25. I like it

228 75 42
                                    

✧༺20.08.2024༻✧

Mentang-mentang kakinya sakit dan masih berbalut perban, kelakuan Lino agak melunjak. Han sampai tidak berkonsentrasi mengerjakan lagunya karena si catboy terus mengusik, memintanya mengambil sesuatu, mengantarkan ke toilet, bahkan memanggil tukang somay. Dipanggil saja, tidak beli.

"Hannie."

Han berdecak saat baru saja duduk, dipaksa berdiri lagi. Jujur saja, tekanan batin. "Kali ini apa? Jangan minta aneh-aneh kayak orang ngidam." Tadi Lino menjahili minta dibelikan kentucky tapi maunya paha yang kanan, bukan kiri. Gimana bedainnya coba?

"Gue lagi pengen yang pedes tapi manis juga."

Han mengerjap seraya berpikir. "Oke, bentar." Dia menuju dapur, mengambil makanan yang diminta Lino, menyusunnya di sebuah tempat.

"Nah!" Diletakkan makanan tersebut di depan Lino. "Gue mau fokus nulis lirik lagu. Jangan ganggu dulu, oke?" tekannya sambil menunjuk pemuda yang rebahan di sofa dengan dahi berkerut.

Lino melongo sebentar lalu memicingkan mata dengan hidung mengembang. "Wat du yu mean, huh?"

"Pedas manis, 'kan?" ulang Han dengan senyum datar dan kembali duduk di ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pedas manis, 'kan?" ulang Han dengan senyum datar dan kembali duduk di ruang kerjanya.

"Gue luka parah gara-gara lo, nih. Manusia memang gak tau rasa terima kasih," gerutu Lino kesal karena merasa tidak dilayani dengan baik. Dicolek sedikit sambal dengan biskuitnya. Tercengang. Ternyata rasanya tidak buruk.

Dua hari ini Lino hanya menghabiskan waktu di rumah. Luka di kaki menghambat pergerakannya bahkan harus cuti bekerja.

Sudah sekian kalinya dia mendesah karena bosan, hampir seharian menghabiskan waktu hanya duduk di sofa dan menonton televisi.

"Karbon dioksida yang lo keluarin selama dua hari ini lebih banyak dari yang gue hembuskan dalam dua bulan," celetuk Han saat melewati Lino dengan segelas kopi dan kembali duduk di depan laptop.

Lino bersandar pada sofa dengan wajah menengadah dan berkali-kali meniup poni. "Bosan. Gue berasa jadi kucing lumpuh yang berlumut dan berjamur."

Terdengar ketukan pintu dan suara seseorang memanggil Lino.

"Hyungie?" terka si surai oren yang numpang di rumah Han itu saat mendengar namanya dipanggil.

*Hyung (형) : Kakak Laki-laki

"Ah, jadi ini boyfriend lo?" tanya Han agak sinis seraya mempersilahkan sang tamu masuk.

"Ha? Dia bilang gitu?" tanya Bangchan sumringah dan tersenyum bahagia. "Ah, Lino-ya!" panggilnya dengan suara tinggi dan dibuat imut, berlari kecil menghampiri tapi dibalas tatapan jijik oleh Lino.

"Ngeliatinnya jangan gitu dong," kekeh Bang Chan sambil mengusap wajah Lino dengan telapak tangan lalu duduk di samping dan meletakkan buah tangan yang dibawanya di meja. "Kaki lo parah banget, ya?"

Ailurophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang