43. Tugas Terakhir

837 107 43
                                    

Rencana mendapat perlindungan kedua telah berhasil. Di urutan akhir, Chani yang mendapat tugas memengaruhi Bima supaya mau ikut ke luar kota, tengah sibuk menulis di kafan berukuran 2x1 meter.

"Silakan mengamal seikhlasnya, minimal 10 KHS."

Chani bangga melihat hasil tulisan yang sekarang dia pasang di gerbang asrama.
Satu meja berikut lima botol salep noluka terpajang, Bima duduk sambil mengernyit, ingin tahu apa yang pocong berponi itu rencanakan.

"Lo mau jualan? Tapi, kok, di sini tulisannya silakan mengamal?"

"Shuuut! Ini namanya teknik marketing. Lo nggak akan paham soal ginian." Chani duduk di sebelah Bima, menunjuk gitar yang pocong itu bawa. "Mainin buruan! Nyanyi lagu anak-anak. Soalnya target pasar kita 30 tuyul yang bentol gara-gara dicium tawon."

"Dikit banget? Niat jualan nggak, sih?"

"Lihat banner-nya!" Chani menunjuk kafan yang terkena embusan angin. "Mengamal, bukan menjual."

"Iya-iya. Terserah, deh. Mau nyanyi lagu apa, nih?" Bima sudah memangku gitar, bersiap memetiknya.

"Balonku ada lima aja. Lo tahu, nggak?"

"Tahu."

Petikan gitar terdengar, Bima bernyanyi merdu, menarik perhatian sekitar. Sekalian saja Chani menenteng ember yang dia bawa, berputar ke penonton untuk mengumpulkan pundi-pundi koin hantu.

"Lumayan, buat nambah uang saku ke Kota Misyu." Chani bergumam, tersenyum lebar. 20 koin miliknya berubah cepat menjadi 300 butir, berkat tuyul-tuyul yang memanggil orang tua mereka untuk membeli salep noluka.

"Kirain lo mau gandain duit di Mbah Dukun." Karin cengengesan, memasukkan beberapa koin Chani ke kantong yang cowok itu sudah siapkan.

"Walaupun di sini dunia hantu, gue bakal tetep cari duit dengan cara yang halal." Chani mengusap kepala plontos tuyul yang tengah main mobil-mobilan di meja.

"Aku udah ganteng, belum?" Si tuyul mendongak, Chani mengangkat cermin milik Ratna yang dia pinjam.

Bocah itu segera berseru, senang melihat pantulan wajahnya di cermin. "Makasih, Kakak. Aku jadi ganteng lagi. Nggak bentol-bentol kayak kemarin."

"Tos dulu, dong!"

Tuyul itu berlalu, acara jual salep noluka dan mengamen mereka selesai.

"Bagian gue mana?" Bima mengulurkan tangan.

"Nih." Chani memberikan sekantong koin pada Bima. "Tahu gini, dari dulu gue cari sarang tawon, terus taro di keramaian supaya muka para hantu bentol-bentol. Setelah itu, gue buka kedai kecantikan noluka, auto jadi sultan deh."

"Wuih, encer juga otak lo." Karin tertawa. "Tapi, nggak nyari sarang tawon juga kali. Nanti, bukanya jadi sultan, yang ada lo penyakitan karena disengat sama ribuan tawon."

Chani dan Bima tertawa.

Tidak perlu naik kendaraan, Manz dan Ganteng tiba di depan mereka. Karin melotot, melihat rona kemerahan dan luka di sudut bibir Manz.

"Kenapa?" tanya cewek itu pada Ganteng.

Manz yang merasa dibicarakan menjawab, "Diusir dari rumah." Duduk, cowok itu menunggu loading game ular di iCong 13 Pro Kontra.

Hantu Banyak Tingkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang