28. Titik Terang

245 43 6
                                    

Hari ini hari Jum'at sore, Luffy baru selesai pulang dari kegiatan sekolahnya. Kemarin-kemarin muka Luffy asem banget, nggak ada senyuman, murung terus. Tapi sore hari itu beda, dia sekarang udah senyum lebar kaya sebelum-sebelumnya, seolah hari-hari kemarin tuh nggak pernah ada.

"Mikum mang," teriaknya kenceng.

Penghuni kosan langsung kaget pas denger suara Luffy, kebetulan sore itu juga kosan lagi rame. Banyak yang kumpul di ruang tamu buat sekedar ngobrol-ngobrol tentang tugas kuliah, juga tentang gebetan masing-masing.

"Py, lu udah enakan sekarang?" Ini Kid yang nanya. Dia agak bingung sama bocil yang paling muda di kosan itu, soalnya bisa mendadak berubah kaya dulu lagi.

Kaya biasa, Luffy dengan tampang beloonnya natap Kid bingung. "Emangnya gue kenapa Bang? Gue nggak sakit."

Abis bilang itu Luffy lanjut teriak yang bikin beberapa diantara mereka makin shock dengernya, "Sanji. Woe, lu nggak ada niatan masak. Gue laper niehh."

Sanji yang kebetulan ada di situ cuma bengong pas namanya disebut sama Luffy yang sebelum-sebelumnya diemin dia beberapa hari. Lama Sanji bengong, sampe akhirnya Law nepuk pundak Sanji, "Tuh Luffy nanya, lo nggak masak?"

Akhirnya Sanji bangun dari duduknya, terus dia jalan ke dapur. Perasaannya campur aduk, tapi lebih dominan ke bingung. Dari jauh dia bisa liat Luffy ketawa-ketawa, keliatan happy terus. Dia juga bisa liat Law nyamperin Luffy, sambil nanya, "Udah nggak papa?"

"Apasih orang pada nanya gue begitu, kaya gue sakit aja." Abis bilang itu Luffy langsung gabung duduk sama abang-abangnya.

Sifat Luffy emang serandom itu, dia gampang temenan sekaligus berbaur sama orang-orang. Meskipun tolol, goblok, idiot, tapi nggak bisa dipungkiri kalo Luffy sebenernya orang ramah yang baik. Makanya sifat Luffy kemarin yang berubah drastis, bikin anak-anak penuh tanda tanya.

"Wih Kak, masak apa nieh?" Yonji, si bontot keluarga Vinsmoke coba deketin Sanji yang sekarang lagi berkutat sama masakannya. Sanji natap sinis ke Yonji, pasti bentar lagi ada maunya.

"Kak, bikinin terong balado dong. Terong gueh udah menciut sebab jarang makan terong. Nanti tidak jantan lagi," tuhkan. Udahlah nyuruh, terus bahasanya jijik kalo buat Sanji.

"Masak sendiri tolol, punya tangan dipake. Jangan dipake buat ngocok doang," jawab Sanji sarkas.

Bukannya marah, Yonji malah senyum. Lebih tepatnya senyum mesum, "Ko tau Kak kalo tangan gue dipake buat ngocok? Sering ngintip yak?"

"Najis, blog!"

Di saat yang lain mulai rame karena masuk ke kegiatan masing-masing, Sabo yang daritadi merhatiin anak-anak kosan langsung nyamperin Luffy. Luffy sekarang lagi ketawa bareng Ace, Niji, dll.

"Eh ayang, sini duduk." Niji ngasih titah ke Sabo buat duduk di sampingnya. Tapi Sabo nggak ngegubris omongan Niji, "Ffy, ikut gue dong bentaran."

"Wih apanih? Mau disidang kah?" Bartholomeo nyeletuk, terus langsung dicubit kecil sama Cavendish. Tau kan cubit kecil gimana? Iya, kecil-kecil juga mematikan.

"Lo bacot goblok," Cavendish ngomelin pacarnya yang menurut dia nggak bisa baca situasi sama sekali.

"Mau ke mana Kak?" Luffy nanya pake nada polosnya. "Ikut gue bentar aja, ya?"
Luffy nurut. Ace yang ngeliat mereka berdua pergi sebenernya mau ikut, cuma tadi dia sempet diomelin sama Sabo, katanya khusus Luffy doang, yang lain apalagi Ace nggak diajak.

"Kenapa kak? Kok ke kamer gue jadinya?" Luffy ngerasa bingung, apalagi sekarang Sabo cuma diem aja sambil ngeliatin dia pake tatapan serius.

"Ffy, lo mau cerita nggak? Apa yang sebenernya terjadi sama lo kemarin-kemarin? Kenapa lo bisa begitu?"

Luffy masang muka bingung, terus dia mikir. Emangnya dia ngapain ya kemarin?

"Kemarin-kemarin nggak ada apa-apa Kak, gue sekolah, main ps terus udah ke kosan lagi," jelas Luffy yang ternyata bener, ya emang keseharian Luffy mah gitu-gitu aja. Mau gimana lagi.

"Bukan, bukan itu Ffy. Maksud gue, kenapa lo bisa sebegitunya sama Sanji? Inget kan pas lo marah sama Sanji? Apa ada alesan kenapa lo bisa marah sama Sanji? Nggak mungkin 'kan cuma gara-gara Law?"

Luffy sekali lagi mikir. Maklum, Luffy selalu lupa sama suatu hal. Buat ngingetnya butuh waktu lama.

"Oh itu.."

"Sekarang lo inget Ffy? Semuanya lo inget?"

Luffy geleng-geleng kepala, mukanya nunjukin raut jujur sambil ketawa cengengesan.

Sabo ngehela nafas panjang, terus akhirnya Sabo nyeritain satu persatu kejadian kemarin yang di mana awalnya Luffy nembak Law, tapi Law nolak. Luffy marah ke Sanji karena yakin penyebab Law nolak dia sebab Law yang sekarang udah suka ke Sanji.

Sabo nyeritain se-detail mungkin, berusaha bikin Luffy inget lagi.

"Oh iya, gue inget."

Damn It! - ONE PIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang