26. better left alone

120 22 13
                                    

Suho terkesiap dari tidurnya. Ia melihat ke sekeliling. Ruangan sudah semakin gelap, ditambah lampu yang belum dinyalakan. Di luar juga langit sudah menghitam. Ia pasti tertidur cukup lama. Tubuhnya yang belum sehat sepenuhnya dan semua masalah yang dihadapinya beberapa hari ini membuat Suho selalu kurang tidur dan kelelahan.

Saat sudah sadar sepenuhnya, ia memakai sisa pakaiannya. Kemudia ia berjalan pelan mencari saklar lampu. Setelah ruangan menjadi terang, ia kembali mengedarkan pandangan untuk mencari Jisoo.

"Jisoo?" Suho memanggil nama gadis itu beberapa kali sambil mengecek setiap ruangan di apartemen itu.

Keningnya berkerut. Ia tetap tidak bisa menemukan sang gadis di manapun. Apakah Jisoo sedang keluar?

Kembali ke sofa, Suho tiba-tiba menemukan sebuah catatan di meja. Ia meraih catatan itu dan membacanya dengan tatapan memicing, berharap apa yang dibacanya salah.

I'm sorry.
Please don't look for me.

Berkali-kali Suho memastikan tulisan yang dibacanya. Napasnya seketika menjadi lebih cepat dan lehernya menegang. Pria itu berharap lagi-lagi ia sedang bermimpi sekarang.

Dengan cepat Suho mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi ponsel Jisoo. Namun tentu saja, gadis itu tidak menjawabnya.

Bergerak gelisah, Suho mencoba menghubungi lagi Jisoo. Namun hingga entah ke berapa kali pun, ponsel gadis itu tetap tidak dihubungi.

Panik mengaliri setiap sel di tubuh Suho. Bayangan mimpi buruknya kembali. Ia kira masalahnya selesai. Ia kira setelah apa yang terjadi sebelum ini, ia tidak akan lagi kehilangan Jisoo.

Kenapa Jisoo tetap memilih pergi? Apakah gadis itu benar-benar tidak ingin bersamanya lagi?

Tiba-tiba Suho mendengar suara dari arah pintu apartemen. Segera saja ia mengalihkan pandangan.

"Jisoo?" tanyanya begitu pintu terbuka.

Hanya saja kekecewaan kembali memenuhi dirinya ketika bukan sang gadis yang kini berdiri di pintu dan masuk ke dalam apartemen.

"Suho?" tanya Chanyeol bingung. "Mana Jisoo? Kukira dia akan sendirian di sini. Rosie memberitahuku—"

"Apa Rosie memberitahumu di mana Jisoo?" sela Suho cepat.

Ekspresi Chanyeol semakin kebingungan. Kepalanya miring dan matanya menyipit. "She told me Jisoo would be here because she's trying to avoid you," ujarnya ragu-ragu. "Tapi melihatmu di sini, kurasa masalahnya sudah selesai? Apa yang terjadi dengan kalian?"

Tidak menjawab, Suho menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia menghela napas berat dan menahan erangannya. "Fuck!" satu umpatan tidak bisa lagi ia tahan.

Chanyeol berjalan menghampiri pria yang sedang menahan emosi itu dan duduk di seberangnya. "Oke, apa yang sebenarnya terjadi?"

"She left," jawab Suho sekenanya. "Aku menemukannya di sini dan dia pergi lagi meninggalkanku."

"Mungkin dia pergi ke apartemennya atau membeli sesuatu?" tanya Chanyeol. "Have you call her?"

Suho mendengus. "For a lawyer, you're not that very bright, Chan," cibirnya. Ia lalu memberikan kertas yang ditinggalkan Jisoo pada Chanyeol. "Tentu saja aku sudah menghubunginya."

Chanyeol menggerutu sambil membaca pesan itu. "Aku ingin sekali membalas kalimat kurang ajarmu itu. Tapi aku seseorang dengan empati tinggi. Kau lebih butuh pelukan daripada cibiran."

Suho menepis Chanyeol yang sudah berada di sampingnya dan hendak memeluknya. "Get off!" sergahnya. Hal itu membuat Chanyeol tertawa.

"Tenangkan dirimu!" cibir Chanyeol. Pria itu berjalan ke pantri lalu mengeluarkan dua gelas dan sebotol alkohol. "Mari kita pikirkan baik-baik dengan kepala jernih."

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang