Curhatan Hati Yang Tersakiti

145 8 18
                                    





Untuk sementara ini Airi membiarkan Murayama tinggal di apartemen dalam waktu yang belum ditentukan, gak tau sampai kapan, belum lagi sekarang Murayama lagi masuk angin gara-gara banyak pikiran. Airi dengan tulus merawatnya tanpa rasa pamrih, lagian dia sendiri emang udah lama menyimpan rasa suka sama pemuda tinggi ini. Bahkan kalau Murayama mau tinggal berdua disini sama Airi, Airi pun akan dengan senang hati menerimanya. Siapa juga yang gak mau deket sama gebetan yang selama ini lu suka? Airi sekarang lagi pijitin Murayama yang terbaring lemah di kasur futon. Segelas bir dingin tergeletak di atas meja kecil, Murayama meletakan sebongkah besar es batu di atas gelasnya. Siapa tau bisa ngademin pikirannya yang lagi panas


 Siapa tau bisa ngademin pikirannya yang lagi panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Udah dibilang suruh minum obatnya, malah minum bir. Gimana lu gak tambah sakit kalo gini ?", omel Airi seraya mijitin pundaknya Murayama

"Gue lagi stres, Tani", gerutu Murayama seraya menenggak gelasnya sampai habis

"Masalahnya apa lu sampai bisa gelut sama Odakura ?", tanya Airi

"Dia khianatin gue, selingkuhin gue dari belakang. Gue lihat dia ciuman sama dosennya sendiri, si Fujiyoshi", jawab Murayama

"Kok bisa ?"

"Gak tau lah"

"Terus hubungan lu sama Odakura mau gimana kelanjutannya ?"

"Bodo amat dah. Gue lagi gak mau mikirin apapun soal itu cewek"

"Oh ya udah"






Airi merasa kasihan sama Murayama. Ini orang kalo dilihat-lihat nasibnya ngenes dan selalu kena apes terus. Udah kurus, gak terawat, berantakan, bego, udah gitu dikhianati pacarnya pula, sialnya lagi pacarnya selingkuh sama seorang dosen. Dosen cuk! Ya jelas sebagai cewek pasti mending pacaran sama dosen tajir daripada sama gembel



"Murayama, kenapa sih hidup lu terlihat suram banget ?", tanya Airi

"Sesuram itu kah gue di mata lu ?", tanya Murayama

"Yah gimana ya. Lu orangnya jarang senyum sih, kek orang lagi depresi"





Sekarang Murayama meletakan kepalanya di atas pangkuan Airi, membuat jantung Airi berdebar kencang. Waaah senangnya hatinya 😍... Airi refleks tanpa sadar mengelus rambut Murayama sambil menatap pemuda itu lekat-lekat. Dia merasa beruntung





"Gue tau orang-orang sering kepo kenapa gue jarang tersenyum. Ada cerita di balik itu semua", curhat Murayama

"Oh ya ?"




Gak biasanya Murayama curhat, orang ini selalu tertutup soal kehidupan pribadinya. Dan ini untuk pertama kalinya Murayama mencurahkan isi hatinya, gak kepada orang lain, melainkan kepada Airi seorang




StargazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang