✨️Kekosongan

33 21 0
                                    

🌟
.
.
.

Estelle dan Leon menoleh saat pintu dibuka dengan kasar. Leon nampak jengah melihat si pelaku. Namun Estelle justru menampilkan raut lega yang teramat sangat.

“Gue kira Kak Bianca,” gumam Estelle yang hanya dapat di dengar Leon di sampingnya.

Si pelaku pendobrakan berdiri di depan brangkar Estelle dengan raut murka.

“Lo ya! Ngapain ikut-ikutan bonyok kayak gue sih?! Besok kita ada olimpiade, Estelle!” seloroh Faro sambil berkacak pinggang.

“Gue masih kuat ikut kok. Jadi besok kita jadi duo bonyok di sana hehehehe.”

Faro semakin mendelik kesal mendengar jawaban itu. Matanya lalu beralih pada Leon yang menatapnya malas.

“Ngapain masih di sini? Minggat sana!” tukasnya.

“Lo aja.” Setelahnya Leon duduk anteng di kursi samping brangkar tanpa mempedulikan Faro. Ia sibuk berkutat dengan ponselnya.

“Kok kalian kenal?”

Mendengar pertanyaan Estelle, Faro mengernyit binggung.

“Lah dia kan adik kelas gue di OSIS.”

Estelle membulatkan mulutnya. Ia memang tak mengenal Leon terlalu dalam. Hanya sebatas nama dan kelas saja yang ia tau. Toh dia juga tak mau tau.

“El, udah gue bilang kan si Elior itu lebih bangsat dari Ancel. Lo masih mau bertahan sama dia? Jangan jadi goblok, Estelle,” ujar Faro kemudian dengan raut serius.

“Masih. Kak Leo baik kok biasanya kalau sama gue.”

Faro mendesis kesal. Ia tau isi kepala Estelle absurd tapi baru tau kalau di dalam ke absurdan itu terdapat beberapa persen ketololan.

“Dengerin gue baik-baik,” ucapnya. “Kalau cowok yang lo pilih itu nggak brengsek, gue nggak akan ngerecokin hubungan kalian meskipun gue suka sama lo. Tapi lo malah jadian sama orang yang dari awal udah gue bilang dia dan satu rombongannya itu brengsek semua. Gue khawatir sama lo, Estelle! Lihat sekarang kondisi lo kayak gini! Suka diperlakuin gini hah? Lo tau? Begitu gue denger lo masuk rumah sakit gara-gara Elior, gue panik banget, Estelle! Pikirin orang-orang yang sayang sama lo! Sahabat lo pada nangis ngelihat keadaan lo tadi!”

Faro awalnya memang tidak tau menahu mengenai pertengkaran Estelle dan Elior. Ia hanya sedikit curiga pasalnya gadis itu hanya membuang sampah di depan tapi begitu lama. Akhirnya ia memutuskan keluar untuk menyusul. Namun baru beberapa langkah keluar dari pintu, ia mendengar keributan dari lantai atas. Perasaannya menjadi was-was dan memilih mencari tau.

Bersamaan dengan Faro yang akan menaiki tangga, Galen menghampirinya dari koridor. Akhirnya ia dan rekannya itu naik ke lantai dua.

Hal pertama yang mereka tangkap saat sampai di belokan tangga adalah Estelle yang jatuh pingsan dengan darah di punggung gadis itu dan Elior di depan Estelle dengan wajah merah padam.

Faro langsung maju dan mendorong Elior dengan kuat hingga orangnya tersungkur. Ia ingin menghajar pria itu namun ditahan Galen. Temannya memintanya fokus pada Estelle saja. Akhirnya ia membopong gadis itu dan pergi diikuti Galen.

Saat melintasi lapangan, mereka bertemu dengan Loly dan Flower yang terkejut mendapati kondisi sahabatnya. Berakhirlah keempatnya menaiki mobil Galen menuju rumah sakit terdekat.

Mengenai Leon yang menghajar Elior, pria itu baru turun dari lantai tiga saat keadaan memang sudah kondusif. Ia awalnya tak tau apa-apa hingga mendengat cerita dari anak-anak kelasnya.

Pria itu langsung menghampiri kelas sebelahnya dan tanpa basa-basi menghajar Elior membabi buta serta memakinya. Ancel dan lainnya tak ada yang bisa memisahkan. Mereka juga masih shock karena mereka juga baru saja mengetahui kejadian itu dari anak-anak kelasnya.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang