Bagian 30 : Cinta?

619 133 16
                                    

Kantin fakultas tidak terlalu sesak seperti biasanya. Entah kenapa Jeongwoo membawanya kemari alih-alih langsung pulang ke rumah. Doyoung sedang tidak minat untuk makan, sejak tadi lelaki itu banyak diam nya.

"Masih ada yang gangguin kamu?"

Doyoung melirik sekilas, lalu mengangguk seperti orang yang kehilangan harapan. Ia menghela napas dalam.

"Siapa?"

"Lo!"

"Saya?"

Lihat manusia itu, dengan santai menikmati makanan tanpa tahu apa yang disebabkan oleh tingkahnya hari ini. Doyoung berdecih, napsu makannya hilang setelah semua yang terjadi.

"Kenapa? Saya nggak ngerti kalau kamu nggak ngomong."

Doyoung melirik sinis ke arah Jeongwoo. Lalu setelahnya ia menghela napas. Ia memfokuskan pandangannya pada Jeongwoo untuk memulai sesuatu yang menganggu nya lebih banyak daripada hanya rumor tidak jelas yang tersebar hari ini.

"Kontrak pernikahan kita kapan selesai nya?"

Jeongwoo menaikkan sebelah alisnya, heran dengan pertanyaan Doyoung yang diluar ekspektasi nya.

"Sampai saya bosen? Saya juga kurang yakin." Ucap Jeongwoo.

Doyoung mengerutkan keningnya.

"Terus kalau Lo udah bosen Gue ditinggalin gitu?"

Jeongwoo tak langsung menjawab, sempet terkena jebakan yang ia buat sendiri, mengapa menjawab hal mudah ini terasa sangat menyulitkan bagi Jeongwoo.

"Belum tau." Jawab Jeongwoo.

"Kenapa nanya kayak gitu? Kamu mau cepet cerai dari saya?"

Doyoung terlihat kurang puas dengan jawaban Doyoung, belum lagi pertanyaan yang terlontar dari mulut Jeongwoo seperti memadamkan sesuatu yang sempat membuncah dari diri Doyoung.

"Kenapa Lo lakuin hal tadi? Karena janji Lo ke ayah buat bantuin dia jadi walikota?" Bukannya menjawab, Jeongwoo kembali melontarkan pertanyaan.

"Kenapa?"

"Gue mau nanyain semua yang bikin Gue panasaran, Gue harap Lo mau jawab semuanya dengan jelas. Gue nggak mau jawaban yang abu-abu."

Entah sejak kapan percakapan ini menjadi lebih serius daripada sekedar makan siang bersama. Jeongwoo menyudahi makannya, meminggirkan makanan di depannya untuk mengimbangi Doyoung. Ada yang salah dengan pemuda itu, dan Jeongwoo juga dibuat penasaran mengenai hal yang membuat Doyoung begini.

"Oke, tanyain aja." Ucap Jeongwoo.

"Kenapa Lo lakuin hal tadi? Apa karena Ayah?"

"Ya, rumor sekecil apapun bisa bikin Ayah kamu kehilangan suara pendukungnya. Juga, saya tidak suka privasi saya disebar begitu."

Doyoung menghela napas, mengapa ia merasakan sedikit kecewa pada setiap kata yang Jeongwoo berikan. Kalimatnya jelas tidak abu-abu, sesuai dengan apa yang Doyoung inginkan. Tapi sesuatu di dalam dirinya seolah tak puas dengan jawaban Jeongwoo yang sangat sederhana.

"Kalau seandainya Ayah nggak nyalon jadi walikota, dan privasi Lo tetep terjaga, misal rumor yang muncul cuma tentang Gue, Lo bakal ngelakuin hal yang sama?" Tanya Doyoung.

"Ya, Kamu calon suami saya, reputasi kamu juga penting bagi saya." Jawab Jeongwoo.

"Lo suka sama Gue?"

"Kalau saya nggak suka sama kamu, saya nggak akan repot-repot nyari kamu sampai bikin perjanjian sama ayah kamu."

"Terus, Lo cinta sama Gue?"

FEIGN || JEONGBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang