Chapter 3

232 14 0
                                    

Tung POV

"Ge..."

"Tung Ge..."

"KOMANDAN TUNG!!" teriakan itu memekakkan telingaku, terlebih karena dia meneriakiku dari jarak dekat,

"Apa yang kau lakukan? Kenapa berteriak disitu? Aku tidak tuli, kau tahu?!" omelku padanya,

"Dui... Kau tidak tuli. Tapi kau mengacuhkanku selama beberapa waktu disini! Apa kau sudah selesai dengan surat itu?" tanyanya,

"Sudah! Kau bisa mengirimkan laporan perkembangan pelatihan ini ke istana..." kataku sembari menggulung perkamen itu dan memberikannya pada Sersan Qiang,

"Baiklah!" sahutnya.

Aku kembali memusatkan perhatian ke dokumen di depanku, tak menyadari Qiang bahkan belum beranjak dari tempatnya.

"Apa kau merindukan Xing Er, putrimu?" tanyanya,

"Tidak juga..." jawabku singkat.

Awalnya aku ingin mengacuhkan Qiang, karena pekerjaanku masih banyak. Dokumen yang berantakan ini membuatku semakin kesal. Seolah pekerjaanku tak kunjung selesai.

"Ada yang lain?" tanyaku mulai terganggu dengan keberadaan Qiang,

"Kudengar kau menghukum Ji Un merapikan dokumen disini..." katanya,

"Darimana kau tahu?" tanyaku penasaran.

Aku memang belum bercerita apapun pada Qiang. Lagipula bukan urusannya hukuman apa yang kuberikan pada Ji Un.

"Para prajurit membicarakannya..." katanya setengah berbisik,

"Ji Un cukup terpelajar. Dia bisa menulis dan membaca. Mempekerjakannya disini akan lebih berguna daripada membuatnya berdiri semalaman di menara pantau!" jawabku ringan.

Dokumen-dokumen ini sangat memusingkan dan aku akan dengan senang hati menerima bantuan apapun agar aku bisa terlepas lebih cepat dari tugas administrasi.

"Aku tidak menyalahkanmu Lin Wu Ge! Ji Un, cukup cantik! Dia punya wajah kecil berbentuk hati, bahu sempit, pinggang ramping dan kulit mulus... Cepat atau lambat dia akan mendapat perhatian seseorang atau bahkan beberapa orang..." katanya yang membuatku membeku di tempatku duduk,

"Kau... Tertarik padanya?" tanyaku ragu-ragu.

Aku tak pernah mendengar gosip Qiang sebagai penyuka lelaki.

'Tapi selalu ada yang pertama bukan?!' pikirku saat itu,

"Aku lebih khawatir padamu..." jawabnya, "Kau cukup perhatian padanya..."

'Apa-apaan ini? Aku? Pada Ji Un? Apa dia sudah tak waras?'

"Banyak petinggi militer yang mengambil kekasih lelaki... Atau bahkan menjadikan mereka gundik. Kau tahu itu?!" katanya terdengar ragu,

"Apa maksudmu? Aku masih normal! Tak mungkin aku menyukai seorang pria terlebih bocah ingusan seperti Ji Un!" sergahku kesal,

"Aku hanya mengingatkan. Siapa tahu kau penasaran!" sahutnya sambil terkekeh pelan,

"Diam, Qiang!!" perintahku,

"Baiklah... Baiklah... Aku akan pergi..." sahut Qiang dan akhirnya benar-benar meninggalkanku sendiri.

Aku hanya bisa menggeleng pelan sambil berdecak. Qiang terlalu lama bersamaku. Sekarang dia jadi cerewet dan tukang ikut campur.

Aku terkekeh pelan saat mengingat apa yang dikatakannya.

Mulan... The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang