Reconcile

102 4 6
                                    







Jam setengah 6 pagi Ozono memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju cafenya, hendak membuka gemboknya. Tapi langkahnya terhenti karena dikejutkan oleh pemandangan Murayama yang lagi tidur sambil ngorok di sebuah bangku kayu panjang depan cafe. Mukanya ditutupi kertas brosur, anehnya ini orang tidur dalam balutan seragam kerja yang lengkap




"Murayama ?", tanya Ozono seraya menusuk pelan perut Murayama pake bolpen

"Ngh...", Murayama ngelap ilernya dan membuka mata

"Lu ngapain tidur disini ?", tanya Ozono

"Ah dah masuk jam kerja ya ?", gumam Murayama serak

"Nih orang ngelindur apa gimana dah ?", batin Ozono dalam hati

"Lu diusir Odakura ?", tanya Ozono

"Enggak, bang. Gue cuma pengen berangkat lebih pagi", jawab Murayama seraya duduk

"Masih kepagian ini. Cafenya buka jam setengah 8. Lu berangkat jam berapa dari rumah ?"

"Setengah 2", jawab Murayama

"Setengah 2 ???", tanya Ozono bingung

"Dini hari"

"Hah ???"





Gak habis thinking. Tapi toh juga Murayama memutuskan untuk bantuin Ozono prepare semuanya sampai jam masuk, walaupun masih terlalu kepagian. Jam 7 semua karyawan udah lengkap. Mereka kerja seperti biasa. Murayama yang kurang tidur akhirnya menguap berkali-kali, Murai Yu memberinya secangkir kopi gratis biar gak ngantuk. Murayama yang belum makan seharian kemarin, langsung dikasih kopi hitam panas. Minum kopi tanpa sarapan malah bikin perutnya tambah perih





"Beli kroisan, bang", Murayama mengulurkan uang lecek dari saku celananya ke Inoue

"Croissant dibacanya kwasong bukan kroisan", koreksi Inoue sambil memberinya roti bulan sabit

"Hm", jawab Murayama singkat. Peduli amat dah




Murayama jongkok di samping kulkas sambil sarapan dengan cepat




"Belum mandi kan lu ?", tanya Airi yang menaruh nampan di tempat cuci piring

"Terus ?", tanya Murayama suram, malas dibully terus sama ini bocah

"Gue denger tadi lu tidur semalaman didepan cafe. Pasti berangkat kerja gak mandi dulu"

"Emang", jawab Murayama malas

"Iiiiih jorok"

"Jorok-jorok gini gue punya pacar", balas Murayama

"Kasihan sih yang jadi pacar lu, harus nahan bau keringet lu yang kek botol Gramoxone (merk obat racun rumput)", cibir Airi

"Yang ada pacar gue malah tambah nagih pengen kelonin gue terus", balas Murayama tambah nantang

"Hoeekkk", ejek Airi

"Wangi gini lu kata bau pestisida ?", Murayama berdiri dan ngedekap Airi ke keteknya

"Kyaaaaaaaa", teriak Airi meronta-ronta





Murai Yu yang lagi masuk dapur langsung frozen menatap pemandangan tersebut, matanya yang sudah bulat jadi tambah bulat seperti ondol-ondol minuman boba




"Hooeeekkk... hoooeekkk...", Airi lari ke kamar mandi

"Ah...", Murayama tersadar akan aksinya barusan






StargazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang