🌟
.
.
."-ternyata ini alasan beberapa orang memilih menangis dibawah hujan. Hujan yang begitu ku benci ternyata mampu menyamarkan semua air mata dan raungan tangisku tanpa mencibir."
-Liora Estelle Atmaja-Estelle cukup takjub, pasalnya setelah membalas tadi 30 menit kemudian Elior sudah berdiri di depan unit apartemennya. Padahal setahunya, waktu normal untuk tiba kemari dari tempat Elior butuh sekitar 45 menit.
“Kak Leo ngebut ya?” tanyanya setelah meminta pria itu masuk dan menunggunya berganti baju. Gila saja belanja dengan piyama.
Yups, sedari pagi Estelle kabur dengan piama motif bunga-bunga dan sandal bulu pink berbentuk kelinci. Untung di apartemennya ia memiliki beberapa setel pakaian yang disiapkan sejak awal ia membeli unit ini untuk jaga-jaga.
“Ngapain ngebut. Lo nggak sepenting itu sampai gue harus buru-buru,” sinis Elior.
Estelle mangut-mangut dan membatalkan niatnya ke kamar. Ia mengambil duduk di meja yang terletak di depan sofa yang diduduki Elior.
“Kak Leo dari mana?”
“Apart lah!”
Estelle menyeringai dan memajukan tubuhnya.
“Kak singa, asal Kak singa tau... jarak dari apart kakak ke sini itu 45 menit paling cepet dan kak singa datang dalam waktu 30 menit doang hehehe.”
Setelah mengatakan itu, Estelle menepuk sebelah pipi Elior beberapa kali dan langsung bangkit, berlari menuju kamarnya dengan tawa yang begitu renyah.
Elior terpaku sejenak. Ia kemudian mendesis kesal bukan main. Bisa-bisanya Estelle menggodanya seperti itu! Hancur sudah harga dirinya di depan Estelle, gadis itu tau dia berbohong.
...
Kedua insan itu telah sampai si supermarket yang diinginkan Estelle. Estelle meminta elior mendorong sebuah troli sedangkan dia sendiri juga mendorong troli lain.
Elior terus berjalan di belakang Estelle. Mengikuti kemanapun gadis itu melangkah. Estelle sendiri tak melewatkan setiap sudut supermarket itu.
“Lo mau jualan ulang apa gimana?” tanya Elior tak habis pikir.
Masalahnya Estelle memasukkan semua barang yang tertangkap matanya. Benar-benar semua dari setiap rak walau hanya 1 biji. Bahkan belum 15 menit, trolli gadis itu sudah hampir penuh.
Elior juga tau, Estelle tak membutuhkan semua barang tersebut. Hanya beberapa saja yang dia perlukan. Lagipula untuk apa gadis aneh itu membeli bakso udang padahal dia sendiri alergi. Mau bunuh diri?
Tak tahan lagi akhirnya Elior menghentikan Estelle. Ia meletakkan kembali biskuit bayi yang diambil gadis itu.
“Lo kenapa sih?” tanya Elior.
“Hah? Gue kenapa?” Estelle balik bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Ia ingin mengambil kembali biskuit bayi tersebut namun dicegah Elior.
“Ngapain beli barang-barang yang nggak lo butuhin?”
“Lah ini gue butuh semua. Yang lo maksud biskuit bayi? Gue suka kali. Itu enak buat cemilan. Siniin,” pinta Estelle.
Elior mengalah dan membiarkan gadis itu mengambil apa yang dia mau.
“Terus bakso udang buat apa? Kopi sama cemilan-cemilan pedes buat apa? Lo nggak makan itu Estelle.”
“Oh itu. Buat Kak Bianca atau Flower, Loly sama Abel kalau main ke tempat gue," jawab Estelle enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
Novela Juvenil⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...