Ji Un POV
Aku terbangun sendirian di dalam tenda yang nampak terang. Hawa panas yang menguar dan suara latihan di luar sana menunjukkan waktu telah tengah hari.
Semalam Komandan ada disini, kuharap itu bukan mimpi. Dia memelukku erat dan membuaiku dalam pelukannya hingga aku tertidur.
Aku sangat merindukannya.
Tak terasa air mataku meleleh jatuh ke selimut yang menutupi tubuhku. Aku berharap dia ada disini saat aku terbangun, tapi aku menyadari posisiku saat ini tak mengijinkanku berharap terlalu tinggi.
Xiao Er mungkin belum mengatakannya pada Komandan karena aku masih terluka. Dia gadis baik. Mungkin dia menunggu hingga aku sembuh.
Suara penutup pintu tenda yang tersingkap membuatku menoleh cepat.
"Apa yang kau lakukan?! Jangan memaksakan untuk bangun! Lukamu belum sembuh benar!"
Seorang wanita melangkah masuk. Dia nampak anggun di umurnya yang jelas tak lagi muda.
"Kau??"
"Aku Ming Su Yi. Ibu Susu dari Xiao Er..." katanya memperkenalkan diri.
Seorang gadis memasuki tenda dengan langkah ringan. Kedua tangannya penuh dengan beberapa barang.
"Ji Un Ge... Kau sudah bangun?!" suara itu membuatku waspada, gadis pembawa nasibku memasuki tenda dan berjalan mendekati tempatku duduk, "Bagaimana keadaanmu?"
"Jauh lebih baik... Apa kalian yang merawatku?" tanyaku, mencoba bangkit duduk untuk bicara dengan mereka.
Xiao Er dengan cepat mendekat dan menahan tubuhku. Membantuku duduk.
"Xiao Er tak ingin tabib tentara memeriksamu dan mengetahui rahasimu, jadi dia memintaku untuk mengobatimu!" kata Bibi Ming, membuatku membeku,
"Xiao Er..."
"Kita akan bicarakan itu nanti Kak... Tidak sekarang..." sahut Xiao Er sembari menggeleng pelan,
"Xiao Er... Aku rasa... Kau harus membicarakannya saat ini. Atau dia tidak akan bisa istirahat dengan tenang karena memikirkan nasibnya!" kata Bibi Ming.
Mereka membicarakan keputusan Xiao Er tentang masalahku. Jantungku berdegup kencang karena kecemasan dan rasa takut.
"Aku sudah membicarakannya dengan Ibu Ming. Jika kau memutuskan untuk meninggalkan ketentaraan, Ibu Ming bisa menampungmu. Dia bisa mengakuimu sebagai saudaranya dan memasukkanmu ke rumahku. Kau akan bekerja sebagai penjagaku..." jelas Xiao Er sambil menggenggam tanganku.
Aku hanya bisa menatapnya bingung untuk beberapa waktu. Mungkin karena itu dia kembali bicara.
"Ayah jarang datang ke tempat Nenek. Kalaupun dia datang, aku yakin dia takkan mengenalimu dalam pakaian wanita. Ayah sedikit tumpul di area itu.
Dia jarang melirik wanita... Dia takkan memperhatikanmu! Percayalah padaku!" katanya mencoba meyakinkanku,
"Xiao Er..." aku menyebut namanya dengan lembut, hatiku tersentuh akan kebaikannya,
"Jika kau terus disini... Kau akan terluka lagi Ge... Tinggal bersama pria-pria itu... Aku tak bisa membayangkannya!" katanya dengan mata berkaca-kaca.
Instingku sebagai seorang Kakak mengambil alih saat meletakkan tanganku di rambutnya dan mengusapnya pelan.
"Aku tinggal bersama mereka selama 8 bulan... Dan aku baik-baik saja!" kataku sambil tersenyum,
"Apa ini yang kau bilang baik-baik saja?" tanyanya ketus, "Perang akan segera dimulai! Aku mendengar Paman Qiang dan Ayahku membicarakannya. Saat perang dimulai, kita takkan bisa memprediksi apapun...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulan... The Love Story
FanfictionMulan mencintai pria itu. Pria kharismatik yang memimpin ribuan pasukan dan dihormati semua orang. Namun dia adalah wanita tomboy, kasar dan kini bahkan menyelusup diantara pasukan, berpura-pura menjadi seorang prajurit. Seseorang yang bukan diriny...