Bagian 17 : Syarat

649 141 93
                                    

Pada akhirnya, sejauh apapun Jeongwoo melangkah dalam kemandiriannya, ia akan tetap kembali kesini. Ke tempat dimana dirinya pernah menjadi seorang anak dengan segala isi dan kenangannya. Rumah itu terdiri dari dua lantai, cukup besar untuk ukuran rumah-rumah di kota. Semua desainnya dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan betapa sukses nya bisnis Park berjalan.

Jeongwoo melangkah mantab. Sejujurnya ia bukan seseorang yang merasa rumah nya hilang disaat kedua orang tua nya tak lagi bersama. Bohong kalau Jeongwoo tidak kecewa ketika sang Ayah menikah lagi dengan Papa tiri nya. Bohong kalau Jeongwoo dapat dengan mudah menerima kehadiran Asahi dan juga Haruto sebagai bagian dari keluarganya.

Tapi hidup terus berjalan. Jeongwoo tidak bisa larut dalam kekecewaan. Setidaknya prinsip itu membuatnya terus maju tanpa beban apapun.

Dan mengapa harus memendam benci saat Papa tiri Jeongwoo tidak seburuk yang digambarkan di film-film. Asahi memang bukan yang melahirkannya. Tapi Asahi yang menemaninya sampai Jeongwoo dapat memastikan sendiri langkah mana yang akan ia ambil.

Hanya satu masalah Jeongwoo.

Dan dia adalah orang yang kini membuka pintu dengan kaus dan celana pendek nya. Terlihat gembel, sangat berbeda dengan apa yang terlihat dari media sosial.

"Tumben pulang."

Jeongwoo mengerutkan keningnya menandakan ia tidak suka disambut dengan makhluk halus seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Makhluk halus ini adalah adiknya.

Adik tiri sih. Tapi mereka berada di dalam satu kartu keluarga.

"Minggir atau Gue tendang?" Ancam Jeongwoo.

"Password nya?"

"Haruto!"

Haruto berdecak, walaupun begitu ia tak menyingkir sedikitpun dari pintu untuk mempersilahkan Jeongwoo masuk. Dia kan sudah punya rumah sendiri, sedangkan Haruto masih menumpang orang tua. Jadi Haruto harus pastikan rumah ini akan diberikan kepadanya.

"Serius amat orang tua!" Omel Haruto. Mengapa Jeongwoo tidak bisa sesantai dirinya. Hidup kesana-kemari menghabiskan uang dan tebar pesona.

Hubungan Jeongwoo dan Haruto sulit dideskripsikan. Tidak membenci seperti di film-film, tidak juga saling menyayangi.

Tapi sesekali Jeongwoo memang memiliki niat untuk mendorong Haruto ke laut.

"Oh iya, mulai sekarang berhenti deketin Doyoung, Gue tau Lo nggak suka sama dia. Jangan pura-pura." Ucap Jeongwoo penuh penekanan.

"Ya suka-suka Gue. Orang Doyoung aja welcome. Masalah suka atau engga bisa dipaksa." Balas Haruto dengan tampang menyebalkan.

Satu lagi masalah Jeongwoo jika terkait dengan Haruto.

Haruto itu menyukai semua yang disukai Jeongwoo. Ya kecuali bisnis nya. Haruto tidak suka terjebak dalam lingkaran yang membuatnya cepat menua. Lagipula Papa Asahi itu punya mall. Haruto lebih suka itu.

Tapi untuk hal lain, entah kenapa Haruto ini suka sekali dengan sesuatu yang Jeongwoo sukai. Seperti Haruto mendadak menyukai mobil milik Jeongwoo, dan juga Haruto mendadak tertarik mendekati Doyoung padahal sebelumnya Haruto bahkan tidak tahu ada Doyoung di dunia ini.

"Lo bisa berhenti nggak ikut²an suka sama apa yang Gue suka? Kayak nggak ada hal lain yang bisa Lo kerjain." Kata Jeongwoo. Padahal posisi mereka masih di depan pintu. Jeongwoo belum bisa masuk ke rumah karena penjaga nya banyak bicara.

Tapi sepertinya sekarang Jeongwoo harus pasang kuda-kuda. Karena sepertinya mereka akan saling adu tenaga saat tak ada satu diantara mereka yang mau mengalah.

FEIGN || JEONGBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang