🌟
.
.
.Elior mendekat memojokkan Estelle ke pintu dan menahan gadis itu di antara kedua lengannya.
"Lo bohong!"
"Hah? Boong apa deh! Minggir dulu Kak Leo kenapa?"
Namun Elior tak bergeming. Ia menatap tajam Estelle yang kini sedang menampilkan raut kesal.
"Tadi lo di petshop sama cowok kan?!"
Mata Estelle melotot kaget. Sejak kapan Bianca yang secantik itu dikatai cowok?
"Ngaco! Gue sama sodara gue cewek!" kesal Estelle. "Dapet info ngawur dari mana sih?"
"Yang punya petshop itu Bram," ujar Elior lalu menunjukkan ponselnya yang menampilkan foto dirinya seolah sedang tertawa dengan seorang pria di depan deretan kandang hamster.
Ah Bram sialan. Untung dia tidak jadi membeli apartemen di gedung yang sama dengan Bram!
"Kak Leo, itu pembeli lain! Gue lagi rebutan hamster di situ! Itu gue lagi maki-maki dia anjir bukan ketawa!"
Dahi Elior berkerut. Lalu ia menilik lagi foto tersebut dengan cermat. Benar! Raut tertawa Estelle memang betul, tapi wajah pria di depannya nampak murka menatap sengit gadisnya. Elior mendesis kesal menyadari kebodohannya yang langsung tersulut api begitu menerima foto itu.
"Terus hamsternya mana?" tanya Elior berusaha mengalihkan topik. Suaranya mulai melunak.
"Nggak dapet! Diambil dia! Sumpah padahal lucu banget gue pengen huh!"
Elior tak dapat menyembunyikan tawanya saat melihat raut kesal gadisnya ini. Ia mengusak rambut Estelle membuat orangnya mendongak.
"Besok gue minta Bram bawain sebanyak yang lo mau."
"SERIUS?! Gue mau duaaa!"
Elior terkekeh lagi sambil mengangguk. Seketika nafasnya berhenti sesaat ketika Estelle tanpa aba-aba memeluknya erat. Elior dapat merasakan darahnya yang berdesir hebat. Bahkan jantungnya berdetak kencang seolah ia baru saja lari maraton.
Ini bukan pelukan pertama mereka, namun pelukan kali ini terasa lebih hangat bagi Elior. Ia lantas memeluk balik Estelle dan menumpukan kepalanya di puncak kepala gadisnya itu.
"Lo bau asem El," ujar Elior mengalihkan gugupnya.
...
"Nggak! Jauh-jauh sana!"
Elior malah semakin mendekat dengan raut isengnya. Ia dengan cepat menangkap lengan Estelle saat gadis itu akan menjauh lagi, dan segera menarik ke dekatnya.
"Lepas! Katanya bau!"
"Bercanda," kekeh Elior "lo kewangian kalau sekarang. Mirip demit."
Elior semakin ngakak saat Estelle memukul-mukul dada bidangnya dengan tangan kiri yang tak berefek apapun. Dalam hati ia menertawakan tenaga gadisnya yang terlampau kecil itu.
Keduanya kini duduk di ruang tamu setelah makan malam. Niatnya Estelle ingin menonton drama korea, namun makhluk bernama Elior terus merecokinya.
"Siapa?" tanya Elior ketika Estelle meraih ponselnya yang bergetar sejak tadi.
"Nomor nggak kenal. Dari siang ngechat."
Estelle akhirnya membuka chat dari nomor tersebut karena risih dan penasaran.
081×××××× :
Estelle kenapa block nomor gue?
Gue Faro.
El sayang?
Kenapa nggak bales?Elior yang turut membaca pesan tersebut langsung meraih ponsel Estelle dan mengirimkan voice note.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLE -La dernière lumière pour l'étoile-
Novela Juvenil⚠️Bukan lapak untuk plagiat! ⚠️Terdapat adegan kekerasan dan 17+ di beberapa bab. Yang merasa tidak nyaman silahkan diskip ke bab lain ya sayang! "Yang kamu maksud happy ending itu seperti apa sih? Dan sad ending juga seperti apa? Nggak ada bahagia...