Mulan POV
Tok tok...
Seseorang mengetuk pintu kamarku yang terbuka, membuatku menoleh dan mendapati Komandan Tung berdiri disana. Dia telah meninggalkan tongkatnya dan berjalan dengan normal.
"Aku sedang berkemas..." kataku sembari membuang muka,
"Ada yang harus kita bicarakan!" katanya,
"Tak ada lagi yang perlu dibicarakan... Aku sudah bilang aku takkan mundur!"
"Aku tak ingin memintamu mundur... Tapi paling tidak, ambillah peran yang tak terlalu berbahaya..." Tung menahan sikuku saat aku berusaha menjauh darinya dan menambahkan dengan lebih lembut, "Kumohon..."
Meski aku merasa sedikit melunak mendengar nada permohonan dalam suaranya, tapi aku berusaha kuat.
"Aku yang membuat rencana ini... Hanya aku yang bisa menjalankannya!" kataku lagi,
"Kau bukan satu-satunya wanita di camp ini yang bisa ilmu bela diri!!" sahutnya,
'Tapi hanya aku yang tahu cara menggunakan Chi...' tambahku dalam hati,
"Nona Hua... Jika aku tak bisa membujukmu untuk mundur dari rencana ini. Paling tidak biarkan aku menyarankan tindakan pengamanan bagimu!
Rencana paling aman yang bisa membuatmu keluar darisana hidup-hidup..."
Tung menahan kedua lenganku dan memaksaku mendengarkannya.
"Kau hanya perlu mencari tenda utama tempat para petinggi pasukan lawan berada. Buat mereka tak sadarkan diri dan segera keluar darisana.
Biar kami yang selesaikan sisanya!" bujuknya,
'Aku tahu itu adalah rencana utama kami. Tapi... Dalam keadaan ini, biasanya tak semua hal berjalan lancar...
Dan aku tak bisa menjamin apapun. Satu kesalahan saja, rencana kami bisa berantakan...'
"Uhn..." anggukku pelan.
Komandan Tung menggenggam pergelangan tanganku dan membuatku berbalik. Tangannya ada di daguku, membuatku menengadah menatapnya langsung.
"Berjanjilah padaku!" desaknya,
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk kembali dengan selamat!" janjiku,
Huft...
Hembusan napasnya menerpa anak rambutku dan membuat bulu kudukku meremang. Aku sangat menyadari posisi kami yang sangat dekat.
Wajah kami terpaut jarak yang sangat kecil dan hanya dengan sedikit gerakan, aku bisa meniadakan jarak di antara kami.
"Hua Mulan..." bisiknya di bibirku dan aku bisa merasakan satu tangannya meremas pinggangku,
'Oh... betapa aku sangat merindukannya...' batinku,
Cup...
Mataku mengerjap bingung dengan sentuhan singkat itu dan mataku mencari-cari matanya.
"Mulan..." bisiknya lagi.
Bibirnya kembali mengecup lebih lama, sebelum kembali menjauh. Tapi kali ini aku tak membiarkannya pergi. Tanganku naik melingkari bahunya dan menariknya turun, membawa bibir kami kembali bertemu.
"Nnnhhh..."
"Uhm..."
Grep...
Tangannya melingkari pinggangku bagai belenggu besi dan kini tangannya yang lain membelai sisi wajahku, seolah membujuk dan merayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulan... The Love Story
FanfictionMulan mencintai pria itu. Pria kharismatik yang memimpin ribuan pasukan dan dihormati semua orang. Namun dia adalah wanita tomboy, kasar dan kini bahkan menyelusup diantara pasukan, berpura-pura menjadi seorang prajurit. Seseorang yang bukan diriny...