Ji Un POV
'Kau bisa melakukannya Ji Un... Ini sangat mudah! Seperti saat Ibu merawat Ayah setelah mabuk dengan Tuan Lau...'
Aku menarik tali pengikat atasannya dan membiarkan tali itu jatuh dengan lemas. Aku harus melepaskan baju itu dan menyeka tubuhnya dengan kain basah.
'Mudah sekali...' batinku menangis.
Walau aku bisa membayangkan semua tahapan melepaskan baju seorang pria dalam benakku. Tapi tanganku bergetar hebat saat jemariku menyentuh kelepak bajunya.
Dan aku tak bisa menahan diri untuk memejamkan mata saat aku menarik lepas atasannya dengan jantung berdebar di telingaku.
"Unggh... Ji Un..." erangnya, spontan membuat telingaku memerah karena malu.
Mendengarnya menyebut namaku bahkan saat dia tidur, membuat perutku terasa diaduk-aduk.
'Sersan Qiang... Kenapa kau meninggalkanku dengan tugas yang teramat berat?! Bagaimana aku bisa menelanjanginya? Ini sangat tidak senonoh!!'
"Kau sudah melaku..." kata-katanya terputus saat melihat keadaan Komandan Tung, "Apa saja yang kau lakukan dari tadi? Lepaskan bajunya dan kau bisa menyeka tubuhnya!"
"Mauku juga begitu..." gumamku,
"Kau bilang apa?"
"Baik Sersan!!"
"Kau tinggal menarik ini hingga lepas!" sahutnya sambil menarik celana Komandan Tung hingga terlepas dan aku bisa melihat paha kekar dan berwarna perunggu itu terpampang di depan wajahku, sebelum aku memejamkan mata erat-erat, "Sekarang... Seka tubuhnya! Aku harus tidur!"
"A... Aku..."
Aku hanya bisa terpaku di samping ranjang sementara Sersan Qiang meninggalkan tenda dengan langkah berdebum.
'Hua Ji Un... Tamatlah riwayatmu!' batinku.
Tung POV
Aku terbangun dengan kepala berdenyut dan telinga berdenging. Ini adalah kali pertamaku mabuk sampai seperti itu setelah sekian lama. Aku benar-benar kehilangan kontrol diri semalam dan minum terus menerus.
Yang pertama aku sadari saat itu adalah, aku tidak sendirian.
Terdengar suara napas halus di dalam tenda. Walau aku tak bisa melihat sosoknya.
Saat aku mencoba duduk, bisa kurasakan kepalaku rasanya mau pecah. Tapi aku bertahan.
Mengedarkan pandangan ke sekeliling tenda yang mulai terang, akhirnya aku menemukan sumber suara itu.
Ji Un berbaring meringkuk di sudut tenda. Di atas karpet kulit binatang yang diletakkan di sudut dekat lemari berisi berkas-berkas yang telah dia susun.
Perlahan ingatanku tentang percakapan kami di tepi danau kembali padaku. Dan aku bisa merasakan rasa malu merayap naik membuat wajahku terasa panas.
'Benarkah aku mengatakan itu? Astaga Tung... Seberapa dalam kau sudah terjerumus?' tanyaku pada diriku sendiri.
Melihatnya seperti ini, aku merasa dia begitu kecil.
Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari putriku Xing Er, namun tak mendekati tubuh prajurit sama sekali. Sejak pertama melihatnya aku sudah bertanya-tanya kenapa dia begitu kurus dan terlihat rapuh.
Walau wajahnya memiliki kemiripan dengan Kakak Hua, tapi secara fisik dia tak mendapatkan tubuh gempal berotot milik Ayahnya dulu.
"Unh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulan... The Love Story
FanfictionMulan mencintai pria itu. Pria kharismatik yang memimpin ribuan pasukan dan dihormati semua orang. Namun dia adalah wanita tomboy, kasar dan kini bahkan menyelusup diantara pasukan, berpura-pura menjadi seorang prajurit. Seseorang yang bukan diriny...