30. made in you

158 22 11
                                    

PRESENT

Jisoo merapatkan jaket yang dikenakannya agar lebih menutupi tubuhnya. Berada kembali di New York setelah satu minggu dihabiskan di LA membuat ia harus menyesuaikan diri lagi dengan musim gugur yang mulai menyapa. Gadis itu masuk ke dalam gedung apartemen setelah keluar membeli persediaan bahan makanan.

Satu minggu di LA sudah cukup untuk membuat pikirannya menjadi lebih tenang. Meski masalah yang dihadapi belum sepenuhnya selesai, setidaknya Jisoo merasa lebih baik sekarang. Sayang sekali ia harus kembali berpisah dengan ketiga sahabatnya. Lisa harus kembali ke Jusan. Tapi Rosé akan berada di New York setidaknya hingga setelah natal. Gadis itu sedang dalam rehat tur sebelum melanjutkannya lagi awal tahun mendatang. Itu artinya Jisoo punya seseorang yang bisa menemaninya di New York.

Berjalan menuju lift, Jisoo menekan tombol lantai unitnya. Ia melirik ke arah lift khusus menuju griya tawang. Tiba-tiba saja pikirannya tertuju pada Suho dan Sunny.

Apa kabar mereka berdua? Apakah Suho sudah menyelesaikan masalah dengan ibunya? Apakah nasib Sunny kini sudah aman?

Jujur saja, meski Jisoo sendiri yang menginginkan untuk berjauhan sementara Suho menyelesaikan masalah dengan ibunya, tapi ia tetap merasa kehilangan. Ia merindukan pria itu. Beberapa kali Suho mencoba menghubungi, tapi Jisoo selalu menolak untuk menjawab teleponnya. Ia tidak mau kembali terlena dan berputar dalam masalah yang sama.

Mereka punya kesepakatan dan Jisoo akan mematuhinya. Entah apakah pria itu akan menepati ucapannya untuk kembali. Apakah kesepakatan mereka masih tetap berjalan atau Suho sudah melupakannya?

Jisoo menelan sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Ia mengenyahkan pikirannya tentang Suho. Apa gunanya satu minggu berada di LA jika beberapa hari pulang ke New York dan hal yang dipikirkannya adalah Suho?

Masuk ke dalam unitnya, Jisoo memilih menyibukkan diri merapikan barang-barang yang baru saja dibelinya. Ia mengeluarkan bahan makanan dan menyimpannya di atas meja. Setelah mencuci bersih semua sayuran dan buah, ia memasukan satu per satu bahan makanan ke dalam lemari pendingin. Sebisa mungkin Jisoo mengenyahkan pikirannya tentang Suho dan Sunny saat melihat bahan makanan yang pernah dibuatnya untuk kedua orang itu.

Stop thinking about him! Batin Jisoo terus mengingatkan.

Setelah pekerjaannya selesai, Jisoo membuat teh untuk menenangkan pikirannya. Saat sedang menunggu air menjadi hangat, seseorang mengetuk pintunya.

Jisoo berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Vanessa?" sapa Jisoo saat melihat manajer gedung berdiri di depan pintunya. "Ada yang bisa kubantu?"

Wanita dengan setelan formal di hadapan Jisoo itu mengulas senyum. "Boleh aku masuk?"

"Oh, ya. Tentu." Jisoo mundur satu langkah dan membiarkan Vanessa masuk ke dalam unitnya. Ia kemudian berjalan kembali ke arah dapur.

Setelah menyediakan secangkir teh di hadapan Vanessa, Jisoo duduk di seberang sang manajer apartemen.

"Terima kasih," ujar Vanessa menerima secangkir teh tersebut. "Ada yang ingin aku sampaikan padamu." Raut wajah wanita itu berubah serius.

"Ada apa?"

Vanessa menghela napas sejenak sebelum kembali bicara. "Gedung apartemen ini sudah resmi berganti kepemilikan. Aku tidak tahu apa maksud dan tujuannya tapi pemilik yang baru memintaku memberikan ini untukmu." Ia menyerahkan sebuah amplop cokelat pada Jisoo.

Gadis itu menerimanya. Ia membuka amplop tersebut dan membaca sebuah dokumen di dalamnya. Hanya saja isi amplopnya membuat alis Jisoo naik. Ia membacanya sekali lagi untuk memastikan.

Secret You | jisuho (YOU SERIES BOOK 4) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang