🌟
.
.
."..."
“Tapi Andin diem aja ya.”
“Iya. Jadi rahasianya apa Ancel?”
“Hari itu jam kosong dan Elior bodoh diminta pembina basket buat ngedata berapa banyak bola basket di gudang olahraga yang udah nggak layak pakai. Singkatnya di sana dia diikuti Raya dan diancam.”
“Intinya Elior harus jauhin Estelle kalau nggak mau Estelle berakhir kayak cewek-cewek yang suka sama Elior dulu waktu SMP. Elior kaget kok Raya bisa tau soal apa yang terjadi sama cewek-cewek itu. Akhirnya Raya ngaku kalau itu semua ulah dia. Raya yang bikin semua cewek yang suka sama Elior cacat bahkan mati.”
“Elior juga harus ngebelain Raya kalau Estelle cari gara-gara sama Raya. Estelle ngehina Raya berarti Elior harus ngehina Estelle lebih parah apalagi kalau Estelle mukul Raya, Elior harus mukul Estelle lebih parah.”
“Hik”
“Tapi Elior nggak sanggup jadi dia mutusin buat nentang Raya dan ngelindungin Estelle tanpa harus ngikutin perintah Raya. Hik hik”
“Karena seminggu diancam dengan cara yang sama nggak mempan, akhirnya Raya ngirimin foto Estelle yang lagi di rooftop sama Faro. Posisinya Estelle udah ditargerin sama penembak jarak jauh. Elior panik dan langsung nurutin kemauan Raya lagi.”
“Hik aduh cegukan mulu. Raya bilang kalau Faro itu orangnya Raya. Dan Elior makin panik karena Estelle akhir-akhir itu ditempelin Faro terus. Dan hari itu waktu lagi nemenin Estelle di perpus, Faro ngehina Raya. Elior nonjokin Faro dan ngebela Raya bikin Estelle sakit hati karena yakin Faro ngelakuin itu atas suruhan Raya biar Estelle sakit hati.”
“Hik hik ter hik rus Elior mikir mending dia mutusin Estelle aja biar Estelle hidup tenang. Dia sengaja bikin Estelle luka dan malu di depan umum biar Estelle benci sama Elior. Tapi Estelle titisan demit udah malah makin sarap ngejar Elior. Ya intinya kayak gitu hik ceritanya Elior. Rahasia yang aku sama Elior punya.”
Tubuh Elior menegang setelah mendengarkan rekaman suara itu. Otaknya sudah bisa mencerna situasi yang menimpanya sekarang.
Elior melirik Estelle yang masih setia menimpa tubuhnya dan menempel layaknya tokek. Ia tidak tau harus mengatakan apa pada gadis ini. Ia sudah banyak melukai Estelle.
“Laper,” rengek Estelle setelah diam cukup lama.
Elior menghela napas panjang. Ia bangkit dengan tubuh Estelle yang masih menempel.
“Minggir dulu kalau laper.”
“Mau masak apa?”
“
Order nggak masak,” jawab Elior.
“Mau order apa?”
“Lo mau apa?”
Estelle melepaskan pelukannya dan menatap Elior dengan wajah penuh permusuhan. Ia lantas mencengkram pipi Elior hingga bibirnya monyong.
“Mau balikan dan nggak nerima penolakan.”
Elior tidak habis pikir dengan permintaan Estelle yang lebih ke pemaksaan itu. Apa yang ada di otak gadis aneh ini sebanarnya?
“Lo gila? Gue nanya lo mau order apa?” seru Elior ketika berhasil melepaskan pipinya dari cengkraman Estelle.
Cup
Mata Elior melotot kaget dengan ciuman tiba-tiba dari Estelle.
“Nggak lo gue. Tapi aku kamu. Sekarang aku maunya kita balikan. Kalau berani nolak, Kak Leo bakal ngalamin hal yang lebih buruk dari Kak Ancel malam ini. Hehehe dan setelah itu Kak Leo nggak akan bisa lepas dari aku HAHAHAHAHA!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
Ficção Adolescente⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...