Ji Un POV
Jalan yang kudaki menjadi semakin curam sejak beberapa menit yang lalu. Di beberapa tempat aku bahkan harus memanjat tebing bebatuan karena tak menemukan jalan memutar.
Aku sedang mencari tempat paling strategis untuk bertemu Xian Niang, atau biasa mereka panggil dengan sebutan penyihir hitam.
Semenjak aku mendengar kisahnya dari Yu Jie, entah bagaimana aku merasa empati padanya. Aku merasa bisa memahami apa yang dia rasakan.
Dendamnya pada raja terdahulu akan dia limpahkan pada generasi saat ini. Meski raja itu kini tak lagi memiliki kuasa."Untuk apa kau ingin menemuinya?" tanya San Yu ketika mereka telah menyelesaikan ritual darah,
"Bukan urusanmu!" sahutku ketus,
"Jika kau ingin membujuknya untuk menyerah... Lupakan saja!
Dia takkan menyerah! Dia memiliki alasannya sendiri. Alasan kenapa dia harus berjuang..."
"Penyihir hitam bukan milik siapapun...
Dia memiliki keinginannya sendiri..." kataku tegas sembari menatap langsung ke manik mata San Yu,
"Dia memiliki tujuan yang sama dengan kami! Yakni mengakhiri tirani Rajamu...
Kau yang seharusnya berhenti membela mereka! Kau tahu apa yang terjadi saat mereka tahu jati dirimu..."
"Kau..."
"Semenjak kita terikat dalam ritual darah... Aku tahu siapa dirimu sebenarnya...
Prajurit Hua Ji Un... Atau harus kupanggil kau, Hua Mulan?!"
Deg...
Harusnya aku telah mengantisipasi hal ini. Ritual darah menghubungkan jiwa. Jadi tentu saja San Yu akan bisa melihat melewati apa yang ingin aku tampilkan dengan semua pakaian ini.
"Kediamanmu mengandung begitu banyak kebenaran...
Baiklah... Temui Penyihir Hitam! Dengan bantuanmu... Dia akan bisa menemukanku... Saat aku bebas, aku akan membawamu bersamaku!" janjinya,
"Aku bukan milik siapapun..." tegasku lagi,
"Ritual darah itu mengatakan sebaliknya... Kau tentu tahu di suku kami, ritual darah bukan hanya untuk mengikat kesetiaan, tapi juga untuk ritual pernikahan...
Pada akhirnya kau akan menjadi milikku..." kata San Yu,
"Jika aku tidak membunuhmu lebih dulu!"
"Kau takkan tega melakukannya... Aku mengenalmu Nona Hua... Kau takkan melakukan pembunuhan tanpa arti...
Bahkan jika itu aku..."
"Tahu darimana kalau kematianmu tak memiliki arti apapun? Dengan kematianmu... Rakyatmu akan kehilangan semangat dan ambisinya untuk berperang!"
"Sudah kubilang... Bukan aku yang membakar semangat mereka... Tapi keinginan mereka untuk hidup bebas!"
"Kalau begitu mari kita buktikan itu!" kataku dengan dagu terangkat keras kepala.
Aku mendongak dan melihat bagaimana sebuah pelataran lebar membuka di atas sana. Aku hanya perlu mendaki beberapa saat lagi sebelum mengerahkan tenaga Chi-ku.
'Mari kita lakukan ini!
Dan mari kita selesaikan semuanya secepat mungkin!!' tekadku dalam hati.
Tung POV
Langkahku lebar melintasi bebatuan. Ceroboh dan tergesa.
"Komandan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulan... The Love Story
FanfictionMulan mencintai pria itu. Pria kharismatik yang memimpin ribuan pasukan dan dihormati semua orang. Namun dia adalah wanita tomboy, kasar dan kini bahkan menyelusup diantara pasukan, berpura-pura menjadi seorang prajurit. Seseorang yang bukan diriny...