"Doyoung?"
Di hari yang cerah seperti biasa. Sejak semester baru dimulai yang mana sekarang Doyoung benar-benar harus mengulang beberapa mata kuliah yang membuatnya stres bukan main. Belum lagi jadwal belajarnya diperketat oleh Jeongwoo. Lelaki itu seperti ingin mengambil alih kehidupan Doyoung.
"Haruto?" Dan sekarang, secercah harapan dalam bentuk wajah secerah sang Surya mendatangi Doyoung dengan sukarela. Haruto membawa tasnya di pundak sebelah, membuatnya terlihat jauh lebih keren apalagi dalam jarak yang semakin dekat.
"Mau kemana?" Pertanyaan itu dari Haruto. Aroma segar yang membuat Doyoung langsung semangat ketika berdekatan dengan Haruto tercium oleh hidungnya.
"Mau nikah, stres Gue kuliah." Jawab Doyoung asal. Keduanya berjalan pelan sembari berbincang, Haruto terkekeh mendengar jawaban Doyoung.
"Sama."
"Hah?"
Haruto tertawa, secara naluri membawa tangannya bergerak untuk mengusak rambut lelaki yang lebih pendek darinya itu.
"Nikah yuk, Gue juga stres." Kata Haruto lalu tertawa setelahnya.
Sedangkan Doyoung baru saja sadar dari keterkejutannya. Terasa aneh sebab sekarang mendadak jantungnya berdegup dengan kencang.
"Lo jangan kayak gitu. KUA buka loh hari ini, jangan sampai Gue bawa Lo kesana sekarang juga." Balas Doyoung.
Haruto tersenyum lagi. Yang mana membuat orang-orang seperti Doyoung merasa bisa memiliki Haruto sekarang juga.
"Gue sih ayo aja. Makan dulu tapi ya."
Heh.
Doyoung berdecak, lalu setelahnya mereka tertawa bersama.
"Lo mau nya kemana?"
"Apanya?" Tanya Doyoung karena tak tau apa maksud dari pertanyaan Haruto.
"Honeymoon nya sayang..."
"HAH!"
Lagi-lagi Haruto tertawa.
"Makan nya. Mau dimana? Jangan di kantin fakultas, terlalu deket. Gue mau ngobrol lama sama Lo." Haruto enteng sekali ucapannya, tidak tahu bahwa Doyoung sekarang benar-benar sedang menahan diri agar tidak timbul tingkah-tingkah yang salah, pada akhirnya bisa membuatnya malu setengah tahun.
"Kenapa mau ngobrol sama Gue?" Tanya Doyoung. Ia pun bingung mengapa harus menanyakan hal seperti itu. Padahal langsung mengiyakan saja ajakan tidak langsung dari Haruto juga sangat menguntungkan. Kapan lagi kan?
"Katanya mau nikah? Kita butuh ngobrol."
"Stop Haruto. Geli sumpah."
Lorong kampus menjadi saksi betapa banyaknya Haruto tertawa kali ini, dan betapa merah nya wajah Doyoung saat ini.
"Kalau Gue bilang, Gue ngedeketin Lo, Lo percaya nggak?" Tanya Haruto.
Sangat to the poin.
Dan Doyoung belum latihan untuk hal ini. Jadi ia bingung harus merespon bagaimana selain menggeleng. Ia juga tidak tahu apakah Haruto mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"Makanya kita perlu ngobrol." Kata Haruto santai.
"Cuma ngobrol?"
"Ya sambil diskusi tentang WO juga boleh."
"Haruto!"
Haruto kembali tertawa.
"Jadi, mau makan apa? Nggak boleh nolak."
Doyoung menimang sebentar, sebenarnya ia tahu jikalau mungkin Jeongwoo sudah berada di depan untuk menjemputnya. Tapi bukankah Doyoung akhir-akhir ini menjadi penurut? Tidak masalah jika sesekali ia ingin keluar sekedar menikmati masa kuliah nya yang sebagian terenggut oleh Jeongwoo.
"Kalo Gue nolak gimana?" Tanya Doyoung dengan intonasi menantang.
"Ya berati bakal muncul berita mahasiswa inisial Doyoung diculik sama Haruto karena nggak mau diajak makan."
Doyoung memukul pelan lengan Haruto.
"Yang bener kalau ngomong. Habis Gue kalau fans mu denger." Balas Doyoung.
Haruto berhenti sejenak, membuat Doyoung secara reflek juga berhenti.
"Kenapa?"
Haruto tak langsung menjawab. Ia melepas jaketnya dengan cepat lalu membuat jaket itu menutupi kepala Doyoung. Dirangkulnya bahu lelaki yang lebih pendek darinya itu.
"Mobil Gue udah deket, asal Lo nggak teriak, kita nggak akan masuk berita." Lalu setelah kalimat itu, Haruto membawa Doyoung berjalan lebih cepat. Hingga mereka berhasil mencapai mobil Haruto.
Setelah memastikan Doyoung duduk dengan benar, Haruto berlari menuju kursi nya. Ia tersenyum kecil saat melirik ke arah Doyoung.
"Segitu takutnya Lo sama fans-fans Gue sampe jantung Lo bunyi nya kenceng banget?" Ucapan Haruto membuat Doyoung menegang.
Pipi nya benar-benar terasa panas tanpa sebab.
Sedangkan Haruto mulai menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan kampus.
Dan sesuai prediksi Doyoung, Jeongwoo telah menunggunya di depan kampus. Tapi untuk kali ini, karena Doyoung tak ingin Jeongwoo tiba-tiba menyusulnya, ia tak akan bilang apapun kepada lelaki itu.
"Aman kok, dia nggak liat."
Doyoung menoleh pada Haruto.
"Itu, yang waktu itu nyeret Lo keluar. Bodyguard Lo kan?" Kata Haruto.
"Cepetan Haruto, Gue nggak mau ketahuan sama dia."
Ucapan Doyoung membuat Haruto tersenyum penuh arti.
"Oke."
***
Sudah biasa bagi Jeongwoo untuk menjemput Doyoung setiap lelaki itu selesai kelas. Biasanya ia akan menemukan Doyoung diantara banyaknya orang yang berlalu lalang. Ekspresinya seperti dilingkupi mendung dan badai. Tapi sekarang, bahkan saat lalu lalang mulai berkurang, eksistensi lelaki pemarah itu belum juga nampak.
Padahal Jeongwoo yakin tak ada kelas lagi setelah ini. Atau mungkin memang ada kelas tambahan?
Jeongwoo mencoba berfikir positif. Tadinya hanya menunggu sampai dua jam lamanya sebab dirinya tak ingin menganggu Doyoung dengan rentetan telepon darinya.
Tapi ini sudah tidak wajar. Bahkan saat dihubungi, ponsel Doyoung mati. Untuk dicek keberadaan lelaki itu pun tidak bisa.
Jeongwoo mencoba menghubungi Mashiho. Teman Doyoung itu mengatakan kelas telah berakhir sesuai jadwal. Dan Mashiho melihat sendiri Doyoung keluar dari ruangan.
Jeongwoo frustasi saat mencoba menghubungi Doyoung lagi namun tak tersambung. Berkali-kali mencoba hingga pada percobaan ke lima kali ini, Jeongwoo lega ketika telepon tersebut tersambung ke ponsel Doyoung.
"Kamu lagi dimana sekarang?" Tanya Jeongwoo tanpa basa-basi lagi. Namun beberapa detik berlalu tanpa jawab.
"Doyoung——"
"Lagi sama Gue."
Jeongwoo membeku, butuh beberapa saat sampai memory nya menemukan siapa dibalik suara yang jelas-jelas bukan suara Doyoung itu. Lalu pandangannya mendadak berubah.
"BAJINGAN!"
***
Haiiii, aku mau log out sementara dari akun ini buat nyelesaiin cerita ku di akun ku yang satunya lagi. Jadi next update kalau udah 100 vote lagi hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
FEIGN || JEONGBBY
FanfictionSemenjak pertemuannya dengan Park Jeongwoo, hidup Doyoung seakan berada dalam tahanan. Dan Doyoung sekali lagi membenci fakta bahwa dia tak bisa lari dari sosok yang selalu ia benci itu. WARN! BXB area!