Mencium Bintang di Langit

128 5 12
                                    








Malamnya Reina masuk ke kamar, disana Murayama sedang berbaring di kasur dengan posisi memunggunginya. Entah gara-gara acara yakiniku tadi sore Murayama jadi ngambek dan pundung, acaranya belum selesai Murayama udah ngelengos pergi aja. Reina yakin pasti gara-gara dia tadi ngajak dosennya makan bareng, apalagi ditambah dengan Yuzuki sama Itoha yang manas-manasin situasi. Murayama gak mau ngomong sama dirinya, tapi Reina sadar diri kalau dirinya juga salah. Walaupun Reina sendiri gak tau kalo reaksi Murayama bakal cemburu. Tapi Reina lega kalau Murayama masih punya rasa cemburu, itu artinya Murayama benar-benar mencintainya





"Miu...", ucap Reina

"...", Murayama gak jawab, entah tidur atau emang sengaja pura-pura gak denger

"Sayang", panggil Reina lagi

"..."

"Sayang, maafin aku", Reina ikut berbaring di kasur




Reina mengguncang pelan bahu Murayama, gak ada reaksi. Lalu dia melingkarkan lengannya di pinggang Murayama, memeluknya dari belakang




"Yang ?", bisik Reina

"...", Murayama masih gak jawab, beneran tidur kali ya ?

"Miu sayang ?", bisik Reina di kuping Murayama

"Hhh...", Murayama mendengus pelan, sepertinya gak beneran tidur

"Sayang, kamu tidur kah ?", tanya Reina

"...", Murayama bergerak dikit, wah bohong nih, dia gak beneran tidur

"Yang, denger aku gak sih ?", tanya Reina

"...", Murayama gak jawab

"Miu sayangku, jawab dong", Reina menurunkan tangannya sampai di pinggul Murayama, dan mulai menyentil-nyentil burungnya Murayama

"Apa sih", desis Murayama sambil menyingkirkan tangannya Reina dari selangkangannya

"Sayang, kamu masih marah kah sama aku ?", tanya Reina

"Ngh...", lenguh Murayama malas jawab

"Maafin aku. Tadi itu cuma dosenku kok, kebetulan Fujiyoshi-sensei emang nganterin aku pulang tadi", jelas Reina

"Terus kenapa dia tadi kelihatan mesra banget sama kamu ?", tanya Murayama pelan

"Mesra darimananya sih, yang? Kamu jangan su'uzon"

"Cara dia memandang kamu beda banget"

"Maksudnya? Perasaan gak ada bedanya deh"

"Beda lah, Odakura. Aku tuh cowok, aku tau persis kayak gimana cara sesamaku kalo lagi memandang lawan jenis. Kalo pandangannya intens berarti ada rasa suka-"

"Iiiih kamu sok tau deh"

"Kok sok tau? Orang aku sendiri juga pernah ngalamin kok. Pandangan yang aku kasih ke kamu waktu pertama kali bertemu, itu sama persis kayak cara Fujiyoshi memandangmu", balas Murayama




Mendengar itu, mukanya Reina langsung berubah merona merah. Teringat waktu awal-awal Murayama menyatakan cintanya satu tahun yang lalu






Flashback...

Setelah 1 bulan saling nge-chat LINE bareng, akhirnya mas-mas kasir konbini itu ngajak Odakura Reina untuk pergi jalan-jalan bersama. Sore hari yang cerah di kota metropolitan Tokyo, Murayama mengajak Reina untuk duduk bareng menikmati sunset di atas bukit bantaran kali Arakawa. Mereka ngobrol bareng, sesekali bercanda, sambil lihatin anak-anak kecil berlarian bermain bola di bawah sana. Air di sungai kelihatan berkilauan terkena cahaya matahari sore



StargazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang