BAB 24: Sadam Di Mana-Mana

804 142 8
                                    


Rendra tidak pernah bertemu dengan Sadam secara langsung. Tapi, dia mengenal lelaki itu, mungkin dia lebih mengenal Sadam daripada Ersa. Sebab, Rendra menemukan nama Sadam di mana-mana. Bahkan, dia adalah alasan kenapa Rendra dan Sadam berpisah.

"Aku nggak bisa melupakan dia," kata Ersa, ketika dia menyadari memanggil nama Rendra dengan Sadam. "Maaf." Dia menundukkan kepala. "Aku sendiri nggak tahu alasannya. Aku benar-benar nggak tahu." Dia menelan ludah. "Lebih baik kita pisah saja, ya?"

Rendra tidak bisa berbuat apa-apa. Dia mencintai Ersa. Sangat mencintainya, tetapi Rendra sudah tidak sanggup harus mendengar nama Sadam terus menerus. Ersa seringkali membicarakan Sadam. Bagaimana Sadam memperlakukannya, bagaimana Sadam membuatnya lebih dewasa, dan bagaimana Sadam meninggalkannya.

Lalu, Rendra tahu bahwa Ersa dan Sadam pernah tidur bersama. Hal itu membuat Rendra sakit hati, maka dia mengiyakan perpisahan itu.

Kini, setelah luka-lukanya sembuh. Setelah isi kepalanya jauh lebih dewasa dan setelah dia memutuskan untuk mengejar Ersa kembali, Sadam tiba-tiba muncul. Kini, bukan sekadar nama. Tapi, Sadam adalah sosok laki-laki utuh yang duduk di sebelah Ersa dengan wajah angkuhnya.

"Hai, aku Sadam," begitu kata lelaki itu. Dia mengulurkan tangan ke arah Rendra dengan penuh percaya diri.

"Rendra," dia memperkenalkan diri pada Sadam, tak kalah percaya diri.

"Dia atasanku," kata Ersa, memperjelas hubungannya dengan Sadam.

"Kamu tahu, kan, aku tahu lebih dari itu?" ucap Rendra. Kini, Sadam melihat ke arah Ersa dan Rendra secara bergantian. "Aku tahu kalau kalian pernah ada hubungan khusus."

"Ah," sahut Sadam. "Ersa cerita banyak?"

"Cukup banyak."

"Apa saja?"

"Cukup," sahut Ersa. "Apa yang kalian lakukan?"

"Hanya bercerita," ucap Rendra.

Ersa mendesah. Dia mendorong kursinya, "Aku pergi dulu. Kalau kalian ingin melanjutkan cerita, silakan."

Kedua lelaki itu memandang Ersa pergi tanpa bisa berbuat apa-apa.

***

Setelah melakukan makan siang yang canggung itu, Sadam pergi ke kamar mandi. Dia mengutuk dirinya sendiri karena telah melakukan hal yang konyol. Bagaimana bisa dia tiba-tiba muncul di antara Ersa dan Rendra? Dia benar-benar telah menurunkan harga dirinya.

"Sial."

Namun, satu hal yang membuat Sadam tidak menyesali keputusannya itu yaitu karena dia mendapatkan informasi bahwa Rendra mengenalnya.

"Ah, itu nggak penting," ucap Sadam. Dia masih merasakan urat malunya putus. Harga dirinya tercoreng. Dia jelas-jelas menunjukkan sisi lemahnya. Meskipun, dia sendiri tidak tahu alasannya kenapa melakukan itu. Mungkin, alasannya sudah sangat jelas tapi Sadam pura-pura tidak tahu.

Dan dia pun tidak menyangka bisa melakukan hal itu. Selama ini, Sadam selalu menjaga nama baiknya dan bagaimana dia bersikap. Dia tidak ingin menunjukkan emosinya pada orang lain. Terutama kepada mantan kekasihnya ....

Semua sudah terjadi. Sadam tidak bisa melakukan apa-apa lagi.

Lelaki itu segera keluar, lalu kembali ke ruang kerjanya. Begitu masuk kantor, dia melewati Ersa begitu saja. Namun, dia melirik perempuan itu dari sudut matanya. Setelah itu, Sadam ke ruangannya, menutup pintu dan tirai. Dia duduk di kursinya, menyandarkan tubuh.

Sadam mendesah panjang.

Sekarang, bagaimana dia bisa menghadapi Ersa? Semestinya, dia bisa menahan diri untuk tidak ikut campur mengenai Ersa. Namun, Sadam sadar bahwa dia tidak bisa melakukannya. Lagi-lagi, Sadam mendengar desahan panjang yang disebabkan diri sendiri.

Life After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang