🌟
.
.
.“Karena gue ganteng, pinter, kaya, boy friendable. Apalagi emang?” jawab Faro cepat.
Helaan napas lelah dihembuskan Estelle. Ia sudah menyimpulkan satu hal sekarang. Semua anak OSIS SMA Ganesha itu gila dan kelewat narsis!
“Lo bisa anggep gue jahat sih kak setelah dengar ini. Sebenernya sejak ngerasa Kak Mario punya niat jelek waktu MPLS, gue langsung mikir buat cari tameng. Dan tentu harus orang yang ada di atas Mario. Gue yang saat itu juga udah nyadar kalau lo suka sama gue akhirnya mutusin buat milih lo sebagai tameng gue. Makanya gue selalu ngerespon semua hal yang Kak Faro lakuin ke gue dan bersikap seolah gue ngasih lampu hijau buat Kak Faro.” Estelle menghirup oksigen sejenak.
“Tapi lama-lama gue jadi terbiasa sama Kak Faro, um baper mungkin. Gue masih punya hati kali. Diperlakuin sebaik itu tiap hari siapa yang enggak baper. Tapi mengingat lo udah kelas 12, gue perlahan-lahan nyoba buat ngebunuh perasaan itu. Dan di waktu yang sama, Ancel sama Elior datang. Gue saat itu berniat nyari pelampiasan ke dua manusia itu. Sialnya Kak Faro malah nyaris merkosa gue dan bikin gue sempat benci sama kakak. Di saat itu, Elior nyelamatin gue dan gue jadiin dia tameng pengganti. Lagi-lagi gue kemakan permainan gue sendiri dan jatuh cinta sama Elior. Makanya gue nggak cerita soal keanehan Kak Mario ke siapa aja, karena cara main gue buat bales dia nantinya terbilang jahat.”
Faro membeku mendengar jawaban Estelle. Ada setitik rasa kecewa namun ada perasaan bahagia mendengar gadis itu pernah menaruh rasa yang sama padanya. Dan sekarang ia sadar, ia sendiri lah yang dengan bodohnya membuat perasaan yang sudah Estelle miliki untuknya hancur.
Faro merasa keterlibatan Estelle dan Elior juga terdapat campur tangannya. Hal itu membuat hati Faro memberat.
Namun ia juga cukup terkejut dengan cara berpikir Estelle. Gadis ini benar-benar di luar dugaan. Wajah polos dan sikap masa bodohnya dengan sekitar ternyata hanya topeng. Bocah ini jauh dari kata polos ternyata.
Faro menatap lamat Estelle. Mencoba menyelami manik coklat caramel yang terasa begitu dalam.
“Kak Faro pasti kecewa kan? Gue minta maaf. Ini diri gue yang sebenarnya dan kakak orang ketiga yang melihat sisi asli gue. Makasih buat semua hal yang udah Kak Faro kasih dan lakuin ke gue. Kak Faro berhak marah. Gue nggak bisa ngobatin kecewanya Kak Faro terhadap gue karena gue nggak tau caranya. Gue Cuma bisa bilang maaf dan terimakasih. Gue permisi dulu Kak,” pungkas Estelle dan beranjak dari sana meninggalkan Faro yang masih mematung.
Baru beberapa langkah, tangan Estelle dicekal oleh Faro dan membuat gadis itu berbalik kembali menatap manik hitam Faro.
“Gue sebenernya sakit hati ternyata lo cuma manfaatin gue, El,” ujar Faro.
“Tapi gue seneng ternyata perasaan gue pernah terbalaskan walau gue nggak tau itu,” lanjutnya.
Estelle hanya diam. Ia tak tau harus merespon bagaimana. Apalagi raut Faro susah ditebak.
Faro tersenyum manis melihat keterdiaman Estelle. Ia mengelus surai panjang gadis itu dengan penuh rasa sayang.
“Lo bilang nggak tau cara ngobatin rasa kecewa gue kan? Gue kasih tau caranya. Cukup dengan lo jadi diri lo sendiri di depan gue mulai sekarang. Apa lo bisa Estelle?”
Estelle mengerjap perlahan lalu mendengus geli. Ia mengangguk yakin.
“Gue udah nggak punya rencana licik lagi yang berhubungan sama Kak Faro untungnya,” ceplos Estelle yang membuat Faro terkekeh.
“Sekarang biar gue tebak, lo ngedeketin Angel juga ada maksud kan?”
Estelle mengangguk lagi. Tepat sasaran sekali Faro ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
أدب المراهقين⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...