22. numb the pain

134 21 6
                                    

PRESENT

"Hai, terima kasih sudah bersedia datang," ujar Suho sambil menyambut Irene yang baru saja keluar dari lift griya tawangnya.

Irene menyimpan tas dan membuka jaket yang dikenakannya. Ia lalu menghampiri Suho dan memeluk singkat pria itu. "Sudah menjadi tanggungjawabku membereskan semua kekacauan ini," sahut Irene. Ia melihat sekeliling. "Mana Sunny?"

"Dia pergi membeli eskrim bersama Jisoo," jawab Suho.

Pria itu mempersilakan Irene untuk duduk sambil ia berjalan ke pantri untuk mengambil minum. Hanya saja Irene memilih menuturnya. "Bagaimana kabar Jisoo? Aku belum menghubunginya setelah kejadian ini. Aku harus meminta maaf atas sikap penggemarku padanya."

"Sedikit terguncang. Dia berkata bahwa dia baik-baik saja dan tidak ingin membuka internet untuk sementara. Tapi kurasa dia hanya mencoba menutupi rasa sedihnya. Dia tidak pernah mau terlihat lengah di hadapan siapapun." Suho bercerita. Ia mengambil satu gelas bulat dan menuangkan anggur merah ke dalamnya.

"Kenapa aku minum sendirian?" protes Irene saat menerima gelasnya. Ia tidak melihat Suho mengeluarkan satu gelas lain untuk dirinya sendiri.

Suho lalu mengeluarkan air mineral dari dalam lemari penyimpanan. "Sebenarnya aku sedang sakit dan sedang dalam masa pemulihan. Dan Jisoo melarangku minum alkohol hingga aku sembuh sepenuhnya."

"Look at you being this cheesy!" goda Irene terkekeh. "Aku tidak tahu kau bisa sangat peduli pada kesehatanmu."

"I don't." Suho meralat. "But I do care about her. Dia sudah cukup terganggu dengan masalah ini. Aku tidak mau menambah kekhawatirannya lagi tentang diriku."

Sambil menyesap anggur merahnya, Irene mengulas senyum lembut. "I'm glad you have her," ujarnya. "Aneh rasanya melihat sisi dirimu yang ini. Tapi kurasa kau memang sebenarnya selalu seperti ini—jika wanita itu tepat."

Merasa tersipu, Suho memilih mengalihkan pembicaraan. "So, bagaimana reaksi Kyle?"

"Sebenarnya dia bersedia untuk mengumumkan hubungan kami," ujar Irene. "Tapi aku tidak yakin penggemarnya akan menerima dengan baik. Aku tidak mau mengganggu karirnya."

"Kenapa kau selalu berpikiran seperti itu?"

Irene menghela napas. Ia lalu bercerita,"Kyle punya pesona sebagai the boy next door. Lalu orang-orang selalu melihatku sebagai wanita yang blak-blakan dan cukup arogan. Aku yakin penggemar Kyle akan meributkannya."

Suho hanya mengangguk-angguk mendengar cerita Irene. Ia tidak begitu mengerti apa hubungan dari kepribadian artis pada penggemarnya. Tapi ia tidak mau banyak bertanya. Ia tahu Irene sudah memperhitungkan langkahnya.

"Lalu apa yang akan kau katakan pada media tentang kita?" tanya Suho lagi.

"Well, karena foto kalian yang tersebar di internet terlalu intim untuk disebut sebagai teman, jadi kurasa aku harus mengonfirmasi hubungan kita sudah berakhir sebelum kalian bersama," jelas Irene. "Maybe around Paris Fashion Week."

"Apakah tidak akan mencurigakan? Kita masih terlihat bersama-sama di acara itu," timpal Suho mencari kelemahan rencana Irene.

Irene mengangkat satu bahunya. "Anggap saja kita bertengkar setelah acara itu. Lalu kau menjadi dekat dengan Jisoo karena sedang patah hati. And the rest is history."

"Jadi kau mau mengatakan bahwa hubunganku dan Jisoo hanya rebound?" Suho memastikan.

"Kau punya ide lain?" Irene balik bertanya. "Setelah kita putus, aku yakin media akan meninggalkanmu. Well, setidaknya hingga kau kembali muncul di acara besar bersamanya. Tapi kuyakin saat itu semua orang sudah melupakan hubungan kita."

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang