"ahjussi tolong panaskan mobil hitam ya, saya mau berangkat sekarang" perintah Kai kepada supir pribadi Kai.
"Baik tuan"
Kai kembali masuk, dia ingin mengambil tasnya juga berpamitan dengan sang istri.
"Yeobo, aku pamit sekarang ya" ucap Kai sudah siap.
Jennie yang sedang menyiapkan sarapan berhenti sejenak kemudian mengambil tas suaminya lalu di berikan ke Kai.
"Buru-buru banget sih Oppa, udah pamitan belum sama adek? Ntar ngambek lagi kaya kemarin" ucap Jennie mengingatkan Kai kalau kemarin Lisa benar-benar ngambek ke Daddynya karena kerja tanpa pamit.
"Udah, tapi dia masih merem. Aku kasian banguninnya"
Jam segini anak-anak memang masih tidur. Ditambah lagi semalaman Lisa tidur larut maka dari itu Kai tidak tega bangunin anaknya.
Jennie mengangguk. "Aku ga akan tanggung jawab loh ya kalau adek ngambek lagi"
"Yeobo~" melas Kai yang memang ingin istrinya membantunya. Bagaimana lagi Minggu ini benar-benar sibuk karena hampir tiap hari dia kedatangan klien dari luar kota bahkan luar negeri.
Jennie terkekeh. "Iya-iya nanti aku bantuin deh"
Kai tersenyum. "Nah gitu dong, ini baru istri aku" ucap Kai mengecup singkat kening Jennie.
"Yaudah sana, nanti anaknya bangun, repot lagi"
Kai mengangguk. "Oke, aku berangkat. Makasih sayang"
Kai dan Jennie melakukan salam perpisahan. Selepas itu Kai segera ke mobil karena supirnya sudah siap. Jennie pun ikut mengantar kedepan. Selepas itu ia kembali kedapur kembali menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya.
Tak lama kemudian suara grasak grusuk anak bungsunya yang berlari dari arah tangga. Jennie melihat itu. Dia panik karena anak itu sepertinya belum sadar namun sudah berlari di tangga.
"De—" Jennie gagal mencegah anaknya yang berlari kedepan. Ia tau pasti anak itu terbangun karena mendengar suara Mobil Daddynya.
"Daddy tunggu!" Pekik Lisa mengejar Mobil Daddynya.
"Berhenti dad!"
Jennie melihat anaknya yang berlari sambil nyeker untuk mencegah Mobil Daddynya.
"Ya ampun anak itu" ucap Jennie tak habis pikir.
Beruntung Mobil Kai belum keluar gerbang. Oleh karena itu Lisa berhasil menghentikan Mobil Daddynya.
"Daddy hiks, kenapa ninggalin adek lagi" Lisa sudah menangis dipelukan Kai.
Kai sudah diluar dan tengah berdiri di samping Mobil sambil memeluk Lisa yang tengah menangis. Sesekali ia melirik arjoli ditangannya karena takut telat.
Kai mengusap-usap punggung Lisa yang bergetar karena menangis.
"Sayang maaf yaa, Daddy harus berangkat. Kan sudah ketemu Daddy. Daddy pamit ya sayang, Daddy harus berangkat sekarang" ucap Kai yang memang tidak ada waktu untuk meladeni anaknya yang sedang ngambek.
Lisa menggeleng. "Daddy hiks udah ingkar janji hiks katanya kalau berangkat pamit ke adek tapi hiks apa..." Isak Lisa di pelukan Kai. Ia tidak peduli dengan jaz Daddynya akan basahan kusut. Yang terpenting dia memeluk Daddy.
"Iya maaf sayang. Tadi Daddy udah pamitan loh sama kamu tapi kamunya tidur" jelas Kai yang berusaha melepaskan pelukan anaknya karena dirinya benar-benar sudah telat.
"De, ya ampun itu kasian Daddynya mau berangkat nak. Ayo sini sama Mommy dulu" Jennie datang membuat Kai sedikit lega. Ia menatap Jennie meminta bantuan agar Lisa melepaskan pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Light
Teen Fiction"Pelan-pelan de" "Sus mana Mom?" Jennie menuntun anaknya untuk duduk bareng bersama suami juga putri sulungnya. "Mommy sus mana~" rengek Lisa yang tadi dihiraukan Jennie. "Sus resign de, katanya gamau lagi ngurusin bayi gedenya"