33. Believe

258 74 146
                                    

00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

00.01
✧༺30.09.2024༻✧

"HAN JISUNG!!!" Di pagi hari yang cerah, Felix berdiri di depan toko menyambut Han dan sepedanya yang baru saja pulang dari pasar. Dia memegang ranting yang dikumpulkan, dibentuk mengerucut dan dibakar. Tampak seperti sang Prometheus dan obornya.

Han mengusik tatanan rambut dengan gusar, tertawa diikuti nada kesedihan. "Komedi apa lagi yang gue terima hari ini?!"

"Cepat katakan permintaanmu kalau ingin toko buku peninggalan kakekmu ini selamat!" ancam Felix sambil mengacukan obor buatannya.

"Sing eling, Lix!" seru Han mencoba mendekat untuk menghentikan aksi gila adik Lino itu.

"Kalau kau tidak mengatakanya, akan kubakar toko ini sampai tak bersisa."

Han mengela napas dalam. "Udah dibilang, gue gak punya permintaan apapun ...," sahutnya dengan wajah memelas.

"Jangan bohong!" tunjuk Felix ketus. "Cepat buat permintaan! Kalau-"

BYUR!

Tiba-tiba dari lantai dua, Lino menyiramkan seember air ke api membara yang dipegang Felix sekaligus membuat adiknya itu mandi pagi. Basah kuyub.

Felix gelagapan, diusap wajah yang basah, mendongak ke atas. "KAK!?" Alisnya bertautan saat mengetahui pelaku penyiraman disengaja itu adalah ulah Lino dengan wajah tanpa bersalah berdiri di sana sambil menyikat gigi lalu berkumur dengan sisa air di ember.

***

Keributan pagi yang dikira sudah selesai ternyata masih berlanjut. Kini dari beranda lantai dua, Felix menggenggam plastik besar berisi air dan ikan cupang milik Han.

"Kenyang banget gue nelan sabar ... sampai gak tau mau respon apa," ucap Han sambil mengusap dada menghadapi kelakuan kucing baru di rumahnya itu.

"Kau mau ikan ini kujatuhkan atau buat permintaan?!" Felix memegang plastik ikan sanderaannya, bersiap dijatuhkan.

Seketika Han menyemburkan tawa, teringat kejadian beberapa waktu lalu dimana saat Lino juga pernah melakukan hal yang sama.

"Kenapa?! Aku juga bisa memakan ikan ini sekali suapan!" sungut Felix.

"Kalian ini memang bersaudara, ya." Han mendekat, mengulurkan tangan. "Balikin sini. Kasian ikan gue udah mabok parah itu."

Mendengar keributan di luar, Lino yang disibukkan persiapan untuk jadi pembawa acara di kafe nanti segera menghampiri sumber kegaduhan. "Philikseu! Kalau kamu begini lagi, aku marah," tegurnya sambil menarik paksa tangan sang adik. "Ayo, ikut aku kerja aja daripada bikin kerusuhan!"

"A-aku di rumah aja bantuin Han Jisung." Felix menahan langkah tapi tarikan Lino lebih kuat sehingga jalannya jadi terseret-seret. "Aku gak akan aneh-aneh lagi, Kak."

Ailurophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang