45. endingnya

35 4 4
                                    

..

Menjalani kehidupan rumah tangga jauh dari orang-orang yang mereka kenal merupakan hal yang ingin dilakukan banyak pasangan. Tanpa campur tangan siapapun yang mungkin bisa mempengaruhi keharmonisan mereka. Ini bukan mengartikan peran keluarga besar dari mereka berdua menjadi pengaruh buruk, tidak seperti itu. Tetapi banyak permasalahan yang harus mereka hadapi sendiri. Ini kehidupan mereka, baik buruknya juga harus mereka sendiri rasakan.
Peran keluarga memiliki tempatnya tersendiri untuk keberlangsungan suatu hubungan. Tentang dukungan dan mungkin tempat mereka kembali pulang saat kerinduan datang.

Sudah dua bulan keluarga kecil hoseok menjalani hidup di kota kecil jauh dari seoul. Kunjungan dari anggota keluarga dan teman-teman mereka silih berganti. Dan hari ini hoseok memutuskan akan membawa keluarganya itu kembali ke seoul setelah melewati diskusi bersama sang istri. Kondisinya sudah sangat baik tanpa arm sling lagi, meski belum bisa mengangkat sesuatu yang berat.

Rosse sudah kembali seperti yang hoseok kenal selama ini, tidak ada lagi sikap dingin ataupun canggung yang menyelimuti kehidupan dua bulan mereka. Hanya saja hoseok terlihat lebih berhati-hati dalam segala hal, entah tutur kata ataupun perlakuannya. Bahkan untuk kembali menyentuh istrinya, hoseok seperti dibayangi oleh perasaan bersalah. Ia merasakan ketakutan tersendiri kala membayangkan hubungan intim itu dengan sang istri. Itu bukan karena yang lalu ia terbiasa menyentuh wanita lain selain istrinya, namun justru karena bayangan menyakitkan yang menghancurkan hati rosse adalah perbuatannya sendiri. Kali ini hoseok benar-benar tertampar oleh kenyataan bahwa istrinya seperti bunga dendelion yang akan berantakan jika ia menyentuhnya.

"Oppa akan menyetir sendiri ?".
Rosse masih duduk di sofa ruang tamu vila dengan kedua netranya mengikuti pergerakan sang suami.

"Tidak, sayang. Kalau aku menyetir sendiri bagaimana dae hwa ? Keadaanmu masih belum bisa menggendong putri kita, jika aku meletakkannya dicare seat pasti juga kurang nyaman karna perjalanan kita lumayan jauh. Divila sebelah sudah ada sopir yang aku minta kemari kemarin sore, kita menggunakan sopir supaya lebih aman".
Rosse menatap tak percaya, bahkan hoseok tak mengatakan hal itu sama sekali sebelumnya. Ia senang banyak yang berubah lebih baik dari sang suami. Hatinya masih belum terbiasa menerima sikap manisnya kembali, tetapi rosse sudah bertekad akan memperbaiki hatinya bersama dengan hoseok. Karena hanya hoseok yang rosse inginkan.

"Bahkan aku tidak tahu. Terimakasih, oppa".

"Haishh, jangan selalu mengatakan terimakasih. Ini tugas suamimu, sekarang kita sarapan dulu"rosse menurut dengan perintah suaminya. Mereka hanyut menikmati makanan pagi dengan tenang. Kali ini bukan lagi makanan delivery dari restoran, melainkan hasil dari pergelutan hoseok dengan peralatan dapur. Omelet dan juga nasi sisa semalam yang disulap oleh hoseok menjadi nasi goreng sederhana, ia tak pandai memasak makanan yang rumit.

"Sayang.. Ini untuk terakhir kali aku menanyakannya padamu sebelum kita kembali ke seoul dan menemui orangtuamu, apa kau sudah yakin dengan keputusanmu kembali bersamaku ? Aku takut meski yang aku lihat adalah senyumanmu. Aku sama sekali tidak mau memaksamu, bukan berarti aku tidak mau memperjuangkan pernikahan kita. Tetapi aku sadar seberapa fatal dan sulit diperbaikinya kesalahanku".
Hoseok memang perlu memastikannya sekali lagi, bukan karena ia tak mempercayai istrinya. Hoseok tidak ingin rosse menekan lukanya seorang diri hanya karna kembali bersama.

"Awalnya banyak keraguan, oppa. Sebelum kita menyerahkan berkas perceraian ke pengadilan waktu itu, antara iya dan tidak berperang didalam otakku. Bahkan yoongi oppa saja merasa heran padaku saat itu, aku benar-benar seperti dibisiki antara rasa cintaku dan rasa sakitku. Tapi kali ini, aku yakin setelah berada jauh darimu beberapa waktun memikirkan banyak hal, merenungi segalanya... Memang sulit sekali memaksakan diri untuk kembali, tetapi bersamamu aku juga tidak bisa. Maka dari itu, ayo sembuh kan luka yang oppa ukir dihatiku ini..".
Rosse tersenyum dihadapan hoseok, keduanya saling memandang satu sama lain.
Keputusan mereka kembali ke seoul awalnya ditentang oleh rosse. Sebab mereka mendengar kabar bahwa kedua orangtua rosse akan kembali dalam dua hari kedepan. Itu yang menjadi alasan hoseok ingin membawa istrinya kembali dan segera menemui mereka. Hoseok fikir lebih baik mereka yang ke seoul dari pada kedua orangtua rosse yang datang kepada mereka. Toh, kondisinya sudah membaik dan mendapat izin dokter jika akan kembali ke seoul.

A Fragile House of Cards (Jung Hoseok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang