"Dokter ada apa?" Panik Kai saat Dokter dan para perawat keluar mendadak dari ruang operasi.
"Tuan istri anda memaksa kami untuk menyelamatkan bayi kalian, kami tidak bisa melakukannya karena kondisi bayi kalian sudah sangat lemah, begitupun istri anda, dia harus segera ditangani" jelas dokter itu masih memakai pakaian operasi.
Kai menggeleng tak percaya atas tindakan istrinya. Dia sudah menandatangani keputusannya, namun istrinya malah bertindak lain.
"Berapa lama kalian akan memulai operasi?" tanya Kai panik.
"Tidak ada waktu lagi, ini sudah sangat mendesak" jawab dokter itu.
Kai tampak frustasi. Dia menatap keruangan Jennie berada. Dia memastikan arjoli di tangan kirinya.
"Berikan aku tiga menit untuk berbicara dengan istriku" paksa Kai ingin masuk keruangan operasi namun ditahan oleh dokter dan perawat.
"Maaf tuan Tidak ada yang boleh masuk keruangan operasi selain dokter atau perawat"
"Hanya sebentar!" Marah Kai.
Salah satu perawat keluar dari ruangan Jennie dengan wajah panik.
"Dokter, saturasi oksigen pasien menurun"
Dokter itu terkejut. "Tuan cepat berikan keputusanmu!" Cerca dokter tidak ingin berlama-lama karena Pasien di ruang operasi sudah menjadi tanggung jawabnya.
Kai sungguh bingung harus menjawab apa. Jennie benar-benar sangat keras kepala hanya ingin menyelamatkan putrinya.
"Dokter, apa kau tidak bisa menyelamatkan keduanya?" Tanya Kai akhirnya.
"Itu mustahil sekali dilak—"
"Tidak ada yang mustahil! Kau tidak boleh berbicara seperti itu, tuhan yang menentukan takdir. Kau seharusnya berusaha bukan menyerah seperti itu" potong seseorang yang memakai setelan jas putih yang mendengar ucapan Juniornya.
"Dokter Suzi" para perawat dan dokter menundukan kepalanya ketika sang senior tiba-tiba muncul dihadapan mereka.
Dokter Suzi menatap Kai yang terlihat berantakan, "kami akan berusaha menyelamatkan keduanya, kau tunggu disini dan berdoa agar keduanya selamat" ucap Dokter Suzi kemudian masuk ke ruang operasi.
Para perawat dan dokter itu terkejut atas tindakan senior mereka. Bagaimana tidak, operasi itu bukanlah jadwalnya Dokter Suzi namun apa yang dilakukan senior mereka? Mereka tentu terkejut.
"Terimakasih dokter!" Pekik Kai pada dokter Suzi yang sudah di dalam.
Skip 3 jam melakukan operasi.
Cklek
"Tuan selamat, keduanya berhasil di selamatkan. Kau harus berterimakasih kepada dokter Suzi" ucap sang perawat yang baru saja keluar dengan wajah bahagianya.
Mendengar hal itu Kai langsung bersujud. Dia berterimakasih kepada tuhan atas keajaiban yang didapatkannya. Setelah itu ia kembali berdiri.
"Dimana dokter itu? Aku harus berterimakasih kepadanya" cerca Kai yang benar-benar bahagia.
"Dia ada diruangannya tuan"
Kai mengangguk segera berlari keruangan dokter Suzi untuk berterima kasih.
***
"Yeobo, kau senang?"
Jennie yang masih lemas mengangguk tersenyum.
"Mianhae, aku, aku sangat ceroboh menandatangani keputusan itu, aku tidak bermaksud ingin membunuh putri kita" Kai sangat merasa bersalah karena menyetujui bayinya meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Light
Jugendliteratur"Pelan-pelan de" "Sus mana Mom?" Jennie menuntun anaknya untuk duduk bareng bersama suami juga putri sulungnya. "Mommy sus mana~" rengek Lisa yang tadi dihiraukan Jennie. "Sus resign de, katanya gamau lagi ngurusin bayi gedenya"