✨️Perusuh!

54 26 0
                                    

Seperti biasa, vote dan komentarnya jangan lupa wahai pembaca yang budiman hehehe😘

🌟
.
.
.

Loly kembali mengetuk dengan tenang hingga akhirnya bukan kacanya yang diturunkan melainkan pintu tersebut dibuka. Loly segera mendorong Estelle semakin menjauh dengan pistol yang sudah siap di balik cardigannya.

"KAK ANCEL?!" pekik Estelle kala ternyata sosok kakak kelasnya itulah yang muncul dengan wajah bangun tidur dan kesadaran yang masih belum genap.

Loly mendesis sangat sangat kesal. Mengapa makhluk bermerk Ancel ini begitu menyebalkan? Rasa-rasanya Loly benar-benar ingin membunuh Ancel saat ini, sungguh!

"Ngapain lo pada di sini?" Suara serak Ancel terdengar malas. Di langsung melirik Loly tajam.

"Lo lagi buset! Ganggu orang tidur aja!" kesalnya pada Loly. Dan apa itu? Kenapa adik kelasnya ini bersikap aneh? Bukankah biasanya dia persis bocah ingusan? Kenapa sekarang auranya horor ditambah gerak-geriknya aneh?

"Kak Ancel yang ngapain di sini? Kak Leo mana?" Estelle akhirnya mendekat pada Loly dan merangkul gadis itu. Ia tau Loly saat ini pasti kesal bukan main.

"Ah, gue berhenti bentar buat tidur. Daripada nyetir sambil ngantuk," jelasnya. "Si Elior di apartement. Gue minjem mobilnya tadi".

Estelle mangut-mangut. "Esktrim juga ya milih rest areanya".

"Asal lo tau, tidur di tempat kayak gini itu enak! Sunyi, sepi, gelap."

"Yaudah bikin tenda aja di sini kalau gitu! Atau ayo Loly iket di pohon sekalian! Siapa tau entar digorok preman!"

"Yeu bocah! Sadis amat mulut lo," balas Ancel. "Sekarang kalian mau kemana?"

"Balik," jawab keduanya kompak.

"Lo bareng gue aja El, gue mau ke tempat Elior balikin mobil sama ngambil motor sama tas gue juga."

"Nggak!" Bukan Estelle yang menjawab, melainkan Loly. Gadis itu kembali memeluk Estelle dengan kuat seperti di parkiran tadi siang.

"Sensi amat sih lo kalau sama gue!"

"Manusia macem Kak Ancel nggak perlu dibaikin! Lagian entar El bisa kenapa-napa kalau balik sama siluman buaya macem Kak Ancel!"

Ancel melotot tak terima. "Mulut lo gue lakban juga ya minion! Lo kira gue penjahat?!"

"Dih ikan mujaer nggak sadar diri! Kan emang jahat! Itu juga matanya ngapain lo melotot gitu ha?!"

"Lo badan segede kuaci aja belagu! Mata lo juga melotot maemunah!"

Perdebatan terus berlanjut dan tanpa mereka sadari, Estelle sudah pergi diam-diam saat Loly melepaskan pekukannya untuk menuding-nuding Ancel.

Estelle masuk ke dalam mobil Loly tanpa kedua insan berbeda gender itu sadari. Dalam hati Estelle berdoa agar keduanya berjodoh. Sepertinya akan seru jika melihat kedua anak manusia itu adu bacot tiap hari.

"Pak jalan aja. Si permen nanti balik sama calon jodohnya. Biarin mereka PDKT dulu jangan diganggu. Bakal lama itu."

Pak Bagas yang mendengar itu terkekeh ringan dan mengangguk. Lagipula ini bukan pertama kali sahabat nonanya meninggalkan nonanya itu di tengah jalan.

Suara mobil terdengar dan mobil melaju meninggalkan dua manusia yang masih saling menghina itu. Hal tersebut ternyata belum mampu menghentikan cekcok mereka. Hingga beberapa menit lamanya, barulah Ancel menyadari ada yang aneh.

Ancel memandang sekitar. Otaknya menangkap ada 2 hal yang hilang. Pertama Estelle dan kedua mobil putih yang tadi berhenti tak jauh di depan sana. Ia memiringkan kepala dan akhirnya melemparkan smirknya pada Loly.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang