𝟻𝟾: 𝚠𝚎 𝚎𝚗𝚍 𝚝𝚑𝚒𝚜 𝚑𝚎𝚛𝚎

47 4 81
                                    

Yozora, yang sejujurnya tidak tau dimana lantai dia berada, mendapatkan masalah. Dia terpojok. Benar-benar terpojok.

Houtaro memahami bahwa Yozora sangat amat sulit untuk melampauinya. Yang posisi dimana Yozora masih dalam masa pemulihan setelah dia menjatuhkan wanita itu dari lantai 6 sebuah gedung tua ketika dia sedang melakukan balas dendam.

Dia berharap Yozora mati. Tapi seperti nya Tuhan tidak mengizinkan itu terjadi karena kenyataan wanita itu masih ada di depan nya. Sekarang. Melawan nya, bahkan masih sangup berdiri dengan banyak luka yang muncul di tubuh nya karena pertarungan mereka.

Kebencian yang mengakar sejak masih kecil membuat mereka berselisih. Darah di tangan, denyut nadi yang tidak stabil. Tubuh mereka sampai pada kapasitas maksimal.

Tubuh Yozora sudah mencapai batas paling maksimal dari seluruh tubuh nya. Rasa remuk di tulang belakang nya semakin terasa, jika dia kembali memaksakan diri, dia benar-benar memiliki kemungkinan untuk lumpuh total.

Houtaro juga sudah sampai pada batas dirinya, telinganya teriris dan lengannya mengalirkan darah yang lebih banyak.

Mereka berdua akan hancur jika terus memaksakan diri mereka. Tapi pada kenyataannya, mereka tenggelam dalam kegelapan balas dendam yang tiada akhir. Mereka menghancurkan diri mereka sendiri sejak awal.

Darah di lantai, menggenang bagaikan lautan merah. Darah segar berwarna merah cerah yang memantulkan cahaya dari jendela.

"Ayo, let's end this." kata Yozora

Gadis itu bersiap untuk mati kali ini, katana di tangan Houtaro tidak sebanding dengan pisau yang ia miliki.

Lagipula, dia tidak punya sesuatu untuk menopang dirinya sekarang.

Jika dia mati, ini akan selesai. Tidak akan ada darah yang tumpah, tidak akan ada orang lain yang harus kehilangan nyawanya lagi. Dendam akan terbalaskan dan mereka akan pergi. Dia tidak mau membuat semua orang tambah repot dengan semua ini.

Dia tidak mau membahayakan Cobra dan yang lainnya, mereka sudah cukup menderita dengan Kuryu di masa lalu.

Dia menutup mata, bersiap untuk mendapatkan kematiannya.

TRANG

Yozora merasakan ada seseorang di depan nya, dia membuka matanya perlahan. Kohaku, di depannya dengan katana yang ia milik. Katana yang saat ini seharusnya tidak ada bersama nya. Kenapa Kohaku bisa memilikinya? Itu adalah pertanyaan yang terbesit di pikiran Yozora.

"Kohaku-san..." suara lirih Yozora memanggil nama pria itu.

Kohaku mendorong katana milik Houtaro hingga pria itu mundur, melemparkannya ke sisi lain.

"Bajingan" kata Houtaro, kesabaran nya habis karena hal ini. Selalu saja ada yang menggagalkan rencananya untuk membunuh Yozora.

Seseorang menendang Houtaro, itu adalah Tsukumo, memberikan waktu untuk Kohaku berbicara dengan Yozora.

"Tsukumo san! Awas!" teriak Yozora tapi pria itu tidak mau mendengarkan anak perempuan semata wayang nya itu.

Dia malah maju untuk melawan, tidak peduli bahwa dia tanpa senjata sedangkan Houtaro menggunakan katana yang jelas sangat tajam.

Pria ini memang suka cari mati. Anggap saja, Yozora belajar darinya untuk suka mencari kekacauan dan terlibat dengan kekacauan.

"Dia bisa melakukan nya sendiri" kata Kohaku.

Pria itu berjongkok untuk menyamakan dirinya dengan Yozora yang terluka di tanah. Tangannya terangkat untuk menghapus air mata yang tidak disadari oleh Yozora. Tangan pria itu kembali mengelus rambutnya yang berantakan.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐄𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang