Kret. Kret. Jedug
Xena menatap dengan mata lebar pada mecha mini didepannya, mecha itu hanya sebesar telapak tangan, ayahnya memberikannya untuk melatih koneksi antara dia dan mecha 'sesungguhnya', untuk alfa kelas A dan S biasanya akan langsung menggunakan mecha asli untuk melatih koneksi mereka, tetapi dia omega kelas rendah, ayahnya khawatir koneksi 'latihan' langsung dengan mecha asli bisa membebaninya, sehingga pelatihan awal dilakukan dengan miniatur mecha miliknya.
Lagipula, tidak pernah ada sejarah omega rendah mengendalikan macha
Mecha itu berjalan bolak balik seperti 'mabuk', terjatuh dan terjelembab, xena merasakan kepalanya pusing, sudah beberapa jam dia melakukannya.
Dia mengambil mecha mini dan memandangnya, itu benar-benar cantik, berwarna silver dan ungu, memiliki senjata dua tombak dengan ujung seperti ice stalatite.
Ini mecha sempurna yang ayahnya berikan kepadanya.
"Mulai sekarang ayo kita menjalin hubungan baik, aku sekarang tuanmu, aku memang lemah, tetapi aku akan berusaha"
Xena mencium puncak kepala mecha dengan perasaan bahagia.
"Kamu belum pernah mencium ayah tetapi malah mencium mecha yang ayah buat?"
Xena hampir menjatuhkan mecha ditangannya, dia melihat ke arah ayahnya yang ada di pintu, xena memperlihatkan senyum dengan deretan giginya.
Claud memasuki ruangan dan merentangkan kedua tangannya, saat tubuh itu ada dipelukannya, dia mendekapnya dengan erat, dengan rakus menghirup bau bedak bayi - bau tubuhnya xena.
"Kamu pasti bosan terkurung dikamar"
Sudah lebih dari tiga hari mereka ada didalam pesawat tempur, saat ini pesawat terparkir diluar angkasa didekat 'bola baja TRF', planet buatan berbentuk bulat yang terbuat dari material hitam dan melayang diluar angkasa, merupakan markas militer pertahanan yang berbatasan dengan zona merah.
Saat kaisar sibuk dengan urusannya ke tempat itu, xena memilih tinggal dikamar, dia sudah menyusahkan ayahnya dengan ikut bersamanya dan tidak mau membuat masalah, hanya sesekali berjalan mengelilingi pesawat tempur dan sisanya mengendap dikamar.
"Tidak bosan, catatan yang ayah tinggalkan tentang macha sangat mudah di mengerti, aku juga bisa bertanya ke ahli yang ayah tunjuk, ini menyenangkan, dan ayah juga memberiku kartu unlimited, jadi aku sungguh tidak tahan dan banyak berbelanja online"
Xena semakin membenamkan tubuhnya ke pelukan ayahnya, dia menyesuaikan dirinya saat ayahnya mengangkatnya dan meletakan disofa, claud duduk disampingnya dan jemarinya memainkan rambut xena.
"Ayah, aku ingin membeli boneka poporo, itu besar dan akan menghabiskan sudut ruangan, bolehkah?, aku ingin menyimpannya dikamar"
Xena melirik ke arah claud, melihat ayahnya memandangnya dengan intens, menyebabkan dia kembali memalingkan wajahnya karena gugup.
"Xena boleh membeli apapun"
Akan menarik melihat rumah mereka penuh dengan barang random yang digemari xena.
"Apa gantungan angin juga boleh?, lalu ada miniatur poporo dan juga miniatur dari anime x-way, aku juga melihat gelas bunga-bunga yang bagusss sekali, dan manik-manik yang bisa dipakai sebagai pajangan di meja makan, juga beli novel romance terbaru, lebih enak membaca bukunya dibanding membaca digital"
Claud menganggukan kepalanya pada setiap permintaan xena, dia bahkan akan menerima saja walau setiap sudut rumah dipenuhi boneka.
"Terima kasih"
Xena mendekatkan tubuhnya, tangannya memegang jubah baju kaisar berwarna hitam, dia dengan perlahan menyenderkan kepalanya ke dada claud.
Deg, deg, deg, deg
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved son
Fantasíaxena menatap ke pria yang duduk diatas singgasana megah, pria berambut perak keemasan dengan mata biru sedingin es, aura dinginnya dibarengi dengan ketampanan dan tatapan setajam pedang, penguasa galaxy red eyes dan.. ayah kandungnya xena mencengkra...