✧༺18.10.2024༻✧
"Gue gak bunuh si oren." Hyunjin mengelak. "Waktu itu dia jadi subjek uji klinis. Ya, cuma gak sengaja mati."
Dokter bermarga Hwang itu berambisi hendak membuat mutan ciptaannya dan yang menjadi target adalah hewan-hewan liar, terutama kucing karena paling mudah ditemukan. Meski setiap eksperimen, alerginya selalu kambuh. Tapi tak mengapa asal keinginannya dapat terwujud.
Studi yang menjadi fokusnya adalah mutasi yang disebut Diprosopia atau Duplikasi Kraniofasial-jenis mutasi sangat langka yang menyebabkan hewan memiliki dua wajah di satu kepala-terinspirasi dari histori Kucing Yanus. Dalam kepercayaan bangsa Romawi Kuno, Yanus adalah dewa permulaan, gerbang, transisi, waktu, dualitas, pintu. Ia digambarkan memiliki dua wajah.
Alasan tidak masuk akal tersebut makin membuat Han gusar. Dia pun teringat, pantas saja dulu Hyunjin pernah menanyakan tentang kucing viral di tokonya padahal temannya itu memiliki alergi.
Dicengkeram erat kerah baju Hyunjin dan didorong sampai keduanya terjatuh ke lantai. Han mengukung di atas, diangkat kepalan tangan, hendak melayangkan tinjuan tapi pergerakannya tertahan. Tidak tega.
Hyunjin pun segera membalikkan keadaan dengan kekuatan penuh menggeser posisi dan berguling ke samping, kini dia yang mendominasi, memblokir pergerakan, mengukung dengan kedua kaki menahan di sisi kanan dan kiri Han lalu menusukkan jarum suntik ke betis temannya itu sehingga melumpuhkan pergerakannya untuk beberapa waktu.
"Dengar Jisungie ... yang udah mati, gak bisa hidup lagi. Tapi kalau yang hidup sekarang, lo bisa bantu dia untuk selamat. Gue kasih tau caranya." Hyunjin bangkit, menarik dagu pemuda yang saat ini terbujur kaku akibat suntikannya. "Sekarang, lo bilang sama dia, kucing kesayangan lo itu supaya bawa gue ke planetnya. Janji, setelah itu gue bakal lepasin dia."
Han menatap sengit. "Jangan harap!"
Kedua sudut bibir Hyunjin ke bawah, berlagak sedih. Dia mengambil salah satu pisau bedah scalpel, mendekati Kucing Lino. "Jadi ... lo pengen lihat dia mati?" Sengaja ditunjukkan di depan Han untuk memberikan ancaman.
"Lo mau apa?!" sergah Han. Dokter muda di hadapannya hanya mengedikkan bahu dan mengarahkan pisau yang dipegang, bersiap menyayat kucing tak berdaya itu.
Han berusaha bangkit meski sarafnya terasa kaku, merangkak, bersusah payah mendekati Hyunjin. "Jangan apa-apakan Lino, gue mohon sama lo ... silahkan pukul gue, sakiti gue. Jangan kucing itu ...."
"Maka dari itu, cepat bantu gue! Bilang sama Lino supaya bawa gue ke planetnya!" paksa Hyunjin, memicingkan mata pada kucing oren di meja panjang, teringat pada kucing yang dulu menjadi korban dari eksperimennya. "Mereka memang mirip banget, ya."
"HYUNJIN!" teriak Han seraya berdiri, melawan efek dari cairan yang disuntikkan padanya.
Ketika Hyunjin bersiap membedah badan kucing yang terbaring lemah tersebut, tiba-tiba seekor anjing melompat ke wajah dan mencakar, mengusik rambutnya cukup brutal. Dipegang badan anjing itu lalu dibanting ke balik meja.
Dari sana muncul Seungmin, menghunjam pandang dengan tatapan membunuh dan gigi mengertak.
"Wah." Hyunjin tersenyum lebar. "Ada lagi? Kali ini seekor anjing?"
"Akhirnya gue ketemu lo!" Tanpa basa-basi, Seungmin langsung menyerang Hyunjin, baku hantam dan saling menjatuhkan tak terelakkan di antara keduanya. Didorong sang dokter sampai ke sudut ruangan, mencekiknya.
Hyunjin meraih gunting di saku jas, ditusukkan ke paha Seungmin, membuat laki-laki berpakaian serba hitam itu mundur beberapa langkah, memberikan penekanan di sela gigi, menahan sakit yang menjalar lalu meraih tali di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailurophile [END]
Fanfiction"Apa kalau semua manusia mati mereka dimakamkan?" tanya Lino. Han membersihkan dedaunan yang berjatuhan di atas makam. "Ya, supaya sanak keluarga bisa datang untuk kasih penghormatan dan doa." "Bunga juga, ya?" "Hu-um. Tapi kalau orangnya suka maka...