Stres.
Rasanya Doyoung amat sangat frustasi sekarang ini. Sampai pusing, lemas, letih, dan tak berminat melakukan apapun. Andaikata dirinya tak memegang ponsel, mungkin tak akan bernafsu sekali mengiyakan ajakan salah satu temannya untuk keluar malam ini.
Sekedar melepas letih dengan menari atau sedikit mencicipi alkohol agar stres nya akan Jeongwoo sedikit berkurang. Andaikata keluar rumah malam-malam semudah dulu.
Doyoung tak mungkin berpura-pura tidur di jam yang sudah dijadwalkan Jeongwoo. Katanya demi kesehatan namun Doyoung rasanya seperti anak TK yang jam tidur pun masih diatur. Setelah memastikan rumahnya gelap, dan mobil Jeongwoo telah pergi meninggalkan rumah Doyoung, lelaki itu mulai mengganti piyama nya dengan pakaian yang biasanya digunakan untuk main.
Tak lupa membawa sisa uang nya yang tak seberapa. Lagipula ia sudah dijanjikan akan ditraktir malam ini.
Setelah siap, Doyoung mengendap-endap keluar. Memeta sekitar barangkali menemukan kamera tersembunyi atau Jeongwoo kedua yang bersembunyi. Pokoknya pikiran-pikiran buruk terus menghantuinya sampai-sampai Doyoung ingin segera keluar. Temannya telah menunggu di gang yang tak jauh dari rumah Doyoung, sengaja tak langsung menunggu di depan rumah karena sangat beresiko.
Beberapa langkah lagi sampai Doyoung dapat keluar dengan selamat. Dan untungnya semua benar-benar dalam kendali. Mungkin karena Jeongwoo merasa Doyoung tak akan berani macam-macam atas segala ancaman pria itu selama ini. Jeongwoo tak tahu bahwasanya terkadang Doyoung memang benar-benar liar. Bahkan sang Ayah sekalipun, tak akan bisa melawannya.
Doyoung menemukan mobil yang persis terparkir di tempat yang sudah mereka janjikan. Doyoung memiliki banyak teman untuk bersenang-senang, jadi malam ini biarlah ia terlarut dalam dunia nya sampai mungkin Jeongwoo menemukannya dalam keadaan kacau. Siap mengeluarkan apapun yang pastinya sangat merugikan Doyoung.
Biarpun begitu, Doyoung tetap pada prinsipnya untuk memberontak.
***
Semua berlangsung lancar, musik berdentum mengiringi keberhasilan Doyoung kabur dari rumah untuk semalam ini. Beberapa alkohol telah tersaji, bau khas menyeruak mengisi kesenangan orang-orang yang penuh masalah malam ini. Sekedar berbagi kebahagiaan bukan hal yang salah.
Doyoung sesekali menyesap alkohol di usia nya yang legal. Memang tak ada yang menenangkannya selain minuman yang memiliki rasa khas tersebut. Sejauh ini, dimana pikirannya dibawa melayang setinggi-tingginya seolah Doyoung manusia paling bahagia.
"Tambah lagi nih." Doyoung menoleh, setahu nya ini merupakan teman seangkatannya. Seorang gadis yang cantik, sesekali menampilkan senyuman centil nya. Tidak masalah, Doyoung menerima uluran botol alkohol itu hingga mengisi penuh gelas nya. Lalu meminumnya sekali teguk dan mengeluarkan ekspresi khas.
Semua teman-temannya turut bersenang-senang. Sekalipun beberapa dari mereka tak Doyoung kenali. Siapa peduli? Bebas dari Jeongwoo beberapa saat cukup melegakan.
"Doyoung."
Doyoung kembali menoleh, seorang teman yang Doyoung kenali bernama Jona itu menghampirinya, bersama seorang pria yang cukup terkenal di kampus.
Mata Doyoung berbinar, sekaligus terkejut ketika dirinya duduk tak jauh dari lelaki itu.
"Ini Haruto, Lo pasti udah tau kan?"
Iya, Haruto. Lelaki dengan sejuta pesona dengan julukan Genius Face. Banyak sekali yang mengagungkan namanya seolah dirinya adalah pahlawan dunia. Dan bodohnya, Doyoung juga salah satu yang begitu mengangumi Haruto.
Jona tersenyum meledek ketika melihat Doyoung nyaris tak dapat berbicara. Ia sudah tau sejak awal bagaimana Doyoung begitu mengidolakan Haruto meskipun terkadang lupa mengapa dirinya begitu menyukai Haruto. Padahal berinteraksi pun nyaris tidak pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEIGN || JEONGBBY
FanfictionSemenjak pertemuannya dengan Park Jeongwoo, hidup Doyoung seakan berada dalam tahanan. Dan Doyoung sekali lagi membenci fakta bahwa dia tak bisa lari dari sosok yang selalu ia benci itu. WARN! BXB area!