🌟
.
.
."El?"
Suara itu mengalihkan atensi Estelle dan Elior. Keduanya menoleh ke samping dan mendapati Ancel berjalan mendekat bersama Kevin.
"Lo manggil El siapa?" Tanya Elior dengan nada malasnya.
"Siapa aja yang ngerasa kepanggil. Kalian ngapain barengan jam segini?"
"Kencan."
"Makan."
Jawab Elior dan Estelle bersamaan.
Estelle melotot pada Elior yang malah dibalas gendikan dagu cowok itu.
"Kok bisa barengan?" tanya Ancel lagi.
"Iya kebetulan aja Kak," Estelle menjawab dengan cepat. Ia harus menjawab semua pertanyaan Ancel sebelum Elior yang buka suara duluan. Jawaban Elior pasti akan membuat emosi seseorang naik.
"Kebetulan gimana? Kalian ketemu di mana? Udah jam 10 malem loh ini."
"Cerewet buset! Kepo banget jadi orang. Apa salahnya sih makan sama pacar sendiri?"
Estelle mendesis kesal sambil memejamkan matanya rapat. Ia bahkan tidak yakin apakah dirinya dan Elior sudah benar-benar pacaran atau belum. Tapi cowok itu malah dengan santainya berbicara seperti itu.
"Halu lo? Gue tanya serius babi!"
"Tanya aja si Estelle kalau nggak percaya."
Kini tatapan Kevin, Ancel juga Elior tertuju pada gadis itu. Terutama Ancel yang menatapnya tajam. Seolah ada laser merah menyorot dari kedua manik itu.
"Estelle lo beneran pacaran sama dia?" kini Kevin yang bertanya. Nadanya sarat akan keraguan.
"Itu- kayaknya sih iya," cicit Estelle sambil menggaruk ujung hidungnya yang tak gatal.
Eliro mendelik tidak suka dengan jawaban gadis itu.
"Kok kayaknya! Kita udah resmi pacaran dari beberapa menit yang lalu ya!"Ancel menggeplak kepala Elior. "Lo maksa dia kan?!"
"Dih nggak ada! Emang gue maksa lo, El?"
Estelle menatap wajah Elior. Dan di sana terpampang ekspresi yang seolah memintanya untuk berkata 'tidak'. Seolah terhipnotis, Estelle hanya menggeleng dua kali sebagai jawaban.
"Nah! Percaya kan sekarang! Jadi lo jauh-jauh dari cewek gue mulai sekarang!" seru Elior dengan senyum kemenangan yang ia pamerkan.
Ancel dan Kevin saling tatap dengan pandangan tidak percaya. Mereka ingat jelas, tadi pagi Elior masih uring-uringan karena boneka dan coklat yang diberikannya pada Estelle dikembalikan. Belum lagi Ancel yang menjadi saksi hidup penolakan Estelle pada Elior saat di kantin.
Tapi apa ini? Tiba-tiba mereka sudah jadian?
"Gue masih nggak perca—"
"Kak Ancel ke sini berdua doang sama Kak Kevin? Mau kencan ya?" potong Estelle tiba-tiba.
Ia tidak mau menyaksikan perdebatan untuk saat ini. Harinya sudah kacau. Sangat kacau!"Gue? Kencan sama siapa?" tanya Ancel binggung. Wah cowok itu mudah dialihkan fokusnya.
"Sama Kak Kevin. Yang dateng ke sini rata-rata pasangan kan."
"HEH BOCIL MULUT LO YA! GUE MASIH LURUS!" murka Kevin.
"Lo ada tega-teganya El. Baru tadi pagi gue mulai ngedeketin lo, sekarang udah dituduh begini," kesal Ancel. Ia terlihat menahan kekesalannya. Dan itu malah lucu di mata Estelle hingga gadis itu terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
Fiksi Remaja⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...