RandomCuma aksi saling merebut hati pasangan lain WARNING !!! : Berisi banyak konten aktivitas dewasa 21+ tanpa sensor, mohon dipertimbangkan lagi kalau mau baca. Tidak direkomendasikan untuk reader dibawah umur