06. butterfly effect

234 32 4
                                    

PRESENT

"Kau darimana saja? Kami mencarimu sejak tadi." Jennie langsung memberondong Jisoo dengan pertanyaan begitu sang gadis kembali masuk ke dalam tempat resepsi. Bajunya yang sedikit basah membuat alis Jennie naik. "Apa yang kau lakukan di luar? Bukankah sedang hujan?"

Jisoo merapikan gaunnya. Terdapat bercak air di gaun satinnya yang nampak jelas. Ia tahu hal itu tidak akan bisa ditutupinya dan akan meninggalkan noda.

"Pakai ini," ujar Suho membuka jasnya dan melingkarkan benda itu ke bahu Jisoo.

Kikuk, Jisoo menerima jas milik Suho dan memeluknya. Aroma sang pria seketika memenuhi hidung Jisoo, membuat perutnya tergelitik.

Harum yang selalu diingatnya meski telah bertahun-tahun berlalu.

Melihat interaksi Jisoo dengan Suho membuat Jennie dan Rosé terheran-heran. Merasakan tatapan kedua gadis itu padanya, Suho mengulurkan tangannya. "Aku Suho," ujarnya dengan ramah. "Kami cukup dekat saat di Korea."

Jennie dan Rosé mengangguk-angguk sambil menjabat tangan sang pria dan memperkenalkan diri. Tatapannya penuh arti. Keduanya melirik ke arah Jisoo yang mencoba menghidari tatapan teman-temannya.

"Mr. Choi Suho!" seru Kai yang datang dari keramaian. "Akhirnya kita bertemu lagi."

"Kai!" Suho menyahut. Kedua pria itu bersalaman dan berpelukan untuk sesaat. "Selamat untuk pertunanganmu!"

Kai tersenyum. Ia lalu menarik Jennie ke sampingnya. "Ini tunanganku."

"Oh." Suho mengangguk antusias melihat Jennie. "Dunia memang sempit sekali," kekehnya.

"Kau ke sini sendirian?" tanya Kai berbasa-basi yang dijawab anggukan oleh Suho.

"Aku langsung pergi dari Korea setelah menghadiri rapat direksi." Suho menjelaskan.

Pria itu datang sendirian? Batin Jisoo mulai bertanya-tanya. Apakah itu artinya ia belum menikah? Mana mungkin seseorang meninggalkan pasangannya ke acara pernikahan sahabatnya? Suho bahkan menjadi best-man.

"Aku mau mengambil minum." Jennie berujar yang disusul anggukan oleh Rosé.

Mengenyahkan pikiran dan dugaannya, Jisoo menutur Jennie dan Rosé yang sudah lebih dulu berjalan.

Satu langkah berjalan, Jisoo ingat ia masih memakai jas milik Suho. Gadis itu melepaskan jasnya dan memberikan kembali pada Suho. "Terima kasih."

"No, you keep it, love." Suho menolak. "Aku tidak mau kau kedinginan."

Melihat interaksi kedua orang di depannya membuat kening Kai berkerut. "Aku tidak tahu kalian saling mengenal?" tanyanya.

"Kami teman lama," jawab Jisoo sekenanya. Ia menunggu reaksi Suho. Gadis itu bersumpah melihat Suho yang terlihat sedikit murung mendengar jawaban Jisoo.

Belum sempat Suho menyahut, ponsel pria itu berdering. "Maaf, aku harus menjawabnya." Pria itu lalu berjalan beberapa langkah ke belakang.

"Kalian teman lama?" Alis Kai terangkat. Jisoo tahu pasti apa yang ada di pikiran Kai.

"Jika kau berpikiran yang tidak-tidak, aku bersumpah akan menyabotase pernikahanmu," ancam Jisoo yang dibalas kekehan oleh Kai.

Pria itu mencibir. "Tenang saja, Jisoo. Rahasiamu aman bersamaku," ujarnya misterius.

Jisoo tidak mengerti mengapa Jennie mencintai pria di hadapannya ini. Ia lebih tidak mengerti mengapa pria di sekeliling sahabat-sahabatnya sangat menyebalkan dan arogan.

Mencoba mengalihkan topik, Jisoo berkata. "Kai, aku ingin berterimakasih padamu tentang apartemen yang kau sewakan untukku. Aku ingin mengatakannya secara langsung."

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang