Beberapa hisapan bibir, mengecup sekali lagi sebelum kedua bibir terpisah dan claud kembali melangkah.
Di depannya sudah ada mobil mewah 'manual' dengan 'an' yang sudah membukakan pintu.
"Ayah, apakah sekarang kita pacaran?"
Claud menghentikan langkahnya, kepalanya serasa blank saat mendengarnya, dia memang memiliki banyak pasangan, tetapi dia tidak pernah benar-benar 'pacaran', dan tidak peduli dengan istilah itu, baginya pacaran dan segala keruwetannya sama sekali tidak cocok dengannya.
Xena memberontak turun dari gendongannya saat tidak mendengar jawaban ayahnya, jalinan perasaan mereka jelas bukan hanya 'sekedar' kedekatan ikatan darah, tetapi claud segera tanggap dan memeluk tubuhnya.
Dia mendekatkan bibirnya ke telinga xena.
"Iya, aku akan ikut yang sayangku mau"
Wajah xena memerah saat mendengar kata sayang, dia melepaskan diri dari ayahnya dan berlari masuk ke dalam mobil.
Claud kembali melangkah, senyum tipis menghiasi wajahnya, bayinya yang begitu banyak tingkah, yang akan merona saat digoda dan suka nekat menggoda ayahnya.
Pacaran ya!!!!
............
Cup...
Claud ingin sekali mengemut pipi cubby yang seputih salju, menggoda xena dari keseriusannya membuat ayahnya 'sejelek mungkin' dan menahan tawa saat mata beriris gelap itu memandangnya dengan kesal.
"Ayah berhenti dulu, ini belum selesai"
Xena merajuk dengan kesal saat claud mencuri ciuman di pinggir bibirnya, tangannya sibuk mengacak-ngacak rambut perak keemasan ayahnya dengan pita warna warni, rambut lembut berombak itu dia tali dengan begitu banyak pita, atas permintaannya, pria yang saat ini memangkunya melepaskan cincin penyamaran dan kembali menjadi dirinya, dia juga melepaskan gelang kaki penyamarannya.
"Sudah punya pacar tidak boleh bergenit-genit pada yang lain, jadi ini hukuman ayah"
Xena memandang ayahnya, tidak puas melihat hasil karyanya, walau pita warna warni sudah menghiasi hampir seluruh rambut, tetapi malah terlihat seperti hasil karya seni.
Kehidupan memang tidak pernah adil karena selalu memihak kepada keindahan.
"Bayi, ayah hanya 'genit' padamu"
Xena mempoutkan bibirnya, dia tau ayahnya tidak 'genit' pada orang lain, dengan wajah dan posisinya dia tidak membutuhkan itu, tetapi baik kehidupan sebelumnya ataupun sekarang, 'kupu-kupu malam' selalu berusaha menempel ke ayahnya.
"Sayang"
Claud meraih jemari xena, mencoba memilah ingatannya, kalau memiliki lebih dari seribu selir di definisikan 'genit', sebagian dari mereka sudah ada bahkan sebelum xena lahir, dan dia tidak pernah lagi menyentuh siapapun sejak bersama xena dalam kehidupan ini.
"Ah" xena hanya bisa membuka mulutnya dan menutupnya kembali tanpa bisa mencari pembenaran, cemburu membakar hatinya, dia ingin melarang ayahnya untuk bersama selain dirinya, tetapi lidahnya kelu dan dia tidak bisa bicara.
Sejak kapan dia menganggap ayahnya hanya menjadi miliknya?!
Bukankah itu hal tidak tau diri yang mampu dia fikirkan.
Sikap ayahnya terhadapnya membuatnya tidak bisa menginjakkan kakinya pada kenyataan
Lebih dari seribu selir bukan hanya pajangan, hampir semuanya pernah mengangkangkan kaki didepan ayahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved son
Fantasyxena menatap ke pria yang duduk diatas singgasana megah, pria berambut perak keemasan dengan mata biru sedingin es, aura dinginnya dibarengi dengan ketampanan dan tatapan setajam pedang, penguasa galaxy red eyes dan.. ayah kandungnya xena mencengkra...