55

859 23 10
                                    

"Darimana aja kamu? " membuat aluna yang baru sampai rumah pun terkejut dengan suara ayahnya "ayah kapan pulang? " tanya aluna tanpa menjawab pertanyaan ayahnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Darimana aja kamu? " membuat aluna yang baru sampai rumah pun terkejut dengan suara ayahnya "ayah kapan pulang? " tanya aluna tanpa menjawab pertanyaan ayahnya itu

"Aluna habis main yah" sambung aluna saat melihat ayahnya menahan emosi "bisa ngomong sebentar sayang? " membuat aluna kaget mendengar ucapan ayahnya itu

"Sejak kapan ayah selembut itu" batinnya merasa takut dengan kelembutan ayahnya yang sejak kecil tidak aluna dapatkan "ayo duduk" sarkas ayahnya dan menyuruh aluna duduk di sampingnya dan aluna pun menurut saja

"Kamu gimana kabarnya? " sambil mengusap lembut rambut aluna membuat aluna makin ketakutan bahkan kini mengeluarkan keringat "ba....ik.....yah" ucapnya dengan gugup

"Ayah boleh minta sesuatu sama kamu aluna? " membuat aluna menatap ayahnya. Ada rasa tak nyaman dari ucapan itu bahkan detak jantungnya pun berdetak dengan kencang di dalam sana

"Ketuk pintu sebelum masuk!" Ucap kai saat melihat cila langsung masuk ke kamarnya "maaf kak, cila udah kebiasaan gitu" lirihnya "ngapain? Kalau nggak penting mending keluar! " sarkas kai "dan jangan bahas masalah kemaren lagi! " sambungnya membuat cila menunduk

"Gimana ini? " batin cila yang ingin menjelaskan kesalahpahaman ini namun kai lebih dulu melarangnya "Cepatan ngomong! ? " sarkas kai lagi tanpa menatap cila dan fokus ke handphonenya "nggak jadi kak, cila keluar dulu" pamit nya

"Balaskan dendam ayah" lirih ayah aluna membuat aluna kaget dengan penuturan nya "hanya kamu satu satunya yang bisa bantu ayah" sambungnya membuat aluna tak karuan di buatnya

"Ck, anak ini malah diem! " kesal ayah aluna saat aluna diem saja setelah mendengarkan ucapannya "gimana sayang? Kamu mau? " ucapnya lagi dan bahkan mulai memegang lembut tangan aluna dan mengusapnya

"Maaf yah aluna nggak bisa! " membuat ayahnya emosi dengan jawaban anaknya itu dan dengan spontan mencengkram leher aluna "dasar anak tak tau Terima kasih kamu!! " bentak ayahnya sedangkan aluna berusaha melepaskan tangan ayahnya itu

"Lepasin aluna yah" lirihnya dan mulai tak bisa bernapas "ayah to....lo...ng" lirihnya yang mulai tak tahan dan ayahnya pun melepaskan cengkram nya itu tetapi detik berikutnya malah mendorong aluna hingga terjatuh ke lantai bahkan kepalanya kini mengeluarkan darah

Belum sepenuhnya menghirup udara segar, kini ayahnya mulai menyakitinya lagi dengan menampar pipi aluna "harusnya kamu saja yang mati aluna bukan adek kamu! " membuat hati aluna merasa sakit mendengarnya

"Adek kamu itu begitu menurut sama ayah bukan kayak kamu susah di atur! " sarkas ayahnya tanpa mengkhawatirkan perasaan aluna dan tak terasa air mata aluna pun membasahi pipinya

"Bukankah sedari kecil ayah sudah membedakan kami? " lirih aluna dan entah keberanian darimana yang dirinya dapatkan hingga dengan berani menatap dan bersuara seperti itu kepada ayahnya "ayah selalu menyayangi adek. sedangkan aluna? Jangankan di sayangi, aluna malah selalu di caci maki oleh ayah setiap harinya! " sambungnya

kaiven&Cila(TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang