20. bad dream

123 21 12
                                    

PRESENT

Samar-samar, Suho mendengar suara orang mengobrol di sekitarnya. Ia memaksakan diri untuk membuka mata. Tenggorokannya terasa kering. Kepalanya berputar sejenak sebelum ia bisa melihat sosok yang familiar di hadapannya.

"Dokter Benson?" tanya Suho. Suaranya serak. "Jam berapa ini?"

Di belakang Dokter Benson, Jisoo bersuara. "Sudah hampir siang. Semalaman suhu tubuhmu terus naik. Aku khawatir karena kau mulai mengigau. Jadi pagi-pagi sekali aku bertanya pada Fiona tentang dokter yang biasa menanganimu."

"Am I?" Suho tidak ingat apa yang terjadi semalam. Ia hanya ingat tubuhnya terasa sakit dan linu. Belum lagi mimpi-mimpi aneh yang tidak diingatnya. Tiba-tiba, ia juga ingat Jisoo beberapa kali mengecek keadaannya semalaman.

"Tidak ada yang parah. Hanya kelelahan dan pola makan yang buruk." Dokter Benson membuat diagnosa. "Aku akan meresepkanmu obat. Jika tiga hari ke depan demamnya masih berlanjut, tolong hubungi aku lagi."

Jisoo menerima secarik kertas yang diberikan Dokter Benson. "Terima kasih, Dokter Benson," ujar Jisoo.

"Jaga makan dan tidurmu. Setiap penyakit yang kau rasakan pasti berasal dari pola hidupmu yang kurang sehat." Dokter Benson berkata sebelum meninggalkan apartemen.

"Terima kasih, Dok." Suho balas dengan asal. Ia tahu pasti Dokter Benson akan mengatakannya. Hal itu seakan menjadi kalimat wajib yang dikatakannya jika bertemu dengan Suho.

Dokter Benson meninggalkan apartemen diantar oleh Jisoo. Setelahnya, gadis itu kembali menghampiri Suho. "Kau butuh sesuatu?"

"Tolong berikan aku air minum," pinta Suho.

Dengan cepat Jisoo memberikan gelas berisi air mineral dan membantu Suho untuk minum. "Akan aku siapkan sarapan."

Sambil minum, Suho memperhatikan wajah gadisnya. Ada lingkaran hitam di bawah mata sang gadis. Wajahnya juga terlihat kelelahan. "Kau tidak tidur ya semalaman?"

Jisoo tidak menjawab. Ia menaruh lagi gelas berisi air itu di meja. "Aku membuatkanmu bubur," ujar Jisoo mengalihkan topik.

"Jisoo-yaa, kapan kau memperhatikan dirimu sendiri lebih dulu?" tanya Suho dengan suara lemah. Ia menahan lengan Jisoo dan berkata lagi, "Siapa yang akan merawatku jika kau juga sakit?"

"Aku baik-baik saja, Oppa. Ada Sunny yang membantuku. Dia sangat khawatir dengan keadaanmu," sahut Jisoo.

Lalu Suho tersadar ia belum melihat Sunny semenjak tadi malam. "Ke mana anak itu?"

"Fiona mengajaknya pergi belanja. Dia bersikeras membelikanmu buah-buahan agar kau cepat sembuh." Jisoo menjawab. Hal itu membuat Suho terkekeh pelan. Ia merasa terharu dengan perhatian Sunny padanya.

Suho berusaha mengubah posisinya. Tubuhnya terasa kaku karena semalaman tidur di sofa. Tapi ia tidak menghiraukannya. Perlahan, Suho mengangkat tubuh dan duduk bersandar di sofa. Ia memperhatikan Jisoo yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

Begitu gadis itu kembali menghampiri, Suho tidak tahan untuk tidak bertanya, "Kau sudah sarapan?"

Jisoo mengangguk. "Aku sudah sarapan bersama Sunny dan Fiona."

"Mengapa aku tidak terbangun dengan aktifitas kalian di sini?" tanya Suho kebingungan.

Sambil mulai menyuapi Suho, gadis itu menjawab, "Kami memang bergerak sangat pelan. Aku tidak mau kau terbangun karena semalaman kau pasti tidak tidur dengan nyenyak."

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang