Alis Han terangkat, rahangnya terbuka, terkejut ketika pintu lemari yang sudah ditahan dengan perabotan rumah begitu berat masih bisa dibuka oleh orang yang terperangkap di dalamnya.
Dari sana, muncul laki-laki tegap berahang tegas, rambut berwarna jingga kecokelatan, memakai celana cargo army serta t-shirt hitam, jas merah tapi kaus kutangnya di luar. Semua pakaian itu diambil dari lemari Han.
"L-lo siapa, hm?" Han melangkah mundur sambil mengacukan boneka tupai. Kebetulan hanya benda mungil itu yang ada di sekitarnya untuk dijadikan senjata.
Laki-laki bersurai jingga tersebut terjatuh ketika mencoba keluar dari lemari, merasa aneh dengan kedua kakinya. Diperhatikan bagaimana Han berdiri, menapak, dan berjalan. Dia mencoba bangkit, perlahan melangkah meskipun agak berjinjit dan terlihat kaku.
"Jangan dekat-dekat!" Han mengulurkan kedua tangan ke depan, menjaga jarak. "Kalau lo gak mau pergi, gue telepon polisi!" Ancamnya sambil meraih ponsel. Tiba-tiba atensinya tertuju pada gelang silver yang melingkar di pergelangan tangan laki-laki di depannya. "Li ... no? Nama lo?"
"Pake baju juga gak bener!" Han melepas atribut aneh yang dipakai Lino, menyisakan kaos hitam dan celananya. "Duduk yang tenang, oke?" Laki-laki di depannya itu langsung menyilangkan kaki, bibirnya mengerucut.
Baru tenang untuk beberapa saat, Lino kembali beraksi. Kali ini dia mendekati akuarium, memasukkan tangan, mengobok-obok air sampai keruh, ingin mengambil ikan cupang.
"E-eh! Jangan, woi!" Han melingkarkan lengan ke leher Lino, memiting dan menariknya ke belakang agar menjauh dari akuarium.
Lino memberontak, lengan Han digigit sampai empunya berteriak keras dan melepaskan pitingannya. Kemudian hendak berlari ke dapur.
"Mau buat kerusuhan apa lagi, lo!" Han kembali memiting Lino, mencoba menghentikan laki-laki yang dianggapnya gila itu.
Lino terusik, berbalik dengan tangan bersiap mencakar. Tapi kaki yang masih kaku membuatnya terkilir dan saat badannya tidak seimbang, dia refleks menarik laki-laki di depannya. Mereka terjatuh. Han menopang badan dengan siku agar tidak menindih Lino. Keduanya saling menatap satu sama lain.
Awkward moment.
"Ji-su-ngie~" Teman yang sebelumnya Han Jisung hubungi tiba-tiba datang, memanggil dengan suara dibuat imut. Kemudian dia bergeming dengan mulut terbuka ketika melihat dua laki-laki dengan posisi ambigu tersebut. "Eh? Maaf udah ganggu," ucapnya lalu segera menutup pintu kembali.
Hwang Hyunjin, teman sekaligus tetangga Han, masih satu komplek meski rumah mereka tidak terlalu berdekatan. Dia adalah mahasiswa kedokteran semester akhir yang menjalani magang di salah satu rumah sakit umum. Selain karena visualnya, Mr. Hwang ini juga populer karena memiliki suara indah. Dia menyanyikan lagu-lagu karya Han dan diunggah di media sosial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailurophile [END]
Fanfiction"Apa kalau semua manusia mati mereka dimakamkan?" tanya Lino. Han membersihkan dedaunan yang berjatuhan di atas makam. "Ya, supaya sanak keluarga bisa datang untuk kasih penghormatan dan doa." "Bunga juga, ya?" "Hu-um. Tapi kalau orangnya suka maka...