20

3.3K 289 12
                                    

Lisa sudah sadar sejak pagi tadi, namun anak itu sampai sekarang sama sekali belum mengeluarkan suara sedikitpun.

Jennie dan Kai sudah melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian si bungsu, namun gadis berponi itu terus mengabaikan kedua orangtuanya.

"Ade mau apa sekarang hum~"

"Ade katanya mau mainan nanti Daddy beliin mau?"

Kai yang sudah sangat lelah setelah semalaman ia tidak tidur menjaga Lisa akhirnya menyerah. Ditambah sikap Lisa yang sedikit menjengkelkan setelah sadar membuat Kai sedikit emosi.

"Oppa istirahat aja. Biar aku yang jagain Ade" ucap Jennie yang paham dengan suaminya.

Kai pun akhirnya memilih keluar terlebih dahulu untuk mencari tempat beristirahat. Tersisalah hanya Ada Jennie yang menjaga Lisa disana. Sementara Rose, dia sedang pulang bersama Jisoo dan Haein.

Jennie menghampiri si bungsu yang sedari tadi hanya melamun sambil menatap kosong ke arah jendela ruang rawatnya.

"Sayang mam dulu yuk, udah waktunya minum obat"

Jennie mengambil bubur di nakas yang sudah disiapkan, menyendokan sedikit bubur kemudian meniup-niup pelan bubur itu agar tidak terlalu panas saat di makan. Ia pun menyodorkannya ke mulut Lisa.

"Ayo buka mulutnya"

Lisa tiba-tiba langsung memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan Jennie.

Jennie pun menghela napas. Ia merasa sudah cukup sabar menghadapi sikap bungsunya sedari pagi seperti ini. Namun lagi-lagi ia malah mendapat penolakan.

"Ade" panggil Jennie sekali lagi dan kali ini nadanya cukup tegas namun
Lisa masih bertahan pada keterdiamannya.

Jennie pun kesal. "Ade Mommy ga suka ya diginiin sama Ade"

"Bilang sama Mommy sebenernya Ade kenapa?"

"Kenapa Ade seperti ini?" Tanya Jennie yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

Terlihat mata Lisa yang bergetar dan sedikit berkaca-kaca membuat Jennie bergeming.

"Hufh"

Jennie benar-benar bingung dengan anaknya. Akhirnya Jennie juga menyerah kemudian menaruh mangkuk bubur itu di nakas dengan rasa kesal hingga menimbulkan suara agak keras terdengar.

Lisa merasakan ranjangnya bergerak lalu tak lama sebuah tangan melingkar di perutnya.

"Kenapa nangis?" Tanya Jennie pelan namun bisa dengar Lisa.

Lisa masih tidak menjawab, gadis itu sekarang semakin meluruhkan air matanya tanpa suara.

"Jangan digigit bibirnya de" peringat Jennie yang tahu putrinya kini menangis dengan bibirnya digigit agar tidak menimbulkan suara.

Jennie membalikan tubuh Lisa agar menghadapnya. Dapat ia lihat air mata bercucuran deras di wajah sang anak walaupun masker oksigen itu menutupi sebagian wajahnya. Jennie menatap sendu lalu tangannya ia ulurkan untuk menghapus airmata Lisa dengan lembut.

Lisa mencoba menarik alat pernafasan itu karena sangat menggangunya. namun Jennie berhasil mencegah dengan menahannya.

"No sayang jangan di lepas" ucap Jennie berusaha menahan tangan anaknya.

Lisa tidak bisa menahan Isak tangisnya lagi. Akhirnya tangisannya pun pecah.

"Hiks hiks"

Jennie mengambil kesempatan untuk bibirnya mengecupi dahi Lisa beberapa kali, lalu membawanya kedalam pelukan dengan hati-hati.

My Little LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang