Bab 3

1.2K 129 3
                                    

Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.

Selamat membaca




***

"Mau kemana, disini aja." Rava kembali menarik tangan Marsha

"Gua mau kerumah Ashel sekarang juga, gua labrak sekalian cowo barunya."

Marsha memperlihatkan ototnya yang tak seberapa itu, seolah dia menjadi Adel/Rava defender.

Rava tertawa melihat nya.

"Kenapa lo? gua gapapa." Tawa Rava semakin kencang

"Ih kok malah ngetawain gua, gua tuh mau belain lo ya." kesal Marsha karena ditertawakan namun dia kembali duduk.

"Hadeuh badan kecil aja sok sokan mau bantai cowo barunya dia, langsung K.O yang ada."

"Ngece banget, gini gini gua pernah ikutan nge Gym walaupun sekali." remeh Marsha

"Iyaa deh percayaaa." Rava sudah enggan berdebat lebih lanjut tentang hal itu sambil mengelus rambut Marsha.

Walaupun sudah berteman sedari kecil, Marsha yang diperlakukan seperti itu tetap saja salah tingkah.

"Tiap lo elus kepala gua atau ngasih perhatian ke gua, jantung gua yg gabaik baik aja, padahal dari kecil lo selalu gituin gua." batin Marsha berpura pura memandang sinis orang yang disebelahnya.

Kak Marsha kak Marsha, jangan denial sama perasaannya sendiri dong.

...

"Cha, gua mau main balon sabun ya, lo tunggu disini aja atau mau ikut main?" tanya Rava yang sudah berdiri dan bersiap bermain main.

Rava terkadang memanggil Marsha dengan sebutan Acha, itu panggilan kecil Marsha, dan yang boleh memanggilnya seperti itu hanya orang orang terdekatnya saja.

Marsha sudah tidak heran dengan kelakuan Rava yg terkadang diluar nalar,
jika Rava merasa kesepian, sedih, dan moodnya sedang kacau, dia akan melakukan atau membuat sesuatu sesuka hatinya,
Selain itu, Rava suka melukis, lukisan yang dapat dipahami maupun lukisan abstrak yang hanya dimengerti oleh Rava sendiri.

Padahal dia mempunyai sahabat lain, tetapi namanya juga Introvert, pastinya punya waktu buat sendirian.

...

"Gua ikutann" Marsha lari menghampiri Rava bersemangat untuk bermain

Rava dan Marsha sangat menikmati bermain bola sabun itu, mereka beradu balon siapa yang terbang paling jauh sebelum balon itu meletup.

Mereka tertawa lepas, berlarian saling mengejar, seperti lupa saja padahal sebelumnya ada masalah.

Berakhir Marsha dikejar oleh Rava karena Marsha menempelkan bekas sabun ke tangan Rava untuk membersihkannya.

...

"Pliss Rava, jangan, nanti gua kotor ih."

Marsha mulai terpojok dan tangannya kedepan seolah olah untuk menahan Rava berbuat macam macam kepadanya.

"Hahaha Hayo, kena lo." Rava terus menerus meledek Marsha yang terpojok

"Avaaa plis udah, Acha capeeeee."

Ntah mengapa setiap kali Marsha memanggil dirinya dengan nama, Rava akan segera nurut

"Duduk lagi yuk." Acha langsung menggandeng Rava kembali ke tempat duduk mereka.
Entah mengapa Rava langsung mengikutinya.

...

"Gua suka kalo lo ketawa, soalnya jadi ilang matanya, lucu."

"Gua gatau itu pujian atau ejekan, tapi makasih." jawab Rava.

"Kenapa sih, walaupun lo itu ngeselin banget banget, pandangan lo itu adem banget, gua betah banget ngeliatin lo sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun, ah gitulah." batin marsha, tanpa tersadar ia sedang melamun melihat Rava.

"Cha, udah mau maghrib, gua harus jemput Atin di rumah temennya, ayo pulang." Rava melihat jam di ponselnya.

"Marsha, Acha, matcha,hei." Rava menggerakan tangannya di depan muka Marsha.

Rava berjalan sedikit meninggalkan Marsha lalu berteriak

"Cha, hati hati kakinya dimakan buaya muara."

Seketika Marsha tersadar dari lamunannya

"Mana buaya nya, jangan makan aku, aku takut." panik Marsha, Rava yang melihatnya pun tertawa

"RAVA KOK AKU DITINGGAL." Marsha kesal lalu berlari menuju Rava dan memukuli bahu Rava

"Hahaha lagian lo kenapa melamun sih, mikirin apaan?" meskipun kesakitan Rava tetap tertawa karena berhasil membuat Marsha kesal.

"Kepooo." jawab marsha.

"Iyaa deh."

...

Lalu Rava menjalankan motornya dan  pulang ke rumah untuk mengantarkan Marsha terlebih dahulu dan setelah itu dia akan menjemput adiknya terlebih dahulu.

...

Setelah sampai di rumah Marsha

"Gua langsung aja ya cha, salam buat bunda." Rava sambil menerima helm yang dipakai Marsha

"Yaudah deh, hati hati ya, jangan galau."

"kalo galau panggil gua buat nemenin lo, seenggaknya kalo lo bundir ada dokumentasinya." ucap Marsha berlari ke rumahnya dan meninggalkan Rava yang hampir marah.

"Dasar bocil berani berani nya." Rava hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya, lalu ia membuka ponselnya untuk mengechek alamat rumah teman Atin itu.








***
Hai, gimana part ini?

Disini belum banyak bertemu pemeran lain, pastinya masih banyak yang belum diketahui, termasuk sahabat Rava, dan lingkungan sekolah Rava, bahkan cerita tentang hubungan sebelumnya dengan Ashel

Kayanya ketemu kak Chika nya masih beberapa part lagi, dan sebelum bertemu kak Chika, akan ada orang baru lagi yang bertemu dengan Rava,

ada yang mau request siapa orangnya?
boleh di komentar

Terima kasih yang udah baca juga ngevote cerita ini, jadi semakin semangat buatku nulis cerita ini.

Author meminta maaf jika banyak kesalahan di dalam cerita

Maaf apabila Update sesuka Author

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang