Janji

17.6K 1.4K 25
                                        

''Kita tidur bersama''

Xena menempelkan keningnya ke dinding kaca, jantungnya masih berdegup tidak menentu saat dia mendengar perkataan itu, dia mengetahui dengan jelas bahwa definisi 'tidur bersama' benar-benar hanya tidur dan tidak melakukan apapun, tetapi ini adalah ayahnya, yang feromonnya saja bisa membuat lututnya lemas, apalagi sepanjang malam mereka berada pada Kasur yang sama.

Xena masih dalam posisi 'berusaha' menempelkan seluruh tubuhnya yang 'merona memerah' ke dinding kaca saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.

''Ayah sudah menyiapkan air hangat untukmu, cepat mandi''.

Xena menengokan wajahnya, melihat ayahnya yang baru selesai mandi, rambut keperakan masih basah, jubah tidurnya yang terbuka memperlihatkan dada bidang dengan setiap otot menggoda, kaki kokoh yang jenjang melangkah dan sesekali terlihat diantara lipatan jubah.

Xena memalingkan wajahnya yang semerah tomat dan kembali menempelkan keningnya ke dinding kaca, berharap dinding yang dingin bisa meredakan detak jantungnya, dia bahkan memejamkan matanya saat suara langkah kaki semakin mendekat.

CUP.

Xena membuka matanya saat merasakan kecupan dipuncak kepalanya, dada bidang ayahnya menempel dengan punggung belakangnya.

''Apakah ayah perlu memandikanmu?''

Xena hampir jatuh ke lantai saat mendengar bisikan ditelinga yang membuat lututnya lemah, tangan claud melingkar dipinggang dan semakin menghimpitnya ke dinding, membuatnya dengan panik berbalik dan mendorong ayahnya, berlari ke dalam kamar mandi dan menutupnya pintunya sekuat tenaga.

Claud menahan tawa melihat xena yang melarikan diri, matanya sebiru es memandang danau yang tercemin di dinding kaca, tubuh xena begitu lembut, wangi feromonnya yang seperti bedak bayi menggelitik semua sarafnya.

Claud berjalan ke pintu kamar mandi dan mengetuk perlahan.

''Jangan terlalu lama berendam, ini sudah terlalu malam''

Dia mendengar gumaman dari dalam, claud berjalan ke koper xena yang masih belum dibereskan, anak itu bahkan tidak ingat membawa baju tidurnya ke kamar mandi, dia membuka koper dan merapihkannya ke lemari, dia memang menugaskan robot kebersihan dan kepala pelayan yang akan datang besok, tetapi dia melarang siapapun masuk ke kamar ini dan menyentuh barang didalamnya, membayangkan seseorang menyentuh setiap barang xena yang seharum bedak bayi membuatnya tidak nyaman, pekerjaan rumah adalah hal-hal yang pernah dilakukannya sebelum dia diangkat sebagai kaisar dan menginvasi seluruh galaxy.

Tangan claud terhenti saat melihat kalung buatan tangan di dasar tas yang terbuat dari kerang berwarna-warni, jemarinya mengambil kalung, mengetahui bahwa kalung ini adalah buatan xena.

Ayah, aku pergi ke planet biru untuk mencari kerang terbaik, aku membuatkan kalung untuk ayah, apakah ayah suka?, mungkin ayah berkeberatan memakainya, tetapi setidaknya maukah ayah memakainya.

Kenapa? apakah ayah membenciku?, kenapa ayah tidak mengusirku saja dari istana ini, kenapa ayah memberikan kalung itu ke orang lain? aku bahkan bersusah payah menyelam di air untuk mendapatkannya, aku tau hadiahku ini tidak berharga, tetapi tidak bisakah ayah hanya menyimpannya saja?

Ingatan itu terlintas dikepalanya, kesedihan yang sangat dalam melintas di mata birunya, dia mengangkat kalung dan mengecupnya.

Maafkan ayah sayang

Itu tidak akan pernah lagi terulang lagi

Claud menaruh kalung di kotak kayu mewah yang tersimpan dilemari pakaian, dia memandang tumpukan pakaian, tidak ada satupun piyama tidur, xena memiliki kebiasaan tidur hanya dengan kaos dan celana pendek.

dia mengambil kaos yang cukup besar dan celana panjang kain yang terlihat nyaman, mengabaikan tumpukan celana pendek yang mampu mengancam kewarasannya, meletakannya di atas tempat tidur dan kembali mengetuk pintu kamar mandi.

''Bayi, bajumu ada di atas tempat tidur, ayah pergi dulu ke ruangan sebelah''

Claud berlama-lama di depan kamar mandi setelah mendengar gumaman xena, dia mendengarkan anak itu memainkan air dan sesekali mengoceh sendiri.

''AYAH BERHENTI MEMBUAT JANTUNGKU DUGEM-DUGEM''

Claud menahan tawanya, xena pasti mengira dia sudah pergi ke ruangan sebelah sehingga berteriak sendiri dikamar mandi.

''KENAPA PRIA SEPERTIMU HANYA ADA SATU DI GALAXY INI, SEBALLL''

Ada suara benturan benda didalam kamar mandi, anak itu sepertinya melempar sesuatu dengan kesal, dan setelahnya terdengar suara nyanyian yang sumbang.

Setidaknya usahanya sedikit membuahkan hasil, claud merasakan kehangatan di dadanya saat 'kecerewetan' xena akhirnya bisa dia dengar kembali.

..............

''Ayah''

Saat ini keduanya berbaring ditempat tidur, xena tidur miring dan memunggungi claud.

''Mmm''

Claud membaringkan tubuhnya terlentang, cahaya dari bintang malam berwarna merah menerangi kegelapan yang pekat, memberikan bias cahaya samar ke dalam kamar.

''tidurku berantakan, ayah akan terganggu''

Claud membuka matanya dan memiringkan tubuhnya, memandang punggung xena.

''Tidak masalah''

Dia melihat xena yang terlihat gugup dan semakin membenamkan tubuhnya ke dalam selimut.

''aku senang ayah mau menemaniku tidur, kedepannya ayah kan biasanya sibuk, belum tentu ayah bisa tidur lagi denganku''

Dia berbicara dengan suara yang sangat kecil, claud menggeser tubuhnya mendekat, mencondongkan tubuhnya dan memerangkap xena dibawahnya.

''Xena tidak suka tidur dengan ayah?''

Xena menurunkan selimutnya sedikit, memperlihatkan matanya, tidak berani melihat langsung ke arah claud.

''Bukan itu''

Suara xena semakin kecil, detak jantungnya membuatnya kewalahan, dia kembali menutupi kepalanya dengan selimut, merasakan kecupan di jemarinya yang memegang selimut.

''Walaupun ayah sibuk, ayah akan tetap pulang ke ke rumah ini, bukankah ini rumah kita berdua?''

Xena membalikan badannya dengan resah dibawah selimut, membenamkan wajahnya yang memerah ke bantal empuk dibawahnya, merasakan kecupan lembut dibelakang lehernya, kecupan tepat di kelenjar omeganya yang membuat feromonnya menguar tidak terkendali.

''Tidurlah''

Xena merasakan feromon ayahnya menyelimuti tubuhnya, claud sudah kembali ke sisi tempat tidur yang berlawanan dan membaringkan tubuhnya.

''Ayah, sebenarnya feromonmu bau apa? aku tidak pernah mencium bau yang serupa''

Bau feromon yang sangat menggoda setiap inci tubuhnya, saat feromon itu menyelimuti dan melilitnya, itu seperti ayahnya yang mendekapnya dalam kenyamanan.

''Rozelinwood, baunya persis seperti tanaman itu''

Xena memposisikan tubuhnya ke arah ayahnya, sedikit membuka selimutnya agar bisa melihat pria didepannya.

''Aku tidak pernah mendengarnya''

Apakah dia yang bodoh sehingga sama sekali tidak mengetahui nama itu sama sekali.

''Nama sebuah pohon bertangkai hitam dengan daun berwarna perak, pohon itu hanya ada satu di seluruh galaxy, ayah akan membawamu ke sana saat ayah bisa mengambil libur''

Xena menguap dan menutup matanya yang mengantuk berat

''Janji?''

Xena bergumam dan mulai terlelap dalam tidurnya.

Claud memandang xena, bergeser dan memeluk xena dengan gerakan yang sangat lembut.

Ayah berjanji, karena ditempat itulah, ayah memeluk tubuhmu untuk yang terakhir kalinya pada kehidupan yang lalu.

Claud mencium puncak kepala xena, setelah melewati begitu banyak rasa sakit, dia akhirnya bisa kembali memeluk orang yang paling berharga untuknya.

My beloved sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang