Wahai pembaca yang tersayang🪄 vote dan komentar kalian saya tunggu hohoho😈.
🌟
.
.
.Waktu berlalu dengan cepat, mengiringi hubungan Estelle dan Elior yang semakin romantis juga manis di tiap harinya. Merekapun selalu menjadi buah bibir seluruh murid SMA Ganesha karena keserasiannya. Para Fans Elior yang awalnya membenci Estelle kini juga mulai menerima baik gadis itu.
Hingga tak terasa hari yang dinanti-nantikan oleh Estelle dan Elior tiba. Hari di mana keduanya mengikuti kompetisi. Estelle dengan kompetisi bandnya dan Elior dengan kompetisi basket.
Sedari kemarin, Estelle menginap di rumah Gilang bersama rekan satu band lainnya. Sejak awal band tersebut terbentuk, setiap ada perlombaan kelimanya memang selalu berkumpul dan tidur di rumah pria itu sehari sebelum acara untuk memastikan keamanan dan memudahkan baik koordinasi maupun latihan. Di sana juga terdapat studio dengan alat musik yang lengkap. Jadi mereka bisa berlatih dengan mudah.
Sejak kemarin pula Elior terus meneror Gilang maupun Galang dengan spam chat agar saudara kembar itu menjaga Estelle dengan baik, sampai Galang muak dibuatnya dan memblokir nomor Elior. Gilang sendiri sudah pasrah menghadapi tingkah sahabat gilanya itu.
Dan pagi ini, ya entah apa masih layak di sebut pagi atau tidam karena jam sudah menunjukkan pukul 11. Namun para penghuni rumah tersebut baru memulai aktivitas 30 menit lalu. Rumah tersebut kembali gempar akibat suara Steffan yang menggelegar.
“Woi Altair buruan mandinya! El habisin makanannya! Ngapain diaduk-aduk doang? Woi bocil lu pada dengerin gue nggak sih?!”
Gilang, Brian dan Galang yang sedang bermain game oline di ruang tamu melirik sekilas pada satu sama lain sebelum terkekeh.
“Epan udah persis mendiang mak gue!” celetuk Brian.
“Berasa punya anak dia ngurusin Al sama El,” kekeh Galang.
Gilang mendengus mendengarnya, “Iya. Yang satu jinak satunya buas!”
“Siapa yang jinak sama buas?”
Ketiganya menoleh pada Steffan yang baru memasuki ruang tamu. Apron hitam masih melekat di tubuhnya dan sebuah spatula di genggamannya.
Brian dan Galang berdecak kagum pada temannya itu.“Pan, gue yatim piatu nih. Lo nggak ada niatan gitu ngadopsi gue?” ujar Brian tanpa menjawa pertanyaan Steffan.
“Ada. Minggu depan ya.”
“Kenapa mesti minggu depan? Kelamaan.”
"Gue cari pesugihan dulu. Entar gue adopsi lo buat jadi tumbalnya, biar ada guna ngadopsi lo."
Si kembar spontan menyemburkan tawa mereka. Berbeda dengan Brian yang sudah mendelik kesal.
“Mulut lo minta dicabein!”
Steffan hanya menggendikkan bahu. Ia melirik jam di belakang Galang dan berdecak kesal.
“Itu dua curut bikin darah tinggi anjir! Mandi sama makan doang lama banget!” gerutunya.
“Lo pada tau? Setiap mau lomba gini, gue selalu ngerasa jadi baby sisternya Al sama El. Edan emang!” timpal Gilang.
Yang lain mengangguk setuju termasuk Galang. Bagaimana tidak? Pasalnya setiap mereka berkumpul untuk menginap di rumah si kembar sebelum lomba, Altair dan Estelle benar-benar berubah menjadi piyik saat malam hari.
Altair yang selalu menempeli Brian kemanapun dan memaksa tidur bersama pria itu. Sebenarnya Brian tak masalah, tapi yang membuat pria itu frustasi karena tidur Altair yang seperti orang kesurupan leak! Jangan lupakan rancauan menyebalkan yang menambah vibes kesurupan semakin nyata. Ia akan menyiram Altair dengan air dari dukun lain kali!
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
Teen Fiction⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...