❝Lo bisa diem gak? Daritadi lari-lari mulu di pikiran gue.❞
Start : 18.04.2024
End : 02.11.2024
Cover by : @daffyra
Cerita ini terinspirasi dari Drama Make A Wish dan tentu ada perbedaan untuk menyesuaikan alur cerita ini
Tanpa alas kaki, salah satu betis diperban, berdiri di sebelah Han, mengantri es krim. Sedari tadi Lino mendongak dengan mulut membulat, takjub akan gedung pencakar langit dan keramaian kota. Netranya tidak berhenti mengamati setiap interaksi manusia di sekitar.
Han menyodorkan satu cone es krim pada Lino, sekaligus memberitahukan cara memakannya. "Setelah ini, jangan ikutin gue lagi."
Saat cat-boy bersurai jingga itu asik menjilat es krim, Han segera masuk ke mobil Hyunjin. Dia menoleh ke belakang, memandang iba.
"Gak tega, ya?" tegur Hyunjin.
Han memperbaiki posisi duduk, memakai earphone-nya. "Gue cuma khawatir tiba-tiba dia nyerang anak orang."
Lino mengecap, menjilat es krimnya. Sadar ada yang sedang memperhatikan. Seorang anak kecil. Senyumnya terbit, didekati bocah itu, disodorkan es krimnya. Saat target kejahilan sudah kegirangan dan hendak meraih pemberiannya, Lino melahap semua sisa es krim sambil tersenyum, memperlihatkan barisan gigi. Sontak saja hal itu mengundang tangis sang bocah. Wajahnya panik, pelan-pelan dia kabur tanpa rasa bersalah.
Terus melangkah tanpa arah. Atensi kucing oren berwujud manusia tampan itu terfokus pada seorang anak kecil menumpang nonton televisi yang dipajang di toko elektronik.
Lino turut serta berjongkok di samping bocah itu, cukup lama mereka menonton sinetron azab sambil rebahan sampai akhirnya diusir. "Ganteng-ganteng kok gila," nyinyir pemilik toko dengan tahi lalat besar di bawah bibir.
Padahal tidak hanya sekadar menonton, si cat-boy itu sebenarnya sedang mempelajari bahasa manusia.
Sepintas aroma manis yang berujung di pertigaan jalan menghentikan langkah Lino. Tiba-tiba sebuah mobil mengklakson ketika dia hendak menyebrang. Maniknya mengamati lampu lalu lintas dan orang di pinggir jalan yang menunggu untuk menyebrang, dipelajari hal-hal kecil itu dan diikuti.
Ketika di jalur penyeberangan, Lino tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang. Keduanya saling pandang.
"Lo ... kenapa bisa ada di sini?!" bisik orang dengan jaket abu-abu itu lalu menarik Lino ke suatu tempat.
*****
"Meong ... nyaa, uh!" Dengan ekspresi dan gerakan tangan, Lino mencoba menceritakan kejadian yang dialami kepada laki-laki di hadapannya. Mereka berdua berada di sebuah kafe.
"Pasti ini pertama kali lo datang ke sini. Ingat, di sini banyak orang. Jangan ngomong bahasa kucing, tapi harus ngomong pakai bahasa manusia," jelas seorang pemuda ramah dengan postur tinggi, tegap serta rambut kecokelatan tertata rapi begitu pula dengan pakaian yang dikenakan, Bang Chan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"A .... a ...." Lino mengetes suara, membuka-tutup rahang, memajukan bibir, berdeham.