13. Regret

189 69 50
                                    

✧༺22.07.2024༻✧

Setelah berfoto, Han dan Lino kembali ke tempat duduk. Ayen juga ikut serta karena mereka adalah orang yang paling dikenalnya. Selain itu, mamanya sudah pulang lebih dulu karena suatu urusan.

Mentang-mentang prasmanan, ntah sudah berapa kali Lino bolak-balik mengambil puding yang disediakan. Saat lewat untuk kesekian kalinya, dia tidak sengaja menyenggol Ayen yang tengah makan dan membuat remaja itu tersedak lontong soto.

Ayen terbatuk-batuk, sirup di gelasnya sudah habis. Han segera menyodorkan jus jeruknya. "Nah, ini aja dulu. Belum kuminum, kok. Nanti aku bisa ambil lagi."

"Makasih, Kak," ucap Ayen dengan lega setelah berhasil menelan lontong yang menyangkut di tenggorokan. "Sebentar, biar kuambilkan yang baru." Dia beranjak dari kursi menuju meja minuman. Tapi belum sampai tujuan, remaja berlesung pipit itu merasa tubuhnya lemas, kepala pusing lalu jatuh pingsan.

Han segera menghampiri Ayen, disusul Lino dan juga Changbin. Dilihat mulut remaja laki-laki yang tak sadarkan diri itu berbusa.

Atensi Seungmin yang disibukkan mengelap gelas untuk tamu teralihkan pada suara gaduh di tengah acara. Dia menetralisasi ekspresi agar tidak ada yang curiga bahwa jus jeruk milik Han memang telah dibubuhi racun.

"Cepat panggil ambulans!" seru Changbin.

****

Han menunggu di depan ruangan sementara Ayen diperiksa. "Weh," tegurnya ke Lino yang tampak tidak tenang, daritadi terus mondar-mandir di depannya. "Gak bisa duduk diam? Kayak orang mau pup aja."

"Di sini ada pasir gak sih?" tanya Lino sembari mengusap perutnya yang sakit, kebanyakan makan di tempat Changbin tadi.

"Lo mau buang air di pasir?!"

Lino menepuk dahi. Dia lupa kalau saat ini sedang dalam wujud manusia, bukan kucing. "Gue tinggal bentar," ucapnya lalu segera melesat ke toilet.

"Ada-ada aja kelakuannya," gumam Han. Dia berdiri dari duduk, mengamati Ayen dari kaca jendela luar ruangan. Menunggu dengan cemas.

"Han Jisung!" teriak seorang wanita yang sekarang menjadi ibu Hyunjin dan Ayen. Begitu datang dia langsung memukul lengan Han dengan keras.

"Kenapa kamu jadi impulsif?! Aku sudah bilang, kalau marah sama aku aja. Kenapa kamu tega melukai Ayen?!" berang sang ibu sambil terus memukuli Han. Dia mendapat info bahwa Ayen jatuh dengan kondisi mulut berbusa setelah meminum jus dari putra kandungnya itu. "Gimana kalau ternyata ini bisa berdampak parah buat Ayen?! Kamu gak berpikir?!"

Benar-benar selesai, tidak ada kata 'mama' lagi.

Han hanya diam seraya memandang ibu yang terus menjadikannya samsak. Padahal badan yang dipukul, tapi hatinya yang teramat sakit.

Lino baru selesai dengan urusan kamar mandi dibuat terkejut dengan tingkah gila wanita yang memukuli temannya. "Tante, tolong jangan nge-reog." Dia berdiri, menghadang di depan Han sehingga dia yang kena pukul. "Ini rumah sakit, loh. Ntar kalau yang di kamar mayat bangun, gimana?"

Wanita di depan Lino itu melotot ke arahnya. "Siapa kamu? Minggir!"

Lino terdorong dan jatuh oleh the power of emak-emak.

"Kenapa kamu ngelakuin cara sekeji ini ke Ayen?! Ngomong! Ayo, ngaku!" Wanita bermarga Hwang itu melanjutkan aksinya, melayangkan pukulan bertubi-tubi ke lengan, kepala, dan bahu Han.

Ailurophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang