✨️Ketua OSIS Vs Estelle

33 21 1
                                    

🌟
.
.
.




Setelah kejadian di lapangan, Estelle menjadi lebih pendiam. Tidak ada yang berani bertanya, apalagi melihat rambu-rambu sengol bacok yang dikeluarkan Estelle.

Gadis itu keluar kelas lebih dulu bersama Abel meninggalkan Flowe dan Loly yang masih asyik berceloteh ria.

“Lagi suntuk neng?” tanya Abel saat keduanya berada di koridor.

“Hm. Ribut sama ketos bangsat, bajingan, anjing!”

Abel terkekeh dan menepuk-nepuk pundah sahabatnya. Jika sudah mengumpati orang seperti itu bisa dipastikan orang yang diumpati telah membuat Estelle kesal hingga ke ubun-ubun.

“Kak Xion emang galak. Lo nggak tau?”

“Bukan galak cuk! Mulut lemes dia itu! Anjing pengen gue sobek mulutnya sampai ke tenggorokan!”

Abel terus tertawa melihat Estelle yang emosi. Ia heran pada Estelle sebenarnya. Jika dengan Elior, sahabatnya ini tidak bisa marah. Tapi dengan orang lain, ya walaupun nyaris tidak pernah tapi sekalinya marah akan diungkit hingga kiamat.

“Urusan sobek menyobek mulut kenapa nggak minta tolong Loly?”

“Jangan bel, entar disobek beneran. Gue masih punya hati nurani nggak kayak si permen,” ujar Estelle dengan tampang melasnya.

Saat mereka melintasi parkiran, keduanya disuguhi pemandangan Raya yang bergelayut manja di lengan Elior. Abel segera menarik Estelle menjauh.

Estelle yang awalnya menatap tajam Raya dan Elior, seketika terkejut kala merasakan genggaman tangan Abel di lengannya yang begitu dingin.

“Bel tangan lo dingin ba— shit itu muka lo pucet kenapa anabelle?” panik Estelle.

Abel segera melepaskan genggamannya.

“Gue panik tadi takut lo lepas kendali terus nyamperin mereka.”

Estelle menatap curiga pada Abel dan menyentuh dahi sahabatnya.

“Nggak demam tapi muka lo pucet. Nggak mungkin panik bisa sepucet ini! Ayo ke dokter!”

“Liora!”

Estelle mendesis kesal mendengar suara Leon yang mengintrupsi kegiatannya.

“Gue ada acara keluarga El habis ini. Mending lo balik noh udah disamperin Kak Darrel,” ujar Abel.

“Lo acara keluarga mulu perasaan? Acara apa sih?”

“Sepupu gue mau nikahan. Walinya orang tua gue, jadi ya mau nggak mau gue ikut andil bantu persiapan.”

Estelle terus menatap mata Abel untuk mencari kebohongan di sana. Namun pundaknya ditepuk oleh Leon hingga terpaksa Estelle menoleh.

“Lo tenang aja El, gue baik-baik aja. Gue balik dulu ya. Kak Darrel nitip sahabat gue ya?” ucap Abel.

Leon mengangguk sementara Estelle masih menatap Abel penuh curiga. Abel terkekeh geli pada sahabatnya. Susah sekali meyakinkan Estelle pikirnya. Ia lantas berlari keluar pagar setelah melambaikan tangan.

“Liora ayo balik.”

Estelle mendesah lelah.

“Kak gue balik sendiri aja. Lo nggak ada kegiatan OSIS emangnya?”

Leon diam sesaat dan menggeleng. Ia menarik Estelle menuju mobilnya. Estelle hanya pasrah akhirnya.

Tapi setibanya di dekat mobil Leon yang terparkir tak jauh dari kendaraan rombongan Elior, mereka bertemu Xion yang juga parkir di sekitar situ.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang