✧༺17.06.2024༻✧
"Mereka berdua kenapa setiap ketemu kayak mau gelut aja," gerutu Hyunjin pada Lino yang berjongkok di depan Kkami, menghunjam pandang dan menggeram seperti mengajak duel. Dia tidak sengaja bertemu ketika sedang mengajak anjing lucunya itu jalan-jalan sore. "Lo ke sini sama Jisung?"
"Weh, Njin."
"I—iya?" tanya Hyunjin tersenyum kikuk ketika laki-laki bersurai jingga itu menatapnya serius. Dipikir dia akan dijadikan samsak. "Gue cuma nanya aja, Bang. Gak mau jawab juga gak apa-apa."
"Lo ada kerjaan gak? Kalau bisa yang deket sini aja," tanya Lino.
Kedua alis Hyunjin tersentak. "Hm? Bentar. Kerja dekat sini, ya ...." Dia mengetuk dagunya sembari berpikir. "Ada! Kerjanya cuma hari minggu doang."
Lino berkedip, tak percaya. "Hah? Serius?"
"Iya."
"Mau, dong! Kerja apa, tuh?"
"Kerja bakti."
Seketika majikan Kkami itu langsung mendapat pelukan erat di leher dari lengan semi kekar Lino.
"Ampun, Bang," ucap Hyunjin sambil menepuk lengan Lino yang mencekiknya. "Bercanda doang, elah."
"Gue beneran butuh kerjaan, nih. Biar bisa nabok mukanya Hannie pake duit!" ketusnya.
Seutas senyum muncul di wajah Hyunjin, memicingkan mata. "Kalian lagi berantem?"
Lino mengusap wajah Hyunjin yang tersirat senyum jahil itu dengan daun jelatang. "Buruan. Lo ada kerjaan gak buat gue? Siapa tau di tempat kerja lo butuh posisi direktur."
"Bukan main ngelunjaknya, ya. Bang, gue masih dokter magang. Coba lo tanya Changbin. Kayaknya dia lagi butuh freelance," sahut Hyunjin sambil. menggaruk wajahnya yang mulai gatal.
"Coba kasih gue alamatnya. Mau gue samperin sekarang."
"Bjir, lo ngapain bawa kayu?!" seru Hyunjin ketika laki-laki di depannya melayangkan balok kayu yang dijadiikan pagar taman.
"Siapa tau ntar dites seberapa sangarnya gue," sahut Lino sambil melayangkan kayu yang dipegangnya bak seorang pemain bisbol. "Dia tukang jagal sapi, 'kan?"
"Lain, dodol. Dia pemilik rumah sakit hewan. Nih, alamatnya." Hyunjin memberikan kartu nama Changbin yang tersimpan beberapa lembar di dompetnya.
Lino menepuk keras dada laki-laki tampan di sebelahnya. "Tengkyu, Bro!"
"Argh!" erang Hyunjin sembari memegang dada. "Kuat banget tuh orang. Ini muka gue kenapa, dah," gerutunya sambil menggaruk wajah. Dia mengedarkan pandang lalu mendapati daun yang tadi diusapkan Lino ke wajahnya. "Kurang ajar! Daun jelatang! Pantesan muka gue gatel banget!"
*****
Pagi-pagi sekali saat Han masih berkutat di dapur membuat sarapan, Lino langsung meluncur keluar. "Mau kemana pula orang itu. Awas aja kalau bikin rusuh lagi."
Sesuai pembicaraan kemarin, Lino bersemangat pergi menuju rumah sakit untuk melamar pekerjaan meski dia hanya memakai kaos hitam bertuliskan Stray Kids dengan kemeja abu putih sebagai outer, celana cargo hitam selutut, dan sepatu kets. Dibanding melamar kerja, malah terlihat seperti seorang remaja yang ingin pergi ke warnet.
Langkahnya terhenti lalu mundur sedikit, membaca sebuah pamflet lowongan pekerjaan yang tertempel di tiang listrik. "Kayaknya gampang, nih. Gratis tempat tinggal pula. Kalau diterima di sini, gue gak perlu satu rumah sama manusia pemarah itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailurophile [END]
Fanfictie"Apa kalau semua manusia mati mereka dimakamkan?" tanya Lino. Han membersihkan dedaunan yang berjatuhan di atas makam. "Ya, supaya sanak keluarga bisa datang untuk kasih penghormatan dan doa." "Bunga juga, ya?" "Hu-um. Tapi kalau orangnya suka maka...